Sedang Bertugas Amankan KTT G20, Empat Tentara Brasil Ditangkap Karena Diduga Rencanakan Pembunuhan Presiden
Penangkapan ini bertepatan dengan Brasil yang menjadi tuan rumah KTT G20.
Polisi Brasil menangkap lima orang yang diduga merencanakan pembunuhan terhadap Luiz Inacio Lula da Silva menjelang pelantikannya sebagai presiden. Menurut laporan media lokal yang dikutip dari BBC pada Rabu (20/11), empat dari lima orang yang ditangkap pada Selasa (19/11) adalah anggota militer, sedangkan satu orang lainnya merupakan polisi.
Mereka dicurigai terlibat dalam rencana untuk membunuh Lula dan wakil presiden yang saat itu terpilih, Geraldo Alckmin, pada 15 Desember 2022, lebih dari dua pekan sebelum pelantikan resmi Lula.
Lula berhasil meraih kursi kepresidenan pada Oktober 2022 dengan selisih suara yang tipis dari petahana Jair Bolsonaro, yang hingga kini tidak pernah secara terbuka mengakui kekalahannya. Seminggu setelah pelantikan Lula, pendukung Bolsonaro melakukan serangan terhadap Kongres, Mahkamah Agung, dan istana kepresidenan, merusak sejumlah bangunan.
Polisi akhirnya dapat mengendalikan situasi dan menangkap ribuan pelaku kerusuhan. Sejak saat itu, dibuka penyelidikan terkait insiden pada 8 Januari 2023 dan dugaan upaya untuk menggagalkan pelantikan Lula. Ini adalah pertama kali polisi menangkap tersangka terkait rencana pembunuhan tersebut.
Setelah kabar penangkapan ini tersebar, Menteri Komunikasi Sosial Brasil, Paulo Pimenta, menyatakan rencana pembunuhan terhadap Lula dan Alckmin hampir terwujud.
"Hanya beberapa detail yang mencegahnya (terjadi)," ungkap Pimenta.
Anggota Militer Aktif
Situs berita Brasil G1 melaporkan keempat orang yang ditangkap adalah anggota militer aktif, sementara yang kelima adalah seorang polisi yang masih bertugas.
"Keempat tentara tersebut ditangkap di Rio de Janeiro, di mana mereka terlibat dalam operasi keamanan untuk pertemuan para pemimpin G20," ungkap sumber dari kepolisian federal seperti dilansir AFP.
Lebih lanjut, G1 melaporkan keempat tentara yang memiliki pelatihan khusus tersebut diduga terlibat dalam sebuah organisasi kriminal yang merencanakan serangan terhadap Lula. Dalam pernyataannya, Kepolisian Federal Brasil menyatakan penyelidikan menunjukkan bahwa organisasi kriminal ini menggunakan keahlian teknis-militer yang tinggi untuk merencanakan, mengoordinasikan, dan melaksanakan tindakan ilegal pada bulan November dan Desember 2022.
Berdasarkan pernyataan kepolisian, para pelaku tidak hanya berniat membunuh presiden terpilih dan wakil presiden terpilih, tetapi juga berencana untuk menangkap dan mengeksekusi seorang anggota Mahkamah Agung setelah kudeta berhasil.
Mereka menyebut operasi ini dengan nama "belati hijau dan kuning," yang merujuk pada warna bendera Brasil. Polisi federal juga mengungkapkan para pelaku sempat mendiskusikan berbagai cara untuk menghabisi Lula dan Alckmin, sebelum akhirnya memutuskan untuk meracuni mereka.