Kesaksian Juru Kunci Astana Giribangun saat Pemakaman Soeharto
Keluarga besar Soeharto terlebih dulu melakukan upacara Bedah Bumi, yakni dengan menancapkan linggis ke tanah pemakaman sebanyak tiga kali.

Beberapa peristiwa dan fenomena mistis aneh terjadi menjelang penggalian makam Soeharto.

Kesaksian Juru Kunci Astana Giribangun saat Pemakaman Soeharto

Presiden Soeharto sebagai penguasa terlama di Indonesia lengser setelah 32 tahun berkuasa. Soeharto meninggal tak lama setelah tidak menjabat sebagai presiden.
Astana Giribangun dikenal sebagai makam keluarga Presiden kedua Indonesia, Soeharto. Di atas Astana Giribangun di lereng tenggara, berdiri makam keluarga Istana Mangkunegaran, yakni Astana Mangadeg.

Ternyata kedua makam tersebut memiliki daya mistis dalam sejarah perjalananya.
Muncul mitos bahwa makam tersebut merupakan tempat sakral.

"Beberapa kejadian dan fenomena mistis yang saya alami, maupun para penjaga makam lainnya, membuktikan keberadaan makam ini patut diperhitungkan," ujar juru kunci Astana Giribangun, Sukirno kepada merdeka.com, beberapa tahun lalu.
merdeka.com
Menurut Sukirno, beberapa peristiwa dan fenomena mistis aneh terjadi menjelang penggalian makam Soeharto. Suasana pemakaman Soeharto di Astana Giribangun kala itu sangat redup, tak ada awan, dengan hembusan angin yang pelan. "Saat itu suasananya sangat tenang, seolah-olah bumi ini menyambut kedatangan jasad pak Soeharto," katanya.
Banyak cerita mistis yang diceritakan pria kelahiran Karanganyar 17 Februari 1953 tersebut. Sukirno yang bekerja sejak tahun 1976 tersebut mengatakan, beberapa bulan sebelum kematian Soeharto, terjadi longsor mendadak di bawah Perbukitan Astana Giribangun, ketika cuaca sedang tidak buruk.

Namun ancaman-ancaman tersebut, lanjut Sukirno, tidak terbukti. Semua itu berkat bantuan warga sekitar Astana yang ikut mengamankan makam. "Saat itu sudah ada ribuan orang yang dikabarkan akan menyerang kami, siap dengan batu dan peralatan lain. Tapi anehnya tak pernah sekalipun mereka hendak melempari Astana dan merusak bangunan makam," ujar Sukirno.

Atas peristiwa tersebut Sukirno berkeyakinan, bahwa Allah melalui arwah para leluhur raja Mangkunegaran datang dan melindungi.
Dirinya yakin arwah leluhur bagi orang Jawa masih bersemayam dan jika dalam situasi darurat akan muncul dan melakukan perlindungan.

"Saat itu pada penancapan yang pertama dan kedua, tidak terjadi apa apa. Namun, saat penancapan ketiga ada kejadian yang membuat merinding bulu kuduk. Tiba-tiba terdengar suara seperti ledakan, sangat keras bergema di atas kepala kami," ungkap Sukirno.
Mendengar bunyi tersebut, lanjut Sukirno, para penggali makam dan orang-orang di sekitarnya sontak kaget dan ketakutan. Mereka bingung dan mencari-cari dari mana asal suara menggelegar itu. Namun tak menemukannya. Atas kejadian tersebut, para penggali makam menganggapnya sebagai suara gaib. Mereka beranggapan bumi telah menerima kedatangan jasad Soeharto.
