Saudi Eksekusi Dua pejabat Pertahanan karena Berkhianat Kepada Negara
Penangkapan dua mantan personel tersebut terjadi atas laporan berbagai kejahatan militer pada September 2017.
Arab Saudi menghukum mati dua personel Kementerian Pertahanan setelah terbukti bersalah melakukan pengkhianatan. Demikian laporan Saudi Pers Agency kemarin.
Saudi Eksekusi Dua pejabat Pertahanan karena Berkhianat Kepada Negara
Penangkapan dua mantan personel tersebut terjadi atas laporan berbagai kejahatan militer pada September 2017.
Kedua personel tersebut merupakan seorang pilot dan sersan mayor bernama Letnan Kolonel Pilot Majid bin Musa Awad al-Balawi dan Sersan Kepala Yousef bin Reda Hassan al-Azouni.
Setelah dilakukannnya penyelidikan atas tindakan-tindakan mereka, al-Balawi divonis bersalah melakukan pengkhianatan militer dan tidak menjaga kepentingan bangsa serta kehormatan dalam dinas militer.
Sedangkan penyelidikan terhadap al-Azouni memberikan bukti bahwa ia bersalah melakukan pengkhianatan dalam tiga bentuk yaitu, pengkhianatan level tinggi, nasional, dan militer. Selain itu terdapat juga tuduhan yang memberikan kejelasan bahawa al-Azouni tidak menjaga kepentingan bangsa serta kehormatan dalam dinas militer.
Laporan SPA menambahkan, kedua individu yang divonis telah diberikan semua hak hukum mereka. Keduanya mengakui tuduhan yang diarahkan kepada mereka setelah penyelidikan.
Perintah kerajaan dikeluarkan setelah tuduhan pengkhianatan mereka terbukti, ditinjau, dan disetujui.
Hukuman mati dilaksanakan pada hari Kamis di bawah kewenangan wilayah Taif, demikian laporan SPA.
Pernyataaan pengkhianatan tersebut tidak memberikan rincian mengenai pelanggaran yang dilakukan.
Sumber: Alarabiya
Saudi terlibat dalam konflik di Yaman pada 2017 dengan membentuk koalisi militer. Mereka memerangi kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran sejak 2015.
Pertempuran sebagian besar telah mereda, namun Riyadh masih berjuang untuk melepaskan diri dari konflik yang menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan jutaan warga Yaman menghadapi kelaparan dan penyakit.
Arab Saudi semakin mendapat sorotan global atas catatan hak asasi manusianya. Kelompok hak asasi manusia bernama Amnesty Internasional telah meminta Riyadh untuk menghentikan penggunaan hukuman mati dengan alasan adanya tuduhan penyiksaan dan pengadilan yang tidak adil.
Amnesty mengatakan pekan lalu Saudi telah mengeksekusi 100 orang pada tahun ini dan 196 orang pada tahun 2022. Jumlah eksekusi ini merupakan jumlah tertinggi yang tercatat dalam 30 tahun terakhir.