Jokowi Ungkap Kendala Konser Musik di Indonesia: Izin Ruwet, Padahal Kualitas Suara Sound Coldplay di GBK Bagus
Menurut Jokowi, perizinan yang sulit bagi penyelenggara membuat sejumlah acara seperti konser musik di tanah air terkendala.
Menurut Jokowi, perizinan yang sulit bagi penyelenggara membuat sejumlah acara seperti konser musik di tanah air terkendala.
Jokowi Ungkap Kendala Konser Musik di Indonesia: Izin Ruwet, Padahal Kualitas Suara Sound Coldplay di GBK Bagus
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap kendala konser musik di Indonesia. Menurut Jokowi, perizinan yang sulit bagi penyelenggara membuat sejumlah acara seperti konser musik di tanah air terkendala.
Jokowi lantas menyinggung konser penyanyi Taylor Swift di Singapura pada Maret 2024 lalu. Konser musisi asal Amerika Serikat yang diselenggarakan selama enam hari itu berdampak signifikan terhadap pemasukan uang ke Singapura. Bahkan dikatakan Jokowi, aliran uang dari Indonesia masuk ke negeri berjuluk tiga singa karena banyak WNI yang menonton konser tersebut. Terlebih Singapura menjadi satu-satunya negara di ASEAN yang menggelar konser tersebut.
Jokowi kemudian menyinggung konser band Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, pada November 2023 lalu. Menurut Jokowi, Indonesia hanya dapat menggelar konser satu hari band asal Inggris tersebut. Sementara Singapura mampu menggelar konser hingga enam hari.
"Sekali lagi, yang nonton itu separuh adalah dari Indonesia. Saya pastikan lebih dari separuh dari Indonesia, karena di sini tiketnya baru 20 menit saja sudah habis, tapi mau nambah tidak bisa. Kenapa? saya tanya ke penyelenggara, karena memang urusan perizinan kita ruwet. Padahal yang saya dengar kualitas suara sound system waktu Coldplay di GBK dengan yang di sana, itu bagus yang di sini," kata Jokowi saat Peresmian Peluncuran Digitalisasi Layanan Perizinan Penyelenggara Event di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (24/6).
Jokowi menekankan persoalan perizinan tersebut yang harus segera diselesaikan.
"Ini yang harus kita tepuk tangani. Tapi hanya dapat sehari. Inilah yang harus kita selesaikan," ujar Jokowi.
Jokowi juga menyinggung penyelenggaraan Piala dunia tahun 2022 di Qatar. Menurut Jokowi, ajang sepak bola lima tahunan yang mempertemukan perwakilan dari setiap benua itu bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi di Qatar dari tahun sebelumnya hanya 1,5 persen melompat jadi 4,3 persen.
"Pada saat penyelenggaraan dan Qatar berani mengeluarkan uang untuk event itu 220 billion USD, kalau dirupiahkan 3.600 Triliun, di atas APBN kita setahun. Kenapa dia berani mengeluarkan itu? uang sebanyak itu? ya karena pasti return-nya lebih besar dari ini, keuntungannya pasti lebih besar dari ini. Pada saat pembukaan jumlah yang nonton 60 ribu yang datang ke sana, tapi yang nonton lewat TV lebih dari 3 juta. Itu sudah keuntungan promosi sebuah negara," kata Jokowi.