5 Alasan yang membuat Jakarta nggak keren lagi
Merdeka.com - Jakarta, pusat dari Indonesia dan kota yang seakan tidak pernah tidur. Hal ini tentu tak lepas dari peran Jakarta sebagai ibukota negara sehingga membuat semua orang berbondong-bondong pergi ke sana. Mulai dari yang optimis menatap masa depan dengan sebuah pekerjaan, hingga yang bermodal nekat dan meninggalkan kampung halaman untuk menjemput rejeki di kota metropolitan ini.
Namun semakin lama, Jakarta seperti kehilangan arah. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat tidak dibarengi dengan perkembangan kota yang baik. Mulai banyak pakar tata ruang yang menyebutkan Jakarta tak lagi layak huni.
Berikut adalah alasan Jakarta tak lagi se-keren dahulu.
-
Apa yang menarik dari wisata di Jakarta? Bagi introvert yang tinggal di Jakarta, ada banyak tempat wisata unik yang cocok jadi tempat healing untuk kalian.
-
Apa julukan Jakarta? Menariknya, sematan kata 'The Big Durian' membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Apa keuntungan utama rumah bekas di Jakarta? 'Pada Juni 2024, pertumbuhan permintaan (enquiries) terhadap rumah di Jakarta yang disewa tumbuh 59,8 persen dan hunian yang dijual sebesar 114,9 persen secara tahunan,' kata Head of Research Rumah123 Marisa Jaya dilansir Antara, Selasa (30/7).
-
Bagaimana Jakarta meningkatkan kenyamanan warganya? Jakarta dibangun lebih kekinian. Kalau kata anak sekarang, 'Instagramable Banget' Halte Transjakarta tak sekadar tempat naik turun penumpang. Sambil nunggu bus, kini bisa berselfie ria.
-
Apa yang terlihat unik dari gedung di Jakarta masa depan? Salah satu hal yang paling mencolok adalah gedung-gedung tinggi di Jakarta berubah menjadi gaya yang lebih futuristik. Gedung-gedung pencakar langit yang memiliki kesan modern ini mengisi sepanjang jalan Sarinah.
-
Dimana Kebayoran Baru berada? Di wilayah Kebayoran Baru (sekarang Jakarta Selatan), daerah yang semula hutan dan rawa mulai dibabat.
Macet
Kemacetan menjadi masalah terbesar yang dimiliki oleh Jakarta. Karena merupakan pusat bisnis dan memiliki banyak lapangan kerja, semua orang pun berbondong-bondong pergi ke sana. Alhasil, kemacetan pun tak terhindarkan. Dukungan infrastruktur masih terlalu minim untuk kota sebesar Jakarta. Terjebak macet berjam-jam sudah menjadi hal biasa, padahal seharusnya tidak biasa karena bisa merusak mental dan mengganggu jadwal beraktivitas.
Angka Kriminalitas yang Tinggi
Pertumbuhan penduduk yang pesat tidak dibarengi dengan adanya lapangan kerja yang cukup bagi warga Jakarta. Karena banyak yang tidak kebagian, sebagian dari mereka memilih menggunakan tenaga kerjanya untuk berbuat jahat. Angka kriminalitas pun meninggi. Jambret, copet, begal, rampok, dan berbagai profesi kejahatan lainnya merajalela. Jakarta pun tak lagi aman.
Banjir
Persoalan banjir seperti melekat pada masyarakat Jakarta. Hidup di dataran yang lebih rendah dengan pembangunan di daerah lain yang tak menghiraukan dampak lingkungan membuat Jakarta dalam keadaan bahaya. Setiap kali hujan, setiap kali pula terjadi banjir.
Biaya dan Gaya Hidup Mahal
Bisakah bertahan hidup di Jakarta dengan gaji UMR? Pertanyaan itu terus terngiang di kepala mereka yang ingin melamar kerja di ibukota. Sebenarnya bisa saja, asalkan bisa menahan diri habis-habisan. Tapi pergaulan masyarakat yang sering kali menuntut gaya hidup tinggi membuat orang tak lagi berpikir untuk hidup konsumtif. Pada akhirnya, kesempatan untuk menabung tak pernah ada. Bertahun-tahun kerja, saldo rekening di bank masih saja minim.
Kualitas Hidup Menurun
Angka kemacetan yang tinggi tak cuma bikin frustasi. Warga Jakarta pun semakin kehilangan kesempatannya untuk menikmati kehidupan yang lebih baik. Polusi yang begitu tinggi, hilangnya kesempatan untuk menyehatkan diri dengan jalan kaki, wajah yang terus cemberut karena frustasi di jalanan, dan berbagai permasalahan lainnya membuat kian banyak orang berpikir untuk memiliki ‘Jakarta baru.’
Sebentar lagi Jakarta baru itu akan terwujud. Ketika ibukota seperti sulit untuk diubah, tiba saatnya untuk menatap masa depan di daerah baru yang lebih menjanjikan. Jakarta baru memang sedang dipersiapkan oleh Lippo Group dengan nama Kota Meikarta. Hunian apartemen Cikarang ini diperkirakan akan berkembang menjadi sebuah kota se-keren New York atau Tokyo.
Berbagai fasilitas untuk menjadikan Meikarta sebagai kota mandiri pun telah dipersiapkan. Sistem tata ruang yang lebih baik dengan sebuah taman seluas 100 hektar menjadi andalan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Meikarta. Ditambah dengan dukungan infrastruktur dan kawasan industri yang maju pesat di Cikarang, membuat Meikarta kini diidamkan oleh banyak orang.
Saatnya untuk menata kehidupan yang lebih baik bersama Meikarta. Untuk informasi selengkapnya, kunjungi situs resminya di meikarta.com. (mdk/ayu)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jakarta kian mempesona. Setiap tahunnya banyak proyek baru yang membuat Jakarta kian metropolitan meski nantinya tak lagi menjadi ibu kota.
Baca SelengkapnyaJakarta kembali jadi kota dengan udara terburuk sedunia. Namun, masih ada kota-kota di Indonesia yang memiliki kualitas udara yang baik.
Baca SelengkapnyaJulukan “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika. Padahal jika dilihat dari topografinya, Jakarta bukanlah sentra durian
Baca SelengkapnyaAdapun kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Rabu pagi adalah Kathmandu, Nepal.
Baca SelengkapnyaUrbanisasi besar-besaran di Jakarta dimulai pada tahun 1949, ketika Ibukota dipindahkan kembali ke Jakarta. Sebelumnya ibu kota berada di Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaDKI Jakarta ke depannya harus bisa menjadi Global City yang sukses seperti Dubai.
Baca SelengkapnyaDikutip dari laman resmi IQAir per 25 Juli 2023 pukul 16.08 WIB, kualitas udara Jakarta berada di angka 168 yang menunjukkan kategori tidak sehat.
Baca SelengkapnyaJakarta sudah beberapa kali mengalami perubahan nama.
Baca SelengkapnyaKualitas udara di DKI Jakarta berada dalam kategori tidak sehat berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Jumat pagi.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan laporan IQAir, kualitas udara Jakarta pada Jumat (22/9/2023) pukul 15.00 WIB mencapai angka 152.
Baca SelengkapnyaJokowi mengungkapkan kualitas udara di Jakarta berada di angka 176, Singapura, 44, Melbourne 38, dan Paris 38.
Baca SelengkapnyaTaki berharap tentang kepindahan Ibu Kota harus dikaji secara komprehensif tidak sekadar kepentingan politik semata.
Baca Selengkapnya