PETA kecam tradisi kuliner hewan yang disajikan hidup-hidup
Merdeka.com - Sudah pernah mendengar tentang sannakji? Ini adalah hidangan tradisional Korea berupa gurita yang disajikan hidup-hidup. Tentakelnya dihidangkan dalam keadaan terpotong-potong, namun masih bergerak. Makanan ini bisa membahayakan nyawa, karena berpotensi mengakibatkan tersedak. Selain itu, unsur kesadisannya juga membuat sejumlah orang miris.
Para aktivis organisasi pecinta binatang, PETA (People for the Ethical Treatment of Animals) mengecam penyajian hidangan ini. Dilansir Metro (21/11), beberapa waktu lalu mereka melakukan investigasi pada sebuah restoran seafood di Los Angeles. Melalui video sepanjang 2 menit, 47 detik mereka mengungkapkan metode 'barbar yang digunakan para chef untuk menyiapkan sannakji. Tentakel gurita dipotong-potong dan disajikan kepada pelanggan. Sementara tubuhnya dibiarkan begitu saja, meronta-ronta menunggu ajal.
-
Di mana PETA memberontak? Pemberontakan PETA di Blitar terjadi pada 14 Februari 1945.
-
Kenapa PETA dibubarkan oleh Jepang? Niat Jepang tak terlaksana. Mereka keburu bertekuk lutut pada pasukan sekutu usai Nagasaki dan Hirosima dibom atom. Jepang menyerah tanpa syarat tanggal 14 Agustus 1945.
-
Kenapa PETA memberontak di Blitar? Faktor-faktor yang memicu pemberontakan ini antara lain ketidakpuasan terhadap kebijakan pendudukan Jepang yang semakin menyulitkan rakyat, serta semangat nasionalisme untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
-
Kenapa daging anjing dilarang dijual? 'Tidak banyak itu, karena budaya Bali itu tidak biasa mengonsumsi daging anjing. Artinya, ada peminat khusus tapi terbatas ini yang kita tidak bisa biarkan. Karena di Bali ada aturan khusus juga, yang dibuat melalui perda dan pergub, bahwa memang ada larangan untuk memperjualbelikan daging anjing apalagi untuk dikonsumsi,' imbuhnya.
-
Apa tujuan PETA memberontak di Blitar? Tujuan akhir pemberontakan ini adalah meraih kemerdekaan dari penjajahan, yang pada akhirnya berhasil diraih dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
-
Bagaimana jika makanan hewan terkontaminasi? Menurut Dana Hunnes, asisten profesor di Fielding School of Public Health di University of California, Los Angeles (UCLA), mengonsumsi pet food bisa berbahaya bagi manusia jika makanan tersebut terkontaminasi.
Ilustrasi sannakji. © Sushi Pro Blog
Ilustrasi sannakji. © Sushi Pro Blog
Tak hanya gurita, udang dan lobster juga disajikan dengan cara yang kurang lebih sama. Penyajian makanan seperti ini memang cukup populer dalam kuliner Jepang dan Korea. Kalau Korea punya sannakji, Jepang punya ikizukuri yang berupa ikan hidup. Padahal, metode pengolahan yang digunakan untuk menyiapkan masakan seperti ini bisa digolongkan sebagai penganiayaan terhadap hewan.
Ilustrasi sannakji. © Sushi Pro Blog
Ilustrasi sannakji. © Sushi Pro Blog
"Gurita yang telah Anda potong-potong merasa kesakitan setiap kali Anda melakukannya," kata pakar cephalopoda Dr. Jennifer Mather kepada PETA. "Sama menyakitkannya dengan babi, ikan, atau kelinci, jika Anda memotong kakinya sedikit demi sedikit. Jadi ini adalah tindakan kejam."
Hal serupa juga dikemukakan oleh ahli zoologi invertebrata, Dr. Jaren G Horsley. "Seekor lobster berada dalam kesakitan yang luar biasa saat dibelah... [dan] merasakan seluruh rasa sakitnya hingga sistem sarafnya benar-benar rusak."
Untuk itu, PETA menyerukan kepada pemerintah Amerika Serikat untuk memperkenalkan undang-undang yang melarang hewan dimutilasi, diolah, dan disajikan hidup-hidup.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aktivis PETA mengajak masyarakat untuk menerapkan gaya hidup vegan demi hewan, bumi, dan kesehatan manusia.
Baca SelengkapnyaDalam aksi protes ini aktivis PETA turut mengampanyekan gaya hidup vegan.
Baca SelengkapnyaAktivis PETA mengingatkan masyarakat bahwa kondisi pasar hewan hidup yang kumuh berpotensi menciptakan penyebaran baru bagi penyakit zoonosis yang mematikan.
Baca SelengkapnyaKorea Selatan berencana melarang konsumsi daging anjing, praktik yang sudah ada sejak berabad-abad lalu.
Baca SelengkapnyaKarena akasan kesehatan, sejumlah hewan ekstrem dikonsumsi manusia. Walau begitu ada bahayanya.
Baca SelengkapnyaGibran mengaku tengah menyiapkan solusi bagi pedagang daging anjing.
Baca SelengkapnyaSejumlah hewan mengalami kekerasan yang dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab.
Baca SelengkapnyaKegagalan RUU Pelarangan Perdagangan Anjing dan Kucing masuk dalam Prolegnas menjadi sorotan aktivis hewan dalam Koalisi Dog Meat Free Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada Perda Bali No 5 Tahun 2023, Pasal 28 tertib ternak atau hewan, ayat 1 huruf a disebut setiap orang dilarang mengedarkan dan memperjualbelikan daging anjing
Baca SelengkapnyaGibran telah menyerukan agar masyarakat untuk tidak lagi mengonsumsi daging anjing.
Baca SelengkapnyaAktivis Act For Farmed Animals (AFFA) mendesak percepatan transisi menghentikan penjualan telur dari peternakan ayam kandang baterai.
Baca SelengkapnyaAktivis dari Dog Meat Free Indonesia (DMFI) dan para pecinta hewan menggelar demonstrasi di depan Gedung DPR
Baca Selengkapnya