Setelah Suriah, Kini Donald Trump Tarik Ribuan Personel Militer AS dari Afghanistan
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana menarik pulang ribuan pasukan militer dari Afghanistan. Perintah tersebut dibuat setelah Trump mengumumkan penarikan pasukan dari Suriah, dengan klaim kelompok ISIS telah dikalahkan.
Mengutip para pejabat yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip dari BBC, Jumat (21/12), sekitar 7.000 atau setengah dari jumlah tentara bertugas di Afghanistan akan dipulangkan dalam beberapa bulan ke depan.
Trump sebelum pemilihannya memang telah berulang kali mengatakan ingin menarik pasukan AS dari Afghanistan. Namun, hal itu tidak dilakukan di tahun pertama pemerintahannya karena kebangkitan kelompok Taliban di Afghanistan saat itu.
-
Siapa yang akan bertugas di wajib militer baru? 'Para remaja putra yang berusia 18 tahun akan menerima kuesioner dari kami yang berisi pertanyaan tentang kualifikasi, minat, kecintaan terhadap olahraga, dan apakah mereka tertarik menjadi sukarelawan di angkatan bersenjata,' kata Menhan Boris Pistorius pada konferensi pers di Berlin, dikutip dari Antara.
-
Siapa yang mengucapkan kata-kata tentara? 'Jangan pernah kau merasa lelah untuk bangsamu ini. Berikanlah yang terbaik dengan kemampuan dan kerja kerasmu. Jagalah kami dan negara tercinta ini. Indonesia milik kita, jangan pernah sampai dimiliki oleh lainnya.'
-
Dimana Diplomat bertugas? Mereka bertugas sebagai seorang utusan, perwakilan, dan pelindung kepentingan negaranya dengan negara penempatannya.
-
Siapa yang mundur karena data negara bocor? Kejadian tersebut menyebabkan Presiden Sistem Pensiun Jepang, Toichiro Mizushima mengundurkan diri dari jabatannya.
-
Bagaimana kata-kata tentara dibagikan? Berikut merdeka.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (4/10), mengenai 55 kata-kata tentara yang penuh perjuangan untuk dapat Anda bagikan di media sosial.
-
Siapa yang memimpin pasukan Amerika? Pasukan Amerika sendiri dipimpin oleh Mayor Jenderal William F. Dean, seorang veteran Perang Dunia II.
Keputusan Trump yang cenderung impulsif ini mengundang kritikan dari berbagai pihak, khususnya para anggota parlemen AS. Bahkan hari ini, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengumumkan pengunduran diri dengan alasan perbedaan pandangan soal hal militer dengan Trump.
"Karena Anda memiliki hak untuk punya menteri pertahanan yang pemikirannya lebih selaras dengan Anda, maka saya memutuskan ini waktu tepat untuk saya mundur dari posisi tersebut," tulis Mattis dalam sepucuk surat ditujukan untuk Trump.
Di sisi lain, para pejabat Afghanistan menanggapi keputusan Trump dengan tenang. Mereka mengaku tidak khawatir dengan penarikan pasukan AS dari negara tersebut.
"Fakta bahwa ribuan pasukan asing dengan peran utama sebagai penasihat dan pendukung teknis akan ditarik dari Afghanistan, tidak akan membawa dampak pada situasi keamanan negara kami," kata juru bicara kepresidenan Afghanistan, Harun Chukhansori.
Sebab, kata Chukhansori, pasukan Afghanistan tetap akan berupaya melindungi negara tersebut meski tanpa bantuan pihak asing.
"Pasukan keamanan Afghanistan memiliki tanggung jawab penuh untuk urusan keamanan sejak 2014 lalu," jelasnya.
Sementara itu dari laporan militer AS, pasukan Taliban menguasai sebagian besar wilayah Afghanistan. Sementara berdasarkan penelitian BBC pada Januari lalu, sekitar 70 persen militan Taliban masih aktif di negara tersebut.
(mdk/ias)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Juli lalu perlemen Turki mengajukan rancangan undang-undang untuk mencabut kewarganegaraan Turki bagi mereka yang ikut berperang membantu Israel di Gaza.
Baca SelengkapnyaIsrael Umumkan Bakal Tarik Mundur Ribuan Pasukan dari Gaza, Ternyata Ini Alasannya
Baca SelengkapnyaPentagon Perintahkan Ribuan Tentara Amerika Bersiap Perang di Gaza
Baca SelengkapnyaPejabat-Pejabat Kemlu AS Mundur karena Kebijakan Joe Biden di Gaza
Baca SelengkapnyaPentagon meminta 2.000 pasukan bersiap untuk dikerahkan ke Timur Tengah untuk mendukung Israel.
Baca SelengkapnyaMiliter Israel Diguncang Isu Pembangkangan, Sejumlah Pejabat Tinggi Mengundurkan diri
Baca SelengkapnyaTerdapat sejumlah langkah arah kebijakan pemerintah terkait penataan tenaga non-ASN.
Baca SelengkapnyaTentara Israel Jadi Cacat Pulang dari Perang di Gaza, Jumlahnya Terus Bertambah
Baca SelengkapnyaIzin sementara selama tiga bulan juga diberikan kepada perusahaan swasta untuk membawa pekerja.
Baca SelengkapnyaPasukan satuan tugas (Satgas) pengamanan perbatasan Indonesia-Timor Leste ditarik kembali ke satuannya masing-masing
Baca Selengkapnya