Tiga Kali Hitung Ulang, Joe Biden Tetap Unggul dari Trump di Georgia

Merdeka.com - Georgia mengesahkan kembali hasil pemilihan presiden pada Senin, di mana Joe Biden ditetapkan sebagai pemenang menyusul tiga kali penghitungan ulang suara. Demikian disampaikan Sekretaris Negara Bagian Georgia, Brad Raffensperger.

Pengesahan ulang ini merupakan pukulan baru bagi petahana Donald Trump, yang terus melontarkan klaim kecurangan pilpres di negara bagian tersebut dan menyerang penyelenggara pemilu karena tak mau mengubah hasil pemilu seperti yang diinginkan.

"Hari ini adalah hari yang penting bagi integritas penyelenggaraan pemilu di Georgia dan seluruh negeri," jelas Raffensperger dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNN, Selasa (8/12).

"Warga Georgia sekarang bisa mengetahui suara mereka, dan hanya suara sah mereka, dihitung secara akurat, adil, dan terpercaya," lanjut politikus Republik ini.

Sebelumnya pada hari itu, Raffensperger mengatakan hasil penghitungan suara tetap tak akan berubah dan secara langsung mengkritik Trump karena menyebarkan kebohongan.

"Apakah itu Presiden Amerika Serikat atau kandidat gubernur yang gagal, informasi yang salah terkait penyelenggara pemilu haru dikecam dan ditolak. Integritas penting. Kebenaran penting," tegasnya dalam sebuah konferensi pers.

"Hari ini, kantor sekretaris negara bagian akan mengesahkan kembali hasil pemilihan negara bagian. Maka hari penentuan, di bawah UU Amerika Serikat untuk menunjuk pemilih, adalah besok, dan kemudian mereka akan bertemu pada 14 Desember untuk secara resmi memilih Presiden berikutnya."

Di Georgia, Biden memang lebih dari 12.000 suara, menjadi kandidat presiden Demokrat pertama yang menang di negara bagian itu selama hampir tiga dekade.

Brian Kemp mengesahkan hasil kemenangan Biden pada 20 November, menyusul audit di seluruh negara bagian, yang mencakup penghitungan manual dari hampir 5 juta surat suara.

Pejabat Georgia, termasuk Raffensperger, membantah klaim Trump terkait dugaan kecurangan pemilih yang meluas. Pada Senin, Raffensperger mengatakan penyebaran informasi yang salah terkait kecurangan pemilu merugikan wilayahnya.

"Terus melontarkan klaim yang dibantah atas kecurangan pemilu merugikan negara bagian kami," kata Raffensperger.

Kendati Trump menyatakan akan terus memperjuangkan hasil pemilu, gugatan hukum untuk mengubah atau menunda pengesahan hasil pilpres terus gagal.

Pada Senin, seorang hakim federal di Georgia menolak dua mosi yang diajukan oleh pengacara Sidney Powell yang bertujuan untuk mengubah hasil pemilu di negara bagian tersebut.

"Penggugat tidak memiliki hak untuk mengajukan klaim ini," Hakim Timothy Batten memutuskan setelah sekitar satu jam perdebatan.

Batten juga membatalkan perintah penahanan sementara yang menghentikan penyelenggara pemilu membersihkan data pemilihan terbaru dari mesin pemungutan suara Dominion di tiga county yaitu Cobb, Gwinnett dan Cherokee.

Penyelenggara pemilu di Georgia mengatakan mesin akan dibutuhkan untuk pemungutan suara awal yang dimulai pekan depan menjelang pemilihan putaran kedua Senat pada 5 Januari di negara bagian itu.

Partai Republik telah mengalihkan fokus mereka ke pemilihan putaran kedua Senat, yang akan menentukan partai mana yang mengontrol majelis. Beberapa pejabat GOP Georgia khawatir serangan berulang Trump terhadap proses pemilihan negara bagian dapat merusak peluang Partai Republik untuk memenangkan pemilihan putaran kedua tersebut.