Benarkah Makanan Organik Benar-benar Memiliki Kandungan dan Manfaat Lebih Sehat?
Makanan organik kerap dianggap lebih sehat, benarkah makanan ini memiliki manfaat kesehatan yang lebih superior?
Konsumsi makanan organik semakin populer di kalangan masyarakat yang ingin menjaga kesehatan. Label “organik” sering kali diasosiasikan dengan makanan yang lebih sehat, bebas dari bahan kimia berbahaya, dan lebih bergizi dibandingkan produk konvensional. Namun, apakah klaim-klaim ini benar adanya? Dengan semakin banyaknya kasus yang menunjukkan kontaminasi pada produk organik, pertanyaan mengenai seberapa aman dan sehatnya makanan organik menjadi semakin relevan.
Pada pekan lalu, sebuah perusahaan California bernama Grimmway Farms mengumumkan penarikan kembali produk wortel organik mereka yang terkontaminasi bakteri Escherichia coli (E. coli), yang mengakibatkan 38 orang sakit dan satu orang meninggal dunia. Meskipun produk tersebut berasal dari produsen yang terkenal dengan label organiknya, kasus ini menimbulkan keraguan tentang apakah makanan organik benar-benar lebih aman. Penarikan produk ini adalah pengingat bahwa meskipun kita membayar lebih untuk makanan organik, itu tidak menjamin bahwa makanan tersebut lebih bebas dari patogen berbahaya.
-
Apa itu makanan organik? Makanan organik adalah produk yang diproduksi dan diproses tanpa melibatkan teknologi rekayasa biologi, radiasi, penggunaan zat pestisida, hormon, dan antibiotik.
-
Apa saja contoh makanan organik? Buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu, dan daging adalah contoh makanan organik yang paling sering dibeli.
-
Kenapa sayur mentah lebih sehat? Kondisi mentah dalam sejumlah sayur dan buah ini bisa menyebabkan nutrisi di dalamnya bisa tetap terjaga.
-
Apa manfaat pupuk organik? Penggunaan pupuk organik tersebut dinilai sebagai pilihan yang tepat untuk petani di tengah sulitnya mendapatkan pupuk kimia bersubsidi. Selain lebih ekonomis, penggunaan pupuk organik juga membuat tanah lebih subur. Harapannya kesejahteraan petani bisa meningkat dengan penggunaan pupuk kandang.
-
Kenapa makanan organik lebih sedikit bahan kimia? Makanan organik umumnya mengandung lebih sedikit bahan terkontaminasi.
-
Apa manfaat utama dari pupuk organik? Pupuk organik memiliki banyak manfaat bagi tanaman, tanah, manusia, dan lingkungan, antara lain: • Meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk organik mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman, seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, besi, dan lain-lain. Pupuk organik juga bisa memperbaiki struktur dan porositas tanah, sehingga tanah menjadi lebih gembur, berongga, dan mudah diolah. Pupuk organik juga bisa menetralkan pH tanah yang terlalu asam atau basa.• Memperbaiki kondisi biologi tanah. Pupuk organik merangsang pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungkan, seperti bakteri, jamur, cacing tanah, dan lain-lain. Mikroorganisme ini bisa membantu proses dekomposisi bahan organik, mengikat nitrogen dari udara, melarutkan fosfor dari batuan, dan menghasilkan zat pengatur tumbuh. • Aman bagi manusia dan lingkungan. Pupuk organik tidak menimbulkan residu atau sisa kimia yang berbahaya pada hasil panen atau lingkungan. Pupuk organik juga tidak menyebabkan pencemaran air tanah atau sungai akibat limpasan pupuk berlebih. Pupuk organik juga cocok digunakan untuk praktik pertanian organik yang bebas dari pestisida sintetis dan bahan kimia berbahaya lainnya.• Meningkatkan produksi pertanian. Pupuk organik bisa meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen tanaman dengan kualitas yang baik. Pupuk organik juga bisa mengendalikan penyakit-penyakit tertentu yang menyerang tanaman dengan cara meningkatkan daya tahan tanaman atau menekan perkembangan patogen.
Apa Itu Makanan Organik?
Makanan yang mengusung label organik harus memenuhi berbagai peraturan yang ditetapkan oleh Departemen Pertanian AS (USDA). Misalnya, perusahaan yang memproduksi produk organik harus berada di bawah pengawasan agen yang disetujui oleh USDA, dan tanaman harus ditanam tanpa menggunakan organisme hasil rekayasa genetik atau radiasi ionisasi. Tanah tempat tanaman tumbuh juga harus bebas dari bahan kimia terlarang, seperti pupuk sintetis dan pestisida, selama setidaknya tiga tahun sebelum panen. Namun, meskipun demikian, label organik tidak berarti bahwa produk tersebut bebas dari bahan kimia sama sekali. Sebagai contoh, petani organik masih dapat menggunakan pestisida dan herbisida, namun hanya yang disetujui oleh FDA.
