Meski Dibom Amerika 70 Kali dalam 24 Jam, Pemimpin Houthi Tegaskan Yaman Tak Gentar dan Tetap Berada di Garda Depan Bela Palestina
Pemimpin Ansarallah, Abdul Malik al-Houthi, menegaskan akan menghentikan dukungan mereka terhadap Palestina.

Pemimpin kelompok Ansarallah Yaman, Abdul Malik al-Houthi, dengan tegas menyatakan semakin ganasnya serangan militer Amerika Serikat (AS) di Yaman tidak akan menghentikan dukungan mereka terhadap Palestina. Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato yang disiarkan televisi pada 28 Maret 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Quds Internasional. Pidato tersebut disampaikan sebagai respons atas lebih dari 70 serangan udara AS di Yaman hanya dalam waktu 24 jam.
Houthi mengatakan AS berupaya mengisolasi rakyat Palestina dan menekan negara-negara yang mendukung Palestina, termasuk Iran, Irak, Lebanon, dan Afrika Selatan. Malik al-Houthi juga mengecam AS karena membungkam suara-suara kemanusiaan di AS dan Eropa dengan dalih anti-Semitisme. Lebih lanjut, Houthi secara keras mengutuk apa yang disebutnya sebagai genosida yang dilakukan AS dan Israel terhadap warga sipil Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan.
“Musuh AS dan Israel melakukan genosida terhadap anak-anak dan perempuan, membunuh bayi bahkan di kamar bayi rumah sakit, dan menganggap manusia seperti binatang,” tegas al-Houthi, dikutip dari The Cradle, Senin (31/3).
Saat Houthi menyampaikan pidatonya, pesawat tempur AS kembali menyerang Yaman, melancarkan puluhan serangan udara pada Jumat malam di provinsi Sanaa, Sadaa, dan Al-Jawf. Secara total, AS membom Yaman lebih dari 70 kali dalam kurun waktu 24 jam.
Meskipun menghadapi serangan udara AS yang gencar, Houthi menegaskan bahwa operasi militer Yaman, baik di laut maupun serangan rudal terhadap apa yang disebutnya 'entitas Zionis' (Israel), akan tetap berlanjut. Ia menekankan jutaan warga Yaman telah turun ke jalan untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Ansarallah dan perjuangan Palestina.
“Kehadiran rakyat kami mengekspresikan keinginan seluruh penduduk, membawa pesan yang kuat kepada AS, yang frustrasi oleh negara yang menolak untuk tunduk,” kata Houthi dalam pidatonya, menyoroti bahwa tunduk kepada AS dan Israel adalah “memalukan,” tegasnya.
“Walaupun AS mengklaim menargetkan kemampuan militer, mereka menyerang wilayah sipil di Sanaa dan provinsi lainnya. AS gagal dan tidak akan memengaruhi operasi militer kami di laut atau serangan rudal terhadap entitas Zionis,” tambahnya.
Pada Kamis, serangan besar-besaran AS dan Inggris menargetkan beberapa wilayah Yaman, termasuk ibu kota dan bandara sipil utamanya. Presiden AS Donald Trump tenyetujui serangan malam hari terhadap Yaman sebagai tanggapan atas serangan rudal pro-Palestina terhadap Israel dan operasi angkatan laut yang intens terhadap kapal perang AS di Laut Merah.
Ansarallah telah secara aktif terlibat dalam serangan terhadap rezim Israel dan pengiriman barang terkait Israel di Laut Merah untuk mendukung Hamas di Gaza. Meskipun sempat menangguhkan serangan tersebut pada Januari 2025 setelah gencatan senjata di Gaza, Ansarallah kembali melanjutkannya setelah Israel memblokade bantuan ke Gaza. Hal ini menunjukkan komitmen Ansarallah yang teguh dalam mendukung perjuangan Palestina.