Seorang barista meracik minuman di balik bar Retrorika Cafe, Batu, pada akhir Juli 2019 lalu.
Retrorika, Kafe Unik dari Barang Bekas dan Ramah Lingkungan
Kafe Unik
Berdiri pada 2018, Retrorika Cafe yang berlokasi di Bumiaji, Batu ini hadir dengan konsep recycle-reuse dan eco-friendly.
Daun pintu dan jendela usang disusun sedemikian rupa menjadi dinding. Kaleng, roda sepeda, tangki motor, sepatu boot, hingga TV dan radio jadul dipajang mempercantik setiap sudut interior.
Dengan konsep recycle-reuse, hampir 90 persen bahan interior dan eksterior penghias Retrorika Cafe adalah barang bekas.
Selain itu, kafe ini juga menerapkan konsep eco-friendly atau ramah lingkungan. Salah satu misinya adalah meminimalisir sampah atau less waste.
Hal tersebut terlihat dengan tidak adanya tisu dan sedotan plastik. Sedotan plastik diganti dengan bambu dan stainless steel yang penggunaannya bisa berkali-kali.
Retrorika Cafe juga mengolah sendiri limbah dapurnya. Baik limbah organik maupun nonorganik.
Tak cukup sampai di situ, kafe ini juga menggunakan besek bambu dan tumbler atau botol minum untuk kemasan makanan yang hendak dibawa pulang atau 'take away'.
Retrorika juga memberikan diskon 10 persen bagi pelanggan yang hendak 'take away', namun membawa wadah makanan dan minuman sendiri.
Kembali soal interior, selain barang-barang bekas kafe ini juga dihiasi tanaman-tanaman sukulen. Bahkan, kafe ini diklaim menjadi kafe pertama di Indonesia dengan tanaman sukulen terbanyak.
Urusan menu, kafe ini punya andalan. Yaitu kopi lokal yang berasal dari sekitar Batu dan Malang, termasuk dari kaki Gunung Arjuna.
Dengan konsep-konsep yang diusungnya, kafe ini ingin menyebarkan pesan semangat merawat Bumi.
Kebakaran melanda sebuah restoran Jepang Ba Li Ren di Jalan Mega Kuningan Barat III
Baca SelengkapnyaMemilih nama kedai lucu termasuk langkah penting dalam memulai bisnis.
Baca SelengkapnyaMenyesap kopi di sini, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan khas perkampungan berupa sawah hijau.
Baca SelengkapnyaDi bulan Juni 2024, banyak masyarakat hobi mengeluarkan uang untuk berbelanja di restoran hingga pergi ke salon.
Baca SelengkapnyaDi tempat ini, pengunjung tak sekedar menyantap hidangan karena pemilik menyediakan area berkebun, membaca buku dan aktivitas seru lainnya.
Baca SelengkapnyaDi tempat ini, pengunjung tak sekedar menyantap hidangan karena pemilik menyediakan area berkebun, membaca buku dan aktivitas seru lainnya.
Baca SelengkapnyaHarganya yang mencapai ratusan ribu rupiah pun turut diungkap sang pemilik restoran. Buntutnya, rombongan tersebut menuai banyak kecaman dari publik.
Baca SelengkapnyaEvent ini sekaligus mengenalkan nilai keramahtamahan Indonesia lewat produk, layanan, dan pengalaman terbaik dari unit-unit Plataran.
Baca SelengkapnyaKafe ini tak sekedar tempat bersantai untuk menikmati kopi dan aneka makanan minuman lezat, namun juga jadi ruang untuk membangkitkan memori di masa silam
Baca SelengkapnyaRestoran ini tuai kritik karena menyajikan menu kantung telur gurita mentah.
Baca SelengkapnyaIndra dan Melissa akhirnya buka restoran di Lombok, mereka memiliki chef yang berpengalaman dari Mekkah sampai Jerman.
Baca SelengkapnyaNgopi di sini bisa sekaligus konsultasi tentang permasalahan hukum.
Baca Selengkapnya