Meskipun banyak orang menganggap bahwa produk organik lebih aman karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya, kenyataannya tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa makanan organik lebih bebas dari patogen dibandingkan dengan produk konvensional. “Makanan kita ditanam di luar ruangan, yang mungkin terpapar pada hewan dan kotorannya,” jelas Stephanie Smith, PhD, seorang profesor dan spesialis keamanan makanan di Washington State University. “Patogen tidak membedakan apakah produk tersebut organik atau tidak. Mereka bisa menyerang semua jenis produk,” tambahnya.
Apakah Makanan Organik Lebih Aman?
Sebuah penelitian sistematik yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine pada 2012 menemukan bahwa risiko kontaminasi E. coli pada produk organik tidak berbeda dengan produk konvensional. Beberapa ahli bahkan berpendapat bahwa praktik pertanian organik justru dapat meningkatkan risiko penyakit bawaan makanan. Keith Warriner, PhD, seorang profesor ilmu pangan di Universitas Guelph, menjelaskan bahwa praktik pertanian organik, seperti penggunaan kompos kotoran ternak yang belum terdegradasi sepenuhnya, dapat meningkatkan risiko kontaminasi E. coli. Sebagai contoh, petani organik sering menggunakan pupuk kandang yang tidak sepenuhnya terurai, yang berarti patogen bisa bertahan lebih lama di tanah.
Praktik lain yang berpotensi meningkatkan risiko adalah tidak menggunakan klorin dalam air pencucian pasca-panen, yang bisa menyebabkan kontaminasi silang. Penggunaan alternatif fungisida yang kurang efektif juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kontaminasi patogen pada produk organik. Sebuah artikel yang diterbitkan pada 2019 di jurnal Missouri Medicine menyebutkan bahwa makanan organik lebih sering ditarik kembali karena masalah keamanan pangan dibandingkan dengan produk konvensional. Berdasarkan data, produk organik ditarik kembali 4 hingga 8 kali lebih sering daripada produk non-organik.
Apakah Makanan Organik Lebih Bergizi?
Salah satu alasan banyak orang beralih ke makanan organik adalah keyakinan bahwa produk ini lebih bergizi dan lebih baik untuk kesehatan. Namun, meskipun beberapa penelitian menunjukkan kandungan nutrisi yang lebih tinggi pada beberapa jenis makanan organik, bukti secara keseluruhan masih terbatas. Sebuah tinjauan yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine pada 2012, yang menganalisis data dari 223 studi, tidak menemukan bukti yang cukup untuk mendukung klaim bahwa makanan organik secara signifikan lebih bergizi daripada produk konvensional. “Dari perspektif ilmiah, tidak ada perbedaan dalam kandungan nutrisi antara makanan organik dan non-organik,” kata Warriner.
Sebuah survei tahun 2021 yang menganalisis residu pestisida pada 10.127 sampel makanan organik dan non-organik menemukan bahwa lebih dari 99% sampel memenuhi standar yang ditetapkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan (EPA). Ini menunjukkan bahwa meskipun makanan organik mungkin mengandung residu pestisida dalam jumlah lebih rendah, hal tersebut tidak berarti bahwa produk organik sepenuhnya bebas dari bahan kimia.
Cara Memastikan Keamanan Makanan
Untuk memastikan keamanan makanan yang dikonsumsi, terutama bagi mereka yang rentan terhadap infeksi, para ahli merekomendasikan beberapa langkah. Pertama, selalu perhatikan penarikan produk yang dapat memengaruhi keamanan makanan. Beberapa jenis produk, seperti salad kemasan dan biji yang berkecambah, lebih sering terlibat dalam wabah penyakit bawaan makanan.
Mencuci semua buah dan sayuran dengan air mengalir juga sangat penting untuk mengurangi risiko kontaminasi. Meskipun kulit buah yang tidak dimakan, seperti melon, tidak akan langsung dimakan, mencucinya tetap diperlukan karena pemotongan dapat memindahkan patogen dari kulit ke bagian dalam.
Selain itu, suhu juga berperan penting dalam mencegah berkembangnya bakteri berbahaya. Menjaga makanan tetap pada suhu yang tepat, di bawah 40°F (4°C) atau lebih dari 140°F (60°C), sangat penting untuk menghindari pertumbuhan bakteri.
Meskipun banyak orang percaya bahwa makanan organik lebih sehat, lebih aman, dan lebih bergizi, bukti ilmiah yang ada tidak sepenuhnya mendukung klaim tersebut. Makanan organik tidak terbukti mengurangi risiko paparan patogen atau bahan kimia berbahaya secara signifikan dibandingkan dengan produk konvensional.
Selain itu, beberapa praktik dalam pertanian organik justru dapat meningkatkan risiko kontaminasi pangan. Untuk memastikan keamanan makanan, sangat penting bagi konsumen untuk mencuci makanan dengan baik dan mengikuti pedoman keselamatan pangan yang dianjurkan.