Konsumsi Pet Food, Bisa Buat Manusia Keracunan Atau Tidak?
Karena rasa penasaran atau mungkin karena tak sengaja, bisa saja kita tanpa sengaja mengonsumsi pet food. Apa dampaknya pada tubuh kita?
Banyak orang mungkin pernah bertanya-tanya, apakah aman bagi manusia untuk mengonsumsi makanan hewan peliharaan (pet food)? Walaupun mungkin terdengar aneh, ini bukan pertanyaan yang sepele, terutama di saat darurat. Menurut Dana Hunnes, asisten profesor di Fielding School of Public Health di University of California, Los Angeles (UCLA), mengonsumsi pet food bisa berbahaya bagi manusia jika makanan tersebut terkontaminasi. Hal ini karena pet food juga bisa terpapar patogen bawaan seperti Salmonella dan E. coli, sama seperti makanan yang dikonsumsi manusia .
Dilansir dari Live Science, FDA (Food and Drug Administration) di Amerika Serikat telah beberapa kali mengeluarkan peringatan terkait makanan hewan yang terkontaminasi. Sebagai contoh, pada tahun 2022, terjadi penarikan pet food akibat kontaminasi Salmonella di pusat distribusi. Pada 2021, pet food yang mengandung aflatoksin—racun yang dihasilkan oleh jenis jamur tertentu pada tanaman pertanian—juga pernah ditarik dari pasaran.
-
Kenapa keracunan makanan bisa terjadi? Keracunan makanan bisa dialami karena sejumlah hal seperti: Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi atau diproses secara tidak baik, Escherichia coli (E. coli), biasanya ditemukan pada sayuran mentah dan daging yang kurang matang, Listeria, yang dapat hadir pada daging irisan dan keju lembut, Norovirus, yang dapat Anda dapatkan dari kerang yang kurang matang, Salmonella, biasanya ditemukan pada unggas yang kurang matang dan telur mentah, Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi staph.
-
Bagaimana cokelat bisa beracun bagi anjing? Ini disebabkan oleh adanya senyawa kimia dalam cokelat yang disebut teobromin, yang dapat menjadi racun bagi anjing dan menyebabkan gejala seperti muntah, denyut jantung yang cepat, atau gelisah.
-
Kenapa keracunan makanan berbahaya? Meskipun kebanyakan kasus keracunan makanan tidak berujung pada kematian, tetap saja hal ini perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama bagi kelompok yang rentan seperti anak-anak, lansia, wanita hamil, dan individu dengan sistem imun yang lemah.
-
Makanan apa yang berbahaya untuk kesehatan? Konsumsi makanan olahan berlebih di era sekarang seperti sudah menjadi hal yang umum dilakukan.Makanan olahan juga sering dijadikan pengganti lauk pauk untuk makan sehari-hari.Padahal, makanan olahan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu berbagai macam penyakit. Termasuk penyakit kronis yang membahayakan nyawa.
-
Bagaimana kucing mempengaruhi kesehatan pemiliknya? Penelitian menunjukkan bahwa memiliki kucing dapat memberikan keuntungan bagi kesehatan fisik dan psikologis, asalkan pemiliknya tidak alergi terhadap hewan tersebut.
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
Namun, bagaimana jika pet food tersebut tidak terkontaminasi? Menurut Hunnes, pet food yang tidak terkontaminasi pada dasarnya aman untuk dikonsumsi manusia dalam jangka pendek. Sebagian besar pet food terdiri dari sisa-sisa makanan yang berasal dari tempat pengolahan makanan manusia, seperti tepung tulang, sisa daging, dan produk sampingan seperti jeroan. Meskipun tidak enak dilihat, pet food ini biasanya berasal dari sumber yang sama dengan makanan manusia.
Meskipun begitu, konsumsi pet food tidak disarankan untuk jangka panjang. "Konsumsi pet food sebaiknya dibatasi dalam waktu singkat, idealnya tidak lebih dari beberapa hari," kata Hunnes.
Makanan hewan memang dapat menyediakan kalori dan protein jika terjadi keadaan darurat. Namun, perlu diingat bahwa makanan tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi hewan peliharaan, bukan manusia. Sebagai contoh, makanan anjing sering kali mengandung vitamin K dalam jumlah tinggi, yang bisa berbahaya bagi manusia jika dikonsumsi secara berlebihan.
Selain itu, makanan hewan peliharaan tidak mengandung beberapa nutrisi penting bagi manusia, seperti vitamin C, karena hewan peliharaan seperti anjing dan kucing mampu memproduksi vitamin ini sendiri. Hal ini berarti, jika manusia hanya mengandalkan pet food dalam jangka panjang, risiko kekurangan gizi akan meningkat.
Salah satu tantangan lain dari mengonsumsi pet food adalah aspek legalitasnya. Kebanyakan pet food diberi label "tidak cocok untuk konsumsi manusia." Jika seseorang sakit setelah mengonsumsi makanan hewan, baik karena kekurangan gizi atau kontaminasi, mereka mungkin akan menghadapi kesulitan dalam mencari kompensasi hukum.
Walaupun demikian, Hunnes menekankan bahwa pet food tidak bersifat toksik bagi manusia jika tidak terkontaminasi, dan dapat menjadi solusi sementara jika diperlukan. Namun, dari segi keamanan pangan dan nutrisi, pet food bukanlah pilihan yang ideal untuk konsumsi jangka panjang. "Pet food memang aman untuk dicoba, tetapi bukan solusi jangka panjang, baik dari sisi nutrisi maupun keamanan makanan," tambah Hunnes.
Meskipun pet food bisa menjadi sumber energi dalam keadaan darurat, penting untuk memahami bahwa makanan tersebut tidak dirancang untuk manusia. Mengonsumsinya secara terus-menerus dapat membawa risiko kesehatan, baik dari sisi kontaminasi patogen maupun kekurangan nutrisi. Oleh karena itu, jika Anda terpaksa mengonsumsi pet food, pastikan hanya dalam jangka waktu yang sangat terbatas.