Mengenal Sad Beige Mom dan Sad Beige Baby yang Viral di TikTok, Adakah Pengaruhnya pada Perkembangan Mental Buah Hati
Kini tengah tren tentang sad beige mom & sad beige baby yang berkaitan dengan pemilihan warna untuk anak, yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan mental.
Di era media sosial yang serba cepat seperti sekarang, banyak tren parenting yang muncul dan menjadi viral, salah satunya adalah istilah "Sad Beige Mom" dan "Sad Beige Baby" yang kini tengah ramai diperbincangkan di TikTok.
Istilah ini mengacu pada gaya pengasuhan yang mengutamakan estetika minimalis dengan dominasi warna-warna netral, seperti beige, krem, dan putih. Meski konsep ini terdengar simpel, tren ini telah memicu berbagai perbincangan mengenai dampaknya terhadap perkembangan anak, khususnya dalam hal stimulasi visual dan emosi mereka.
Pengertian Sad Beige Mom dan Sad Beige Baby
"Sad Beige Mom" adalah sebutan untuk ibu yang mengadopsi gaya pengasuhan minimalis dengan estetika yang menggunakan warna-warna netral dalam hampir semua aspek kehidupan anak mereka. Mulai dari dekorasi kamar bayi, pakaian, hingga mainan dan perlengkapan lainnya, semuanya didominasi oleh warna seperti beige, krem, abu-abu, dan putih. Tujuan utama dari pilihan ini adalah untuk menciptakan suasana yang tenang dan harmonis di sekitar anak, yang diyakini dapat mendukung kenyamanan dan kestabilan.
Sementara itu, "Sad Beige Baby" merujuk pada bayi yang tumbuh dalam lingkungan yang serba bernuansa netral ini. Bayi-bayi ini akan mengenakan pakaian berwarna lembut, tidur di kamar dengan dekorasi minimalis, dan bermain dengan mainan yang tidak jauh dari palet warna tersebut. Konsep ini berakar pada keinginan orang tua, terutama ibu, untuk menghindari overstimulasi dan memberikan suasana yang damai bagi buah hati mereka.
Alasan di Balik Pilihan Warna Netral
Pilihan warna netral dalam gaya pengasuhan ini, meskipun terlihat sederhana, memiliki beberapa alasan di baliknya. Pertama, estetika minimalis dianggap elegan dan menenangkan. Warna-warna netral seperti beige memang memberikan kesan yang lebih tenang dan tidak mencolok, serta sering kali dianggap lebih modern dan chic.
Selain itu, penggunaan warna-warna netral juga dapat mempermudah orang tua dalam mencocokkan berbagai perlengkapan bayi, menciptakan tampilan yang konsisten dan harmonis di seluruh ruangan.
Tak hanya itu, warna-warna netral sering dipilih karena sifatnya yang gender-neutral. Banyak orang tua yang ingin menghindari stereotip gender yang biasanya melekat pada warna-warna tertentu, seperti biru untuk anak laki-laki dan pink untuk anak perempuan.
Dengan menggunakan warna netral, orang tua berharap dapat memberikan kebebasan bagi anak mereka untuk mengeksplorasi identitas mereka tanpa tekanan sosial.
Kritik terhadap Sad Beige Mom dan Sad Beige Baby
Namun, meskipun ada banyak alasan praktis dan estetis di balik tren ini, konsep "Sad Beige Mom" dan "Sad Beige Baby" tidak lepas dari kritik. Salah satu kritik utama adalah kurangnya stimulasi visual yang diperlukan untuk perkembangan anak. Anak-anak, terutama bayi, sangat membutuhkan rangsangan visual yang beragam untuk mendukung perkembangan sensorik mereka.
Warna-warna cerah dan kontras tinggi, seperti merah atau kuning, sangat penting untuk merangsang perkembangan visual dan kognitif. Dekorasi dan pakaian yang serba beige dianggap kurang memberikan stimulasi yang dibutuhkan oleh bayi.
Selain itu, penggunaan warna-warna netral secara berlebihan bisa menciptakan lingkungan yang monoton dan membosankan. Kritikus berpendapat bahwa warna-warna cerah bisa meningkatkan suasana hati anak-anak, menciptakan ruang yang lebih hidup, dan menyenangkan. Tanpa adanya variasi warna, lingkungan bisa terasa dingin dan tidak mengundang rasa ingin tahu, yang justru penting untuk mendorong eksplorasi dan kreativitas anak.
Tak kalah penting, ada juga pandangan bahwa tren ini merupakan dampak dari tekanan sosial yang berkembang di media sosial. Banyak ibu merasa terdorong untuk mengikuti estetika tertentu demi mendapatkan pengakuan di platform seperti TikTok atau Instagram. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah tren ini benar-benar untuk kenyamanan anak, ataukah lebih untuk memamerkan citra "sempurna" di dunia maya?
Dampak pada Perkembangan Anak
Memang benar bahwa warna memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak. Penelitian menunjukkan bahwa bayi membutuhkan beragam rangsangan sensorik untuk perkembangan yang optimal. Warna-warna cerah dan kontras tinggi, misalnya, dapat membantu merangsang perkembangan visual dan kognitif anak.
Selain itu, warna juga dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi anak. Warna yang cerah dan hangat, seperti merah atau kuning, dapat membangkitkan rasa gembira dan semangat, sementara warna-warna yang lebih sejuk seperti biru bisa memberikan efek menenangkan.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki respons yang berbeda terhadap warna. Beberapa bayi mungkin merasa lebih tenang dan nyaman di lingkungan dengan warna netral, yang membantu menciptakan suasana tidur yang lebih baik.
Sebaliknya, ada juga bayi yang merasa terstimulasi secara negatif oleh warna yang monoton dan justru membutuhkan warna-warna cerah untuk merangsang keingintahuan mereka.
Tren "Sad Beige Mom" dan "Sad Beige Baby" menciptakan perdebatan menarik mengenai estetika dan pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Meski pilihan warna netral bisa menciptakan suasana yang tenang dan nyaman, penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan keseimbangan antara estetika dan stimulasi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang.
Sementara warna netral tidaklah buruk, menambahkan elemen warna yang lebih cerah dan kontras tetap dianjurkan untuk memastikan perkembangan sensorik dan emosional yang optimal bagi buah hati. Dengan demikian, orang tua sebaiknya memilih warna dengan bijak, sesuai dengan respons dan kebutuhan unik setiap anak.