Seorang anggota Suku Waiapi berjalan di jalan cagar Waiapi, Negara Bagian Amapa, Brasil, 14 Oktober 2017. Suku Waiapi merupakan penduduk asli yang menetap di hutan hujan Amazon, tepatnya antara perbatasan tenggara Guyana Prancis dan Amapa, Brasil. Jumlah anggota suku ini mencapai 1.615 orang, 905 orang diantaranya berada di delapan desa pedalaman Brasil namun kehidupan mereka kian terancam oleh rencana perusahaan tambang milik asing membuka lahan di sekitar Waiapi.

Kehidupan Suku Waiapi masih sangat tradisional, lebih menerapkan tradisi Zaman Batu dibandingkan abad ke-21. Mereka tinggal di gubuk-gubuk jerami yang tersembunyi di balik lebatnya pepohonan dipadu cara berpakaian yang hanya menggunakan sehelai kain merah serta busur panah yang tak lepas untuk kegiatan berburu.

Pada 1970-an, Suku Waiapi hampir lenyap akibat terjangkit penyakit massal. Peristiwa itu terjadi beberapa bulan setelah sebagian anggota suku menemukan sekelompok orang asing di hutan Amazon.

Kaum lelaku Suku Waiapi berdiri di jembatan pohon Sungai Tucunapi.

Meri Waiapi mandi bersama sepupunya di Sungai Feliz.

Kepala Suku Waiapi, Akaupotyr Waiapi menyalakan api unggun di Desa Manilha.

Kepala Suku Waiapi, Akaupotyr Waiapi bersama keluarganya saat keluar malam untuk mencari makan.

Suku Waiapi rela mengorbankan diri melawan para penambang asing demi mempertahankan tanah mereka dan keluarga. Meskipun Waiapi memiliki senapan untuk berburu sejak kontak pertama dengan pemerintah pada 1970-an, mereka tetap juga menggunakan panah yang diracuni.