Penelitian: Cinta Itu Memang Buta
Merdeka.com - Persoalan asmara memang membingungkan. Jatuh cinta membuat perasaan campur aduk. Pikiran pun ikut buntu. Pantas kalau banyak orang yang bilang cinta itu buta. Benarkah ungkapan ini?
Sebuah penelitian ilmiah mencoba menganalisis hal ini dan menemukan fakta mengejutkan. Ternyata cinta memang benar-benar buta.
Mematikan Saraf yang Berkaitan dengan Objektivitas
-
Mengapa kata bijak lucu bilang cinta itu buta? Cinta itu buta. Tapi cinta juga tahu mana mobil mana motor.
-
Cinta itu apa? Cinta adalah suatu perasaan atau emosi yang kompleks dan mendalam, sering kali melibatkan afeksi, kasih sayang, dan keterikatan emosional terhadap seseorang atau sesuatu.
-
Siapa yang menyatakan bahwa cinta adalah sakit jiwa? Cinta adalah sakit jiwa yang membahayakan.- Plato
-
Apa yang membuat orang jatuh cinta? Saat seseorang jatuh cinta, sebanyak 12 daerah saraf di otak terlibat, menciptakan reaksi kompleks yang mengubah persepsi dan emosi. Hormon dan neurotransmitter seperti oksitosin dan dopamin dilepaskan, memberikan perasaan euforia dan kedekatan yang mendalam.
-
Siapa yang berpendapat cinta tidak buta, melainkan melihat lebih banyak? Cinta tidak buta, ia melihat lebih banyak, bukan lebih sedikit. Tetapi, karena ia melihat lebih banyak, ia bersedia melihat lebih sedikit.
-
Kenapa jatuh cinta adiktif? Jatuh cinta sama adiktifnya dengan kafein atau nikotin karena pada saat jatuh cinta, tubuh akan memproduksi lebih banyak dopamin.
Penelitian yang dilakukan di University College London menemukan bukti bahwa rasa cinta bisa menumpulkan aktivitas saraf yang terkait dengan penilaian sosial kritis terhadap orang lain. Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di dalam NeuroImage itu cinta juga menghalangi munculnya emosi negatif, sehingga hanya rasa suka yang ada.
Akibat Senyawa Penghasil Euforia
Area hipotalamus otak menghasilkan senyawa euforia yang menurunkan penilaian negatif terhadap orang yang dicintai, sehingga objektivitas dalam melakukan penilaian pun menurun drastis. Bisa disimpulkan, cinta memang buta, karena mampu mengaburkan penilaian rasional dan objektif terhadap orang yang dicintai.
Sama Butanya dengan Cinta Seorang Ibu
Lebih jauh, penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa cinta romantis maupun cinta ibu menghasilkan efek yang sama terhadap otak.
Tim peneliti memindai memindai otak dua puluh ibu muda saat melihat foto-foto anak mereka, anak-anak yang mereka kenal, dan teman-teman dewasa. Hasilnya, pola aktivitas otak saat menatap foto anak sendiri sangat mirip dengan otak seseorang yang sedang mengalami cinta romantis.
Reporter: Febi Anindya KiranaSumber: Fimela.com
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan memahami fakta-fakta cinta, kita dapat lebih menghargai keajaiban emosi ini dan bagaimana ia memengaruhi kehidupan kita.
Baca SelengkapnyaCari tahu alasan di balik kenapa seseorang bisa bucin habis sama pasangannya. Mulai dari hormon hingga rasa takut kehilangan!
Baca SelengkapnyaKondisi psikologis yang ditandai dengan delusi seseorang yang meyakini bahwa orang lain mencintainya secara diam-diam.
Baca SelengkapnyaPenderita erotomania yakin bahwa orang yang mereka idamkan secara rahasia mencintai mereka, meskipun tidak ada bukti yang mendukung keyakinan tersebut.
Baca SelengkapnyaSering merasa mulas saat sedang jatuh cinta? Ternyata ada penjelasannya!
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai fakta psikologi yang menarik untuk disimak.
Baca Selengkapnya