Orang Desa Yang Sederhana ini Dianggap Sahabat Paling Setia Oleh Presiden Soeharto, Sampai Diundang ke Cendana
Soeharto memerintahkan camat dan lurah untuk membawa sahabatnya dari desa ke Jakarta
Walau sudah menjadi penguasa Orde Baru, Soeharto ternyata tidak lupa pada temannya saat susah dulu.
Orang Desa Yang Sederhana ini Dianggap Sahabat Paling Setia Oleh Presiden Soeharto, Sampai Diundang ke Cendana
Soeharto bukan berasal dari keluarga berada. Masa kecil dan remajanya dilalui dalam kondisi ekonomi pas-pasan.
Tak ada yang menyangka jika kelak dia akan menjadi Jenderal dan Presiden RI.
-
Bagaimana Soeharto menunjukkan kesederhanaannya? Pak Harto santai saja makan mie instan. Seperti masyarakat kebanyakan. Mie instan ini sering diidentikan dengan makanan anak kos di tanggal tua.
-
Siapa yang jadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto. Mengutip situs tni.mil.id, sejak saat itu, karier suami Tuti Sutiawati ini meroket tajam.
-
Siapa yang menjadi ajudan Soeharto? Pada tahun 1974, Kolonel Try Sutrisno Diangkat Menjadi Ajudan Presiden Soeharto Empat tahun Try menjabat ajudan presiden.
-
Kenapa Soeharto dekat dengan keluarga BJ Habibie? “Hal ini patut saya kenang. Di rumah keluarga Habibie itu terdapat suasana yang membuat anggota Staf Brigade kami kerasan,“ kata Soeharto dikutip dari HMSoeharto.id.
-
Apa contoh kesederhanaan Jenderal Soekanto? Menjabat Kapolri 14 tahun tak membuat Pak Kanto memiliki cukup uang. Bahkan saat pensiun, dia dan istrinya, Hadidjah Lena Mokoginta, sempat tak punya rumah dan tinggal berpindah-pindah.
-
Siapa yang Soeharto katakan sebagai patriot Indonesia? “Saya ini tentara. Tentara itu pedoman hidupnya Sapta Marga. Kami patriot Indonesia, pendukung dan pembela ideologi negara yang bertanggungjawab dan tidak mengenal menyerah.“
Walau Sudah menjadi Orang Paling Berkuasa, Soeharto Masih Ingat Dengan Kawan-Kawan Masa Remajanya
Dia memerintahkan Lurah dan Camat Wuryantoro agar mendatangkan dua sahabatnya saat remaja, Kamin dan Warikun.
Soeharto juga mengundang mantan guru mengajinya Kamsiri.
Tiga orang dari desa itu khusus diundang ke rumah Presiden di Jalan Cendana.
Pertemuan keempat orang itu berlangsung hangat. Sudah puluhan tahun tidak bertemu.
Mereka berpisah tahun 1940, saat Soeharto mendaftar masuk tentara KNIL.
Kamin Bercerita Dia Pernah Mimpi Bertemu Singa Besar
"Ternyata saya dipanggil oleh Presiden," katanya disambut tawa Soeharto dan yang lain.
Presiden Soeharto mengaku pertemuan itu sangat berkesan. Satu jam mereka mengobrol dan bernostalgia masa-masa di desa dulu.
Terselip keharuan saat Kamin mengenang pernah bekerja bersama sama Soeharto sebagai pembantu klerek bank desa.
Keduanya harus mendatangi masyarakat kecil yang memerlukan kredit.
Kadang jarak yang ditempuh sangat jauh dan menanjak. Soeharto sampai mengeluh ingin keluar dari pekerjaan tersebut.
Di lain hari, kain batik yang dipakainya menyangkut dan sobek. Soeharto dimarahi oleh klerek bank. Bibinya pun marah karena kain yang dipinjam Soeharto sobek.
Soeharto akhirnya berhenti kerja sebagai pembantu klerek. Dia terharu saat berpisah dengan Kamin yang menemaninya kemana-mana.
"Waktu bersalaman dengan Kamin saya mesti menundukkan muka. Terharu meninggalkannya," kata Soeharto.
Kamsiri, Guru Mengaji Soeharto di Desa pun Merasa Bangga Melihat Anak Didiknya Jadi Presiden
Kamsiri bercerita tentang kawan mereka yang bernama Kang Loso. Saat berjuang, matanya menjadi buta. Kondisinya sangat memprihatinkan.
Sementara Warikun mengenang dulu dia dan kawan-kawannya selalu membantu Soeharto mengisi bak air sebelum bermain bola.
"Dulu baru boleh main kalau bak air sudah penuh," kata Soeharto.
Ketiga temannya, walau nasibnya berbeda jauh dengan Soeharto tