Kota di Meksiko Dijuluki 'Molar City', Punya Dokter Gigi Terbanyak di Dunia
Merdeka.com - Ratusan ribu warga Amerika mengunjungi kota Los Algodones, Meksiko setiap tahun. Mereka tidak melancong ke sana untuk berwisata, tapi untuk cabut gigi atau pasang veneer. Ini karena reputasi Los Algodones sebagai "Molar City" (kota gigi) yang sudah tersohor.
Dilansir Oddity Central (4/5/2023), Los Algodones adalah sebuah kota kecil dengan populasi sekitar 7.000 orang. Kota ini memiliki konsentrasi dokter gigi tertinggi per mil persegi di dunia.
Setidaknya, 600 warga Los Algodones berprofesi sebagai dokter gigi. Empat jalan utama di kota ini dipenuhi oleh klinik gigi yang menawarkan berbagai layanan dengan biaya yang rendah.
-
Di mana pengobatan gigi dilakukan? Orang Mesir juga menciptakan perangkat prostetik tertua yang diketahui di dunia, termasuk jempol kaki buatan berusia 3.000 tahun yang terbuat dari kayu dan kulit, yang mungkin memiliki fungsi praktis daripada sekadar estetika.
-
Kenapa dokter gigi disebut profesi tertua? Dokter gigi memiliki sejarah panjang dan diakui sebagai salah satu profesi tertua di dunia. Penelitian telah menunjukkan bahwa ada bukti pengobatan gigi yang berasal dari periode Paleolitikum, sekitar 7.500 sampai 9.000 tahun yang lalu.
-
Siapa yang dapat mengalami masalah gigi? Sejumlah masalah kesehatan gigi dan mulut bisa muncul walau seseorang tampak dan merasa sedang baik-baik saja.
-
Kapan sang kakek membayar dokter gigi? Ketika gigi palsunya sudah terpasang, sang kakek pun memberi uang ke dokter.
-
Siapa yang memiliki klinik kecantikan? Sama seperti suaminya, Ustaz Solmed, sang istri, April Jasmine, juga memiliki bisnisnya sendiri. Ia terlibat dalam bisnis busana muslim dan memiliki sebuah klinik kecantikan.
-
Siapa yang melakukan Kerik Gigi? Upacara Kerik Gigi ini dilaksanakan oleh kaum perempuan yang bertujuan untuk mempercantik diri.
Ongkos Jauh Lebih Miring dari Dokter Gigi AS
Los Algodones, kota berjulukan Molar City di Meksiko © Wikimedia Commons/Travisl
Trik marketing utama Molar City adalah menawarkan layanan perawatan gigi dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan Amerika Serikat. Prosedur seperti implan gigi dan perawatan saluran akar gigi dipatok 50 hingga 70 persen lebih rendah daripada biaya untuk perawatan yang sama di Amerika Serikat atau Kanada.
Namun, tak perlu ragu dengan harga murah yang ditawarkan. Sejauh ini, kualitas perawatan gigi yang diberikan para dokter di Los Algodones tidak pernah mengecewakan klien. Dokter gigi terbaik di Meksiko dapat ditemukan di Los Algodones. Selain itu, karena jumlah klinik gigi yang sangat banyak di kota ini, terdapat persaingan sehat untuk menawarkan perawatan terbaik.
Meskipun persaingan di antara klinik gigi di kota ini cukup sengit, permintaan layanan selalu bikin tiap dokter gigi kewalahan. Antara November dan April, populasi Los Algodones meningkat hampir dua kali lipat akibat kedatangan turis yang hendak berobat. Mereka umumnya datang dari Amerika Serikat atau Kanada. Kadang ada juga pasien yang datang jauh-jauh dari Inggris.
Ibu Kota Pariwisata Gigi Dunia
ilustrasi klinik perawatan gigi © unsplash.com/Sam Moghadam Khamseh
Los Algodones mendapatkan julukan Molar City jauh sebelum era internet. Selama puluhan tahun, julukan ini melekat kuat. Sekarang, kota ini bahkan dianggap sebagai ibu kota pariwisata gigi dunia.
Demi mengikuti perkembangan zaman, kini sebagian besar bisnis gigi lokal sudah memiliki situs web sendiri. Jadi, pasien bisa terhubung langsung dan mendapatkan informasi tentang layanan yang mereka butuhkan sebelum datang ke Los Algodones.
Agar senantiasa dapat bersaing, klinik gigi di Molar City juga terus memperbarui peralatan mereka. Tak jarang teknik dan peralatan yang mereka gunakan masih belum dipakai di negara lain.
Dokter gigi asing datang ke Los Algodones untuk mempelajari teknik-teknik perawatan gigi terbaru juga bukan hal ganjil. Pasalnya, Los Algodones memang tempat yang tepat untuk belajar metode perawatan gigi paling modern.
Sisi Lain Gelombang Wisata Medis di Molar City
ilustrasi perawatan gigi © unsplash.com/Geo Days
Geliat ekonomi Los Algodones sebagai tujuan wisata medis bukannya tak disertai sisi gelap. Menurut laporan Krystyna Adams dari The Conversation Kanada, para pekerja klinik gigi di sana sering mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari para klien dari luar negeri.
Salah satu pekerja yang diwawancarai mengatakan kalau mereka sering menerima perlakuan bernada rasis. "Orang-orang berusaha datang ke sini dan berkata, 'Oke, ini Meksiko. Saya bisa meminta apa pun dan membayar Anda lebih murah'," katanya seperti dilaporkan The Huffington Post (13/10/2017). Prasangka tentang Meksiko sebagai negara berkembang dengan layanan kesehatan yang kurang bermutu menjadi penyebab utamanya.
Para pekerja juga kerap diminta mengabaikan perlakuan tidak menyenangkan klien dari luar negeri demi kelangsungan bisnis. Akibatnya, mereka harus bertugas hingga melebihi jam kerja normal dan terpapar stres tinggi setiap harinya.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masalah kesehatan gigi dan mulut ternyata masih menjadi masalah serius di kalangan masyarakat. Sebab, persoalan tersebut belum tersosialisasi dengan baik.
Baca Selengkapnya6.333 Puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan yang sesuai standar.
Baca SelengkapnyaAda tiga rumah sakit yang kerap menjadi langganan orang kaya Indonesia dan para pejabat negara.
Baca SelengkapnyaMenurut drg Adibah, aksi seperti ini sangat penting sebagai bagian dari edukasi masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut.
Baca SelengkapnyaSetidaknya, ada empat alasan masyarakat asing, termasuk Indonesia untuk berobat ke Singapura.
Baca SelengkapnyaIkatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaJokowi juga sempat berdialog dan menyapa masyarakat yang sedang berobat.
Baca SelengkapnyaSejumlah masalah kesehatan gigi dan mulut bisa muncul walau seseorang tampak dan merasa sedang baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaTidak ada pusat perbelanjaan di negara manapun semodis di Indonesia. Terutama wilayah DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaMelalui program CSR (Corporate Social Responsibility) yang membantu masyarakat Indonesia di berbagai sektor.
Baca SelengkapnyaAhmad Ali menjelaskan permasalahan yang selama ini pasien alami adalah saat mereka mendapat surat rujukan dari faskes pertama, harus menempuh jarak jauh.
Baca Selengkapnya