Penyakit Gigi dan Mulut Jadi Penyakit Paling Banyak Dikeluhkan Masyarakat
Masalah kesehatan gigi dan mulut ternyata masih menjadi masalah serius di kalangan masyarakat. Sebab, persoalan tersebut belum tersosialisasi dengan baik.
Masalah kesehatan gigi dan mulut ternyata masih menjadi masalah serius di kalangan masyarakat
Penyakit Gigi dan Mulut Jadi Penyakit Paling Banyak Dikeluhkan Masyarakat
Masalah kesehatan gigi dan mulut ternyata masih menjadi masalah serius di kalangan masyarakat. Sebab, persoalan tersebut belum tersosialisasi dengan baik. Terutama di kawasan pedesaan.
Survei SKRT-SKN mengungkap, penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dari 10 penyakit yang dikeluhkan masyarakat dengan prevalensi 61 persen.
Kelompok usia sekolah menjadi kalangan yang paling rentan terkena masalah kesehatan gigi dan mulut.
International College of Dentists (ICD) XV Region 38 (Indonesia) bekerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) cabang Kabupaten Kuningan menggelar bakti sosial di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, pada 12-15 Oktober 2023.
ICD dan PDGI fokus pada kesehatan gigi dan mulut anak-anak sekolah dasar. Sebab, anak usia 8-11 tahun rentan terhadap masalah gigi permanen.
Dalam upaya pencegahan, kerjasama antara orangtua, sekolah, dan tenaga kesehatan sangat diperlukan.Tindakan sederhana seperti menyikat gigi telah terbukti efektif dalam mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut di masa depan.
"Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat Kuningan, khususnya siswa sekolah, orang dewasa, dan masyarakat sekitar," ujar Ketua ICD Indonesia Hananto Seno, Kamis (26/10).
Ketua Pelaksana Ali Sundiharja menambahkan, program ini mencakup 51 sekolah dasar, satu sekolah menengah pertama, dan satu sekolah berkebutuhan khusus.
“Total dokter gigi yang diterjunkan 74 orang. Termasuk tiga yang dokter khusus bedah gigi, dua ahli prosedur implan gigi, dan satu dokter gigi yang memiliki spesialisasi dalam area khusus lainnya," kata Fahmi Nurdin, Ketua Panitia Pelaksana lainnya.
Menurut Fahmi, kolaborasi ini memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kesehatan mulut masyarakat di Kabupaten Kuningan.
Sementara itu, Ketua ICD Bakti Sosial Moestar Pj Moeslim mengatakan, program kemanusiaan di Kuningan ini berhasil menyediakan berbagai layanan kesehatan gigi.
Mulai dari penyuluhan pendidikan kesehatan gigi terhadap 10.198 warga Kabupaten Kuningan, dengan fokus pada promosi praktik kebersihan mulut.
Sementara langkah tindakan medis dilakukan kepada 451 warga yang dicabut gigi rusaknya, 459 warga yang ditambal, tiga orang operasi bibir sumbing, 24 pasien pengangkatan gigi belakang.
Lalu ada empat pemasangan implan gigi kepada dua pasien. "Implan gigi memberikan kontribusi pada kesejahteraan gigi jangka panjang," ujar Moestar.
Maka dari itu, kegiatan bakti sosial ini juga dimanfaatkan Moestar untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan soal perlunya penggantian gigi dengan dental implan.Kegiatan juga disaksikan oleh para dokter gigi yang sedang melaksanakan tugas kedinasan setelah lulus kuliah dan dokter gigi RSUD 45 Kuningan.
"Penerapan teknologi implan gigi terkini menyerupai gigi asli baik secara fungsi estetis maupun pada pengunyahan," ujar Moestar.
Sementara Bupati Kuningan Acep Purnama mengapresiasi dokter-dokter gigi yang bersedia turun ke Kabupaten Kuningan untuk meningkatkan kesehatan masyarakan, terutama di sektor gigi dan mulut.