Gembong PKI Kebal Peluru Tak Mempan Ditembak, Ternyata Jimatnya Ditaruh di Sini
Seorang perwira militer Australia kaget setengah mati lihat seorang tahanan PKI berkali-kali ditembak tak mempan oleh TNI.
TNI berhasil menumpas pemberontakan di Madiun. Namun ada beberapa tokoh PKI kebal peluru.
Gembong PKI Kebal Peluru Tak Mempan Ditembak, Ternyata Jimatnya Ditaruh di Sini
Tahun 1948 Meletus Pemberontakan Madiun
Musso dan Front Demokrasi Rakyat (FDR) memberontak. Mereka terdiri atas PKI dan kekuatan kiri lainnya, termasuk sejumlah pasukan militer.
Presiden Soekarno dan Wapres Mohammad Hatta mengerahkan kekuatan TNI untuk menumpas pemberontakan ini.
Satu per satu kota yang awalnya dikuasai FDR berhasil direbut oleh TNI.
Posisi tentara Merah terus dijepit dari berbagai sisi.
-
Dimana kejadian tokoh PKI kebal peluru itu terjadi? Komandan Batalyon Kala Hitam Mayor Kemal Idris dan seorang perwira peninjau dari Australia melihat langsung ada tokoh PKI tak mempan ditembak.
-
Apa yang terjadi pada tokoh PKI yang kebal peluru? Ada sejumlah tokoh PKI ternyata tak mempan ditembak. Mereka punya ilmu kebal peluru.
-
Siapa yang terlibat dalam G30S/PKI? Baru saja terjadi G30S/PKI. Harga barang dan BBM naik terus. Perekonomian sangat sulit.
-
Siapa yang memimpin PKI saat peristiwa G30S PKI? Di mana peristiwa ini dilancarkan oleh PKI yang saat itu dipimpin Dipa Nusantara (DN) Aidit dan Pasukan Cakrabirawa di bawah kendali Letnan Kolonel Untung Syamsuri.
-
Bagaimana PKI melancarkan G30S PKI? Gerakan ini pada awalnya hanya mengincar Perwira Tinggi dan Dewan Jenderal dengan menculik mereka untuk dibawa serta disekap di Lubang Buaya. Akan tetapi dalam pelaksanaanya, 3 orang langsung dibunuh di tempat.
-
Kapan peristiwa G30S PKI terjadi? Sesuai Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 28 Tahun 1975, G30S PKI adalah peristiwa pengkhianatan atau pemberontakan yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan atau pengikut-pengikutnya terhadap Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 30 September 1965, termasuk gerakan atau kegiatan persiapan serta gerakan kegiatan lanjutannya.
Para kadet Akademi Militer Yogyakarta ikut dikerahkan menumpas PKI.
Dibanding pasukan yang lain, persenjataan mereka terbilang cukup lengkap.
Pada waktu itu, lengkap berarti satu senjata dipegang oleh satu orang. Tidak bergantian.
Di Pacitan, Ada Laporan Seorang Lurah PKI Berlaku Sewenang-Wenang
Para Kadet Tersebut Memperlihatkan Kegigihan Mereka Dalam Pertempuran.
Mereka berhasil merebut Pacitan yang awalnya dikuasai PKI.
Ada laporan dari warga, seorang lurah menindas masyarakat saat PKI menguasai kota itu.
Masyarakat meminta lurah itu ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
Lewat sidang kilat, diputuskan lurah itu dihukum mati.
Di sini para calon perwira muda itu menemukan sebuah keganjilan.
"Dor..Dor.." senapan menyalak. Namun Sang Lurah tak roboh ke tanah. Rupanya dia kebal peluru."
Pemandangan itu Sangat Menyeramkan
Darah yang mengalir dari tubuh lurah tersebut dengan tenang dia 'hirup' kembali.
Kadet Suhardiman yang berada di tempat itu mengingat tak ada tanda-tanda orang tersebut merasa kesakitan terkena tembakan.
Hal ini terjadi berulang-ulang. Hingga para eksekutor kebingungan.
Demikian ditulis dalam buku Akademi Militer Yogya dalam Perjuangan Fisik 1945-1949 yang ditulis Drs Moehkardi.
Saat itulah seorang penduduk yang sudah sepuh mendekat dan berbisik pada Suhardiman.
"Jimatnya ada di celana, Pak."
Benar saja, saat celana lurah itu dibuka. Dia langsung lemas, lantas meninggal.
Kasus Kebal Peluru ini Bukan Satu-Satunya Dalam Pemberontakan Madiun
Komandan Batalyon Kala Hitam, Mayor Kemal Idris pun mengalami hal serupa.
Dalam sidang kilat di Alun-Alun Pati, ada empat gembong PKI yang mendapat vonis hukuman mati. Ternyata, ada seorang tahanan yang kebal peluru.
"Berkali-kali peluru diganti. Senjata otomatis juga digunakan. Tapi tak ada yang mampu merobek kulitnya," kata Kemal Idris dalam biografinya Bertarung Dalam Revolusi.
Di tengah kebingungan itu Letnan Ahmad maju. Dia mengeluarkan sebutir peluru dari magasin pistolnya dan diusap-usapkan ke tanah.
Peluru itu kemudian dipakai menembak tahanan tersebut. Berhasil, dia roboh di tanah dengan dada berlubang.
Kemal Idris saat itu didampingi perwira peninjau dari Australia yang tergabung dalam Komisi Tiga Negara (KTN).
Betapa herannya perwira tersebut melihat pemandangan di depannya. Sungguh di luar nalar.