Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tuntutan mundur berujung rusuh

Tuntutan mundur berujung rusuh Demonstran Pakistan bentrok dengan polisi. ©AFP

Merdeka.com - Ketegangan politik di jalan-jalan di ibu kota Pakistan meningkat menjadi krisis nasional dua hari lalu, setelah terjadi bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa berusaha menyerbu rumah perdana menteri hingga menyebabkan tiga orang tewas dan sedikitnya 500 lainnya terluka, meningkatkan momok keruntuhan pemerintah.

Kekerasan, di mana polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata terhadap demonstran bersenjatakan tongkat, memicu intervensi dari militer, yang memiliki sejarah panjang merebut kekuasaan selama masa kekacauan. Pada Ahad malam, kepala militer mengadakan pertemuan darurat dengan komando tertinggi militer, bergerak karena situasi di Ibu Kota Islamabad semakin memburuk, seperti dilansir surat kabar the New York Times, Senin (1/9).

Dalam sebuah pernyataan setelah itu, militer menekankan komitmennya terhadap demokrasi dan mendesak para politisi saingan untuk menyelesaikan perbedaan mereka "tanpa membuang waktu". Tapi militer juga menyatakan bahwa "penggunaan kekuatan lebih lanjut hanya akan memperburuk masalah", sebuah pernyataan yang menempatkan tekanan lebih lanjut bagi Perdana Menteri Nawaz Sharif dengan membatasi pilihan untuk menghentikan kekacauan.

Ribuan demonstran, yang dipimpin oleh politisi oposisi Imran Khan dan ulama Muhammad Tahir-ul Qadri, telah berkemah di jalan-jalan Islamabad selama lebih dari dua pekan dalam upaya untuk memaksa Sharif mengundurkan diri.

Sharif, yang berkuasa setelah memenangkan pemilu 15 bulan lalu, mengatakan permintaan tersebut "tidak bisa diterima" dan "tidak konstitusional". Tapi dia gagal menemukan negosiasi untuk menyelesaikan kebuntuan, yang telah melumpuhkan ibu kota dan membuat pemerintahnya sangat lemah.

Ribuan orang menyerbu ke arah kediaman resmi perdana menteri. Lainnya memotong pagar kawat berduri di sekitar gedung parlemen dan menabrakkan sebuah truk ke arah pagar besi. Dalam bentrokan yang berlangsung sepanjang malam, petugas paramiliter dan polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet terhadap demonstran.

Menteri Pertahanan Khawaja Muhammad Asif mengatakan pemerintah telah dipaksa untuk menggunakan kekuatan buat melindungi bangunan penting yang melambangkan negara.

"Salah satu pengunjuk rasa jatuh ke selokan dan meninggal karena serangan jantung," kata Waseem Khawaja, seorang juru bicara dari rumah sakit Pakistan Institute of Medical Sciences. Dua orang lainnya dirawat di rumah sakit meninggal akibat luka mereka.

Pada Ahad, demonstran mendirikan tenda-tenda di atas rumput di depan gedung utama parlemen, jalan terdekat dikotori dengan puing-puing, dan pertempuran antara demonstran dengan pasukan keamanan terus berlanjut sepanjang sore hari.

Khan sempat membuat beberapa pidato dari atas sebuah kontainer saat itu. "Saya adalah seorang teroris bagi Anda, Nawaz Sharif, karena Anda merasa diteror," kata dia, mengacu pada tuduhan kriminal yang dilontarkan pemerintah terhadap Khan.

Khan mengatakan dia memulai demonstrasi untuk memprotes apa yang dia katakan terkait kecurangan pemilu tahun lalu. Tapi kekacauan di Islamabad pada akhir pekan lalu menyebabkan kekhawatiran bahwa dia mungkin saja menggelincirkan demokrasi yang sudah rapuh di Pakistan dengan menciptakan kesempatan bagi adanya intervensi militer.

Dalam sebuah jumpa pers pada Ahad, Javed Hashmi, presiden partai tempat Khan berasal yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf, mengecam keputusan mantan kapten kriket Pakistan itu untuk meningkat protes pada Sabtu malam dan secara efektif mengumumkan dirinya berhenti dari partai.

Hashmi mengatakan Khan telah menolak para pemimpin senior partai yang menentang keputusannya dan menyatakan Khan telah dipengaruhi oleh "sinyal" dari luar, yang tampaknya mengacu pada intervensi militer.

"Imran Khan akan bertanggung jawab jika darurat militer diberlakukan di negeri ini," ujar Hashmi kepada wartawan.

Kemudian pada Ahad, Khan mengatakan dalam sebuah pidato bahwa dia "marah" dengan pernyataan Hashmi itu. "Mulai hari ini jalan kita terpisah," ucap Khan.

Perdana Menteri Sharif mencapai Islamabad dari Lahore pada Ahad untuk melakukan pembicaraan dengan para menteri kabinet. Seorang pejabat senior di pemerintahan, berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka tentang rencananya, mengatakan pemerintah tidak berniat untuk menangkap Khan atau Qadri tapi berencana untuk "mendorong mereka keluar dari zona merah". (mdk/fas)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO Demonstran Robohkan Patung Ayah Mantan PM Bangladesh Pakai Kapak dan Ekskavator
VIDEO Demonstran Robohkan Patung Ayah Mantan PM Bangladesh Pakai Kapak dan Ekskavator

Video Demonstran Bangladesh Robohkan Patung Ayah Mantan PM Pakai eskavator

Baca Selengkapnya
VIDEO Demonstran Makan-Makan dan Jarah Barang-Barang di Istana PM Bangladesh, Ada yang Ambil Baju dan Kutang
VIDEO Demonstran Makan-Makan dan Jarah Barang-Barang di Istana PM Bangladesh, Ada yang Ambil Baju dan Kutang

Sheikh Hasina digulingkan rakyatnya setelah 15 tahun berkuasa dan melarikan diri ke India.

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Pengunjuk Rasa Serbu Rumah PM Bangladesh, TV hingga Perabotan Dijarah
FOTO: Aksi Pengunjuk Rasa Serbu Rumah PM Bangladesh, TV hingga Perabotan Dijarah

Aksi penyerbuan ini dilakukan setelah PM Bangladesh Sheikh Hasina mengundurkan diri dari jabatannya.

Baca Selengkapnya
FOTO: Gelombang Demo Besar-Besaran di Israel, Puluhan Ribu Warganya Menuntut PM Benjamin Netanyahu Mundur
FOTO: Gelombang Demo Besar-Besaran di Israel, Puluhan Ribu Warganya Menuntut PM Benjamin Netanyahu Mundur

Para demonstran meminta digelarnya pemilihan umum dini dan menggulingkan Netanyahu.

Baca Selengkapnya
Belum Resmi Mulai Dibuka, Muktamar PKB Sudah Didemo Massa Bawa Spanduk 'Tangkap Muhaimin'
Belum Resmi Mulai Dibuka, Muktamar PKB Sudah Didemo Massa Bawa Spanduk 'Tangkap Muhaimin'

Tempat unjuk rasa dari lokasi Muktamar PKB sekitar 1,5 kilo meter, massa aksi diadang oleh aparat kepolisian dah pecalang

Baca Selengkapnya
Berkuasa 15 Tahun, PM Bangladesh Akhirnya Mundur Lalu Kabur ke Luar Negeri, Kantornya Dijarah Demonstran
Berkuasa 15 Tahun, PM Bangladesh Akhirnya Mundur Lalu Kabur ke Luar Negeri, Kantornya Dijarah Demonstran

Sheikh Hasina kabur menggunakan helikopter militer bersama saudara perempuannya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Demo Ricuh Depan DPR Dibubarkan Polisi, Massa Dipukul Mundur
VIDEO: Demo Ricuh Depan DPR Dibubarkan Polisi, Massa Dipukul Mundur

Situasi sempat panas karena pendemo merangsek maju berhadapan dengan polisi.

Baca Selengkapnya
Tel Aviv Chaos, Demonstran Anti-Pemerintah Bentrok dengan Aparat, Desak Netanyahu Mundur
Tel Aviv Chaos, Demonstran Anti-Pemerintah Bentrok dengan Aparat, Desak Netanyahu Mundur

Tel Aviv Chaos, Demonstran Anti-Pemerintah Desak Netanyahu Mundur

Baca Selengkapnya
Ricuh! Demonstran Desak Bubarkan Muktamar PKB Dorong Polisi dan Lempar Botol
Ricuh! Demonstran Desak Bubarkan Muktamar PKB Dorong Polisi dan Lempar Botol

Seperti diketahui, sejumlah massa menggelar aksi unjuk rasa di depan Lapangan Lagoon di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (24/8) sore.

Baca Selengkapnya
FOTO: PM Israel Masuk Rumah Sakit, Gelombang Puluhan Ribu Warga Menentang Benjamin Netanyahu Semakin Menggila
FOTO: PM Israel Masuk Rumah Sakit, Gelombang Puluhan Ribu Warga Menentang Benjamin Netanyahu Semakin Menggila

Gelombang aksi protes Benjamin Netanyahu pada pekan ke-28 ini semakin memanas setelah PM Israel jatuh sakit.

Baca Selengkapnya
Sejarah Berulang, Demo Mahasiswa Kembali Bikin Rezim Korup Tumbang
Sejarah Berulang, Demo Mahasiswa Kembali Bikin Rezim Korup Tumbang

Sejarah Berulang, Mahasiswa Kembali Bikin Rezim Korup Tumbang

Baca Selengkapnya
VIDEO: Demo Depan DPR Memanas, Massa Bakar Spanduk Keluarga Presiden Jokowi
VIDEO: Demo Depan DPR Memanas, Massa Bakar Spanduk Keluarga Presiden Jokowi

Mereka kemudian membakar spanduk besar bergambar Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, Kaesang Pangarep dan menantu Bobby Nasution

Baca Selengkapnya