Seperti Manusia, Gajah Memanggil Kawanan Mereka dengan Nama Masing-Masing
Seperti Manusia, Gajah Memanggil Kawanan Mereka dengan Nama Masing-Masing
Ilmuwan mempelajari cara gajah berkomunikasi dengan sesamanya.
-
Mengapa gajah dewasa memanggil gajah anak? Panggilan dengan menggunakan nama biasanya dilakukan oleh gajah-gajah yang berjauhan dan biasanya dilakukan oleh gajah dewasa kepada gajah anak-anak.
-
Apa yang dilakukan gajah saat mendengar nama mereka? Para peneliti mengatakan bahwa ketika memutar rekaman suara dari teman atau anggota keluarga seekor gajah yang memanggil nama mereka, gajah tersebut merespons dengan positif dan 'penuh semangat'.
-
Siapa yang mempelajari nama gajah? Mickey Pardo, ahli biologi akustik dari Laboratorium Ornitologi Cornell dan salah satu penulis dari studi ini, mengatakan bahwa gajah memiliki kemampuan untuk memanggil anggota tertentu dari keluarga mereka dengan panggilan yang unik.
-
Bagaimana ilmuwan mempelajari nama gajah? Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Artificial Intelligence (AI), tim peneliti menyaring 'suara gemuruh' gajah-gajah tersebut di antara tahun 1986 dan 2022. Dengan algoritma pemelajaran mesin, para peneliti mengidentifikasi 469 panggilan yang berbeda, termasuk 101 gajah yang mengeluarkan panggilan dan 117 gajah yang menerima panggilan.
-
Bagaimana gajah menunjukkan rasa empati? Gajah memiliki struktur sosial yang kompleks dan sering terlibat dalam ritual pemakaman serta merasakan duka jika kehilangan anggota keluarga.
-
Bagaimana memisahkan gajah kecil dan besar? Bagaimana cara memisahkan gajah kecil dengan gajah besar?Jawaban: tinggal diayak saja.
Seperti Manusia, Gajah Memanggil Kawanan Mereka dengan Nama Masing-Masing
Penelitian terbaru mengungkapkan gajah mungkin memiliki kemampuan mengejutkan, yaitu memanggil satu sama lain dengan menggunakan nama masing-masing.
Ilmuwan mempelajari 469 panggilan gajah, yang dikenal sebagai "gemuruh," dari gajah liar Afrika di Kenya.
Peneliti menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu analisis, karena panggilan yang digunakan gajah sulit dipahami oleh manusia.
Gajah tampaknya memiliki "seperti nama" dalam panggilan mereka. Ketika panggilan tersebut diulang, masing-masing gajah dapat mengenali dan merespons dengan tepat.
Studi ini dipublikasikan di Jurnal Ekologi dan Evolusi Alam.
Mickey Pardo, peneliti utama studi ini, menjelaskan gajah menggunakan simbol yang dibuat-buat untuk membicarakan satu sama lain.
Penemuan ini menunjukkan gajah memahami hubungan antara suara yang mereka buat dengan gajah tertentu yang mereka maksud.
Hewan lain seperti lumba-lumba dan burung parkit juga
berkomunikasi satu sama lain. Berbeda dengan lumba-lumba dan burung parkit, gajah tidak meniru suara lawan bicaranya. Sebaliknya, nama mereka lebih mirip nama manusia, seperti "Emily" atau "John".
Para peneliti, termasuk ahli dari Universitas Negara Bagian Colorado serta organisasi Save the Elephants dan ElephantVoices, mengamati gajah bereaksi berbeda ketika mendengar "nama" mereka sendiri.
Gajah mendekat lebih cepat, mengeluarkan suara lebih sering, dan berkomunikasi lebih banyak ketika mendengar nama mereka dibandingkan dengan nama gajah lain. Hal ini menunjukkan gajah dapat mengenali dan merespons nama mereka sendiri.
Peneliti belum bisa menentukan nama spesifik untuk masing-masing gajah, dan mereka juga belum memastikan apakah gajah yang berbeda menggunakan nama yang sama untuk satu sama lain.
Tahap selanjutnya dari penelitian ini adalah mengumpulkan lebih banyak data untuk memahami bagaimana nama gajah dibentuk dan digunakan.
Para ahli kognisi hewan percaya pemberian nama menunjukkan tingkat kecerdasan yang tinggi. Caitlin O’Connell-Rodwell, seorang peneliti di Harvard Medical School dengan pengalaman tiga puluh tahun mempelajari gajah, melihat temuan ini sebagai bukti kemampuan gajah untuk membayangkan dan berbicara dengan gajah lain meskipun mereka tidak dapat melihatnya.
Dia berpendapat gajah mungkin memiliki kemampuan yang lebih luas dalam menggunakan bahasa.
Pardo, yang kini menjadi mahasiswa pascadoktoral di Universitas Cornell, menekankan temuan ini menggarisbawahi pentingnya hubungan sosial gajah.
Dia berpendapat gajah hanya perlu mempelajari nama satu sama lain jika mereka benar-benar peduli dan perlu berinteraksi.
Para ahli telah lama mengakui kemampuan kognitif dan kapasitas empati gajah yang luar biasa.
Hewan besar yang ditemukan di sebagian Afrika dan Asia ini dapat hidup hingga 70 tahun di alam liar. Gajah juga terlihat berduka atas kehilangan anggota komunitasnya dan menunjukkan kegembiraan saat berkumpul kembali dengan teman-temannya setelah berpisah.