Paus Fransiskus Desak Penyelidikan Dugaan Genosida Israel di Jalur Gaza
Serangan kejam dan brutal Israel sejak 7 Oktober 2023 menyebabkan Jalur Gaza menjadi hampir tidak layak huni.
Paus Fransiskus meminta agar dilakukan penyelidikan apakah tindakan brutal Israel di Jalur Gaza merupakan genosida, menurut laporan kantor berita Vatikan pada Minggu (17/11).
"Menurut beberapa ahli, apa yang terjadi di Gaza memiliki ciri-ciri genosida. Hal ini perlu diselidiki dengan hati-hati untuk menentukan apakah kejadian tersebut sesuai dengan definisi teknis yang dirumuskan oleh para ahli hukum dan badan internasional," ungkap Paus Fransiskus dalam kutipan saat wawancara untuk buku terbarunya, "Hope Never Disappoints: Pilgrims Towards a Better World," yang akan dirilis dalam waktu dekat, seperti dilansir Anadolu, Senin (18/11).
"Saya terutama memikirkan mereka yang meninggalkan Gaza di tengah kelaparan yang menimpa saudara-saudara Palestina mereka, mengingat kesulitan untuk memasukkan makanan dan bantuan ke wilayah mereka," lanjut Paus.
Pernyataan ini merujuk pada blokade Israel yang menyebabkan terbatasnya bantuan bisa masuk ke Jalur Gaza. Bantuan ini sangat dibutuhkan oleh lebih dari 2 juta penduduk di wilayah tersebut. Sejak 7 Oktober 2023, Israel terus melanjutkan serangan yang menghancurkan di Jalur Gaza, membunuh hampir 44.000 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Paus Fransiskus sering kali menyayangkan tingginya angka korban akibat perang Israel di Jalur Gaza. Namun, menurut laporan dari Al Jazeera, seruannya untuk melakukan penyelidikan ini merupakan kali pertama dia secara terbuka menggunakan istilah "genosida" dalam konteks serangan militer Israel di Gaza.
Pemimpin umat Katolik sedunia ini kerap menyuarakan penderitaan rakyat Palestina di Gaza. Pada September, ia mengecam pembunuhan anak-anak Palestina dalam serangan Israel di Jalur Gaza dan mengkritik keras serangan udara Israel di Lebanon yang melampaui "batas moral."