Taylor Swift Bikin Panas Hubungan Thailand dan Singapura, Begini Duduk Perkaranya
Taylor Swift Bikin Panas Hubungan Thailand dan Singapura, Begini Duduk Perkaranya
Penyanyi pop asal Amerika Serikat Taylor Swift kini tengah menjalani tur dunia bertajuk Eras Tour. Saat ini, dia sedang berada di kawasan Asia-Pasifik, bepergian ke Singapura dan Jepang.
-
Siapa yang kalahkan Taylor Swift? Pencapaian luar biasa ini menempatkannya di puncak daftar musisi perempuan terkaya di dunia, melampaui Rihanna yang sebelumnya menduduki posisi tersebut dengan kekayaan bersih sebesar 1,4 miliar dolar Amerika Serikat (Rp219 triliun).
-
Apa sumber kekayaan Taylor Swift? Sebagian besar kekayaan Swift berasal dari royalti album-album rekaman ulangnya. Swift dengan bijak mengambil langkah untuk merekam ulang beberapa albumnya setelah sengketa dengan mantan label rekamannya.
-
Mengapa kekayaan Taylor Swift meningkat? Kenaikan tajam dalam kekayaannya tidak lepas dari kesuksesan tur dunianya yang sangat fenomenal, Eras Tour.
-
Kapan Prilly nonton konser Taylor Swift di Singapura? Meskipun sibuk dengan aktivitas di industri hiburan tanah air, Prilly Latuconsina mendapat kesempatan untuk menonton konser Taylor Swift di Singapura pada hari Minggu (3/3).
-
Bagaimana Taylor Swift menjadi miliarder? Bloomberg melaporkan bahwa Swift pertama kali mencapai status miliarder pada Oktober 2023. Pencapaian ini dipicu oleh perilisan album barunya, tur Eras, dan film konser yang juga sukses besar.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Singapura? Syahrini Tinggal di Singapura dengan Suaminya dan Sering Berbagi Momen Jalan-jalan di Sana.
Taylor Swift Bikin Panas Hubungan Thailand dan Singapura, Begini Duduk Perkaranya
Namun, Swift mengabaikan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Singapura menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang akan dikunjungi penyanyi berusia 34 tahun itu.
Pasalnya, ia akan mengadakan konser selama 6 hari di Singapura. Pertanyaannya, mengapa hanya Singapura?
Dilansir laman Firstpost, Selasa (20/2), Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, mengklaim bintang pop tersebut memiliki perjanjian yang menyatakan dia hanya akan tampil di Singapura dan tidak di tempat lain Asia Tenggara.
Tidak dapat disangkal Taylor Swift menjadi berita utama di mana-mana. Sebelumnya dia sempat menjadi pusat kontroversi di Amerika Serikat. Partai Republik menuduhnya mencoba mempengaruhi pemilihan presiden.
Kini Swift menjadi sorotan di tengah perselisihan antara Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Pada iBusiness Forum 2024 di Bangkok, Thavisin mengklaim promotor konser Taylor Swift, AEG, telah ditawari subsidi sebesar USD 2-3 juta per pertunjukan oleh pemerintah Singapura sebagai bagian dari perjanjian eksklusivitas.
"AEG tidak bilang kepada saya berapa angka persisnya tapi mereka mengatakan pemerintah Singapura menawarkan subsidi di kisaran USD 2-3 juta," kata Thavisin seperti dikutip the Guardian.
"Tapi pemerintah Singapura pintar. Mereka meminta (panitia) tidak menggelar pertunjukkan apa pun di Asia (tenggara)."
Ikon pop Amerika ini akan menggelar enam kali konser yang tiketnya terjual habis di National Stadium Singapura yang berkapasitas 55.000 kursi pada Maret mendatang.
Eras Tour merupakan tur terbesar Taylor yang menampilkan 151 pertunjukan di lima benua. Tur ini menjadi tur dunia terlaris sepanjang masa, karena melampaui pendapatan USD 1 miliar. Konser Taylor Swift telah dianggap meningkatkan perekonomian di tempat dia tampil.
Misalnya, Bloomberg melaporkan perekonomian Melbourne meningkat sebesar USD 1,2 miliar setelah ia tampil di kota tersebut. Selain itu selama turnya di AS akhir tahun lalu, majalah TIME mencatat tur tersebut diproyeksikan menghasilkan hampir USD 5 miliar untuk konsumen Amerika Serikat saja.
“Jika Taylor Swift adalah sebuah perekonomian, ia akan menjadi lebih besar dari 50 negara,” kata Dan Fleetwood, Presiden QuestionPro Research and Insights, dalam sebuah artikel untuk GlobeNewsWire.
Laporan dari penyedia survei QuestionPro memperkirakan setiap pertunjukan Eras menghasilkan sekitar USD 36 juta pengeluaran langsung dan tidak langsung untuk perekonomian lokal, mendukung lebih dari 300 lapangan kerja per pertunjukan.
Begitulah dampak turnya sehingga para ekonom menjulukinya sebagai ‘TSwift Lift’ – dampak ekonomi yang dirasakan ketika turnya datang ke kota-kota.
Dan para pemimpin dunia juga ikut-ikutan mengikuti Swift, memintanya untuk tampil di negara mereka. Anggota parlemen dan pemimpin dari Kanada, Australia, Thailand, dan Chile semuanya mengirim tweet ke Taylor Swift, memintanya untuk konser di negara mereka.
Kunjungannya ke Jepang juga memberikan manfaat bagi perekonomian negara tersebut. Menurut Mitsumasa Etou, juru bicara platform penelitian Economic Effects NET dan dosen paruh waktu di Tokyo City University, konser Taylor diperkirakan menghasilkan 34,1 miliar yen, menjadikannya acara musik paling signifikan di Jepang dalam hal proyeksi dampak ekonomi.
Menjelang konsernya di Singapura, yang dijadwalkan pada 2-9 Maret, negara kota ini juga menyaksikan dampaknya. Konser Taylor Swift diperkirakan akan menarik para Swifties dari seluruh wilayah, dan mendatangkan uang dari turis.
Menurut Presiden Traveloka Caesar Indra, pemesanan penerbangan meningkat enam kali lipat, yang menunjukkan betapa besarnya popularitas pariwisata berbasis konser.
Selain itu, pemesanan hotel di beberapa hotel bintang tiga dan empat telah meningkat lebih dari 20 persen, menurut laporan lokal.