"Saya Kecanduan Nonton Porno, Saya Ingin Berhenti Tapi Tidak Bisa"
Jepang menghadapi masalah serius terkait tingginya tingkat kecanduan pornografi internet, khususnya di kalangan pemuda.
Jepang, sebuah negara yang dikenal dengan budayanya yang seringkali konservatif, kini menghadapi masalah serius terkait tingginya tingkat kecanduan pornografi internet, khususnya di kalangan pemuda.
"Saya Kecanduan Nonton Porno, Saya Ingin Berhenti Tapi Tidak Bisa"
Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengakui kecanduan terhadap pornografi internet sebagai bentuk gangguan mental pada tahun 2018.Pengakuan ini telah memunculkan kesadaran global akan dampak negatif yang mungkin timbul dari paparan berlebihan terhadap konten dewasa di dunia maya.
Salah satu kisah nyata yang menggambarkan dampak buruk dari kecanduan ini adalah seorang pria muda berusia 20-an di Kamakura, Prefektur Kanagawa.
Ia mengunjungi sebuah klinik jiwa dengan keluhan bahwa ia tidak dapat menghentikan kebiasaannya menonton pornografi internet.
Dampak dari ketergantungan ini tidak hanya mempengaruhi kualitas hidupnya secara umum, tetapi juga memaksa dirinya untuk mengulang satu tahun di universitasnya, menggambarkan betapa seriusnya masalah ini.
Dr. Hiroyuki Ide, direktur klinik yang memeriksa pemuda itu menjelaskan, kecanduan pornografi internet memiliki kemiripan dengan ketergantungan pada alkohol dan obat-obatan. Ini menunjukkan kompleksitas masalah ini dan pentingnya penanganan yang tepat.
Mengejutkan
Hasil survei yang dilakukan oleh Daisuke Ito, seorang profesor asosiasi psikologi klinis, dan Yushun Okabe, seorang peneliti di Masyarakat Jepang untuk Promosi Ilmu Pengetahuan, mencerminkan besarnya masalah ini. Survei melibatkan lebih dari seribu orang dewasa di Jepang pada tahun 2022, dan menunjukkan 7,3% dari responden mengaku memiliki kebiasaan menonton pornografi yang bermasalah.
Lebih mengejutkan lagi, setengah dari mereka menunjukkan gejala gangguan mental serius seperti depresi dan kecemasan.
Kecanduan pornografi internet juga tidak memandang usia. Survei terhadap mahasiswa di universitas Jepang pada tahun 2021 menemukan bahwa 5,7% dari mereka menghadapi kesulitan dalam mengendalikan kebiasaan menonton pornografi, yang berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari mereka.
Mereka melaporkan kecanduan ini mengganggu waktu tidur, hobi, belajar, dan pekerjaan rumah mereka.
Akses yang mudah ke konten tersebut telah memunculkan tantangan baru dalam mengatasi masalah ini, tetapi pemahaman akan dampak negatifnya adalah langkah pertama dalam melindungi kesejahteraan individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Sumber: Mainichi
merdeka.com