Mengulik Bir Jawa, Minuman ala Keraton yang Punya Peran Diplomatis dalam Sejarah
Bir jawa, minuman favorit Sultan yang tidak memabukkan.
Bir Khas Keraton yang Nggak Memabukkan
Kalau ngobrolin soal bir, yang terlintas dalam pikiran umumnya adalah minuman yang mengandung alkohol. Tapi, beda lagi dengan Bir Jawa yang merupakan minuman khas Keraton Yogyakarta yang satu ini. Bukannya mengandung alkohol, Bir Jawa malah terbuat dari rempah-rempah khas Indonesia!
Kalau menelusuri sejarahnya, Bir Jawa khas Keraton Yogyakarta diperkirakan mulai muncul dalam era pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Kabarnya saat itu Sri Sultan melihat tentara Belanda yang sering minum bir. Dari situ, ia pun mulai terinspirasi untuk membuat racikan bir sendiri yang nggak mengandung alkohol sama sekali.
-
Kuliner apa yang terkenal di Yogyakarta? Gudeg adalah salah satu makanan khas Yogyakarta yang paling terkenal.
-
Apa saja keistimewaan Yogyakarta? Pengaturan keistimewaan DIY dan pemerintahannya selanjutnya diatur dengan UU No 1/1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. UU ini diterbitkan untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 131-133 UUDS 1950. Pengaturan Daerah Istimewa terdapat baik dalam diktum maupun penjelasannya.
-
Makanan khas apa yang terkenal di Jawa Barat? Jawa Barat terkenal dengan makanan-makanannya yang memiliki cita rasa pedas gurih.
-
Siapa yang membangun Keraton Yogyakarta? Kemudian pada bulan April 1755, Sultan HB I membangun Kraton Yogyakarta.
-
Dimana Keraton Surabaya berdiri? Istana Kadipaten Kasepuhan merupakan bangunan yang sekarang menjadi kantor Pos Besar Surabaya.
-
Apa saja kuliner khas Solo yang patut dicoba? Surakarta atau Solo terkenal sebagai pusat batik dan kuliner murah meriah. Nah, kuliner apa saja yang patut dicoba saat berkunjung ke kota ini?
Kok Bisa Sih Ada Bir yang Nggak Mengandung Alkohol?
Inilah yang jadi awal cerita bagaimana Bir Jawa bisa jadi minuman khas Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat hingga saat ini.
Racikan Khas yang Dibuat Sedemikian Rupa hingga Menyerupai Bir
Ada sederet rempah yang digunakan sebagai 'ramuan' buat menciptakan Bir Jawa ini. Mulai dari bunga cengkeh, kayu manis, serutan kayu secang, jahe, kapulaga, daun serai, daun pandan, jeruk nipis, gula pasir dan gula batu. Bahan-bahan ini nantinya dicampur dalam air dan direbus sampai warnanya kemerahan.
Karena berwarna merah, akhirnya racikan Bir Jawa pun ditambahkan jeruk nipis. Selanjutnya minuman tersebut dikocok sampai berbuih yang bikin makin mirip dengan bir pada umumnya.
Tambahan Jeruk Nipis, Bikin Makin Mirip Bir pada Umumnya
Begini proses pembuatan Bir Jawa
'Ritual' Minum Bir Jawa ala Sultan
Dulunya, Bir Jawa dianggap sebagai minuman kaum 'sultan', karena cuma bisa dikonsumsi oleh kaum priyayi di keraton. Bahkan, Sri Sultan punya 'ritual' tersendiri dalam menikmati minuman yang satu ini. Biasanya Bir Jawa disajikan dari gogok atau sejenis kendi yang terbuat dari kaca atau kristal dengan tutup teko terbuat dari emas 28 karat.
Nggak hanya itu, gelas yang dibuat untuk minum Bir Jawa ini juga terbuat dari emas 18 karat. Nggak heran kalau jadi minuman ala 'sultan' di masanya.
Nah, Sri Sultan sendiri biasanya mulai menikmati Bir Jawa di sore hari sekitar jam 18.00 setelah mandi dan mengenakan busana adat Jawa.
Info KulinerBagian dari Kuliner Diplomasi Keraton Yogyakarta dan Belanda
Kehadiran Bir Jawa ternyata nggak cuma buat dinikmati oleh keluarga Kesultanan Yogyakarta saja. Minuman yang satu ini punya peranan penting, yaitu bagian dari kuliner diplomasi antara Keraton Yogyakarta dan Belanda. Apa itu?
Dari Makanan Menuju Kesepahaman
Makanan sudah sering digunakan untuk mencapai misi-misi politik raja-raja di Nusantara, termasuk ketika melakukan diplomasi dengan pihak asing dan penjajah. Hal ini dikenal dengan istilah gastrodiplomasi, yaitu bentuk diplomasi lewat makanan atau tata boga yang dapat menciptakan pemahaman lintas budaya.
Nggak hanya dilakukan di Yogyakarta, sebuah catatan sejarah juga menunjukkan bahwa diplomasi di meja makan juga terjadi ketika VOC berkunjung ke Keraton Mataram Islam. Saat itu, pihak keraton menyiapkan kembul bujono, tradisi pesta makan besar untuk menyambut tamu asing.
Sebagai bentuk totalitas, pihak keraton juga menyediakan dapur khusus dengan koki orang Eropa.
Bir Jawa Jadi Kunci Diplomasi Keraton Yogyakarta
Bir jadi salah satu minuman penting dalam diplomasi bagi budaya barat. Namun, harganya yang mahal membuat minuman tersebut susah untuk didapatkan. Surprisingly, rasa yang unik dan khas dari Bir Jawa membuatnya disukai oleh tentara Belanda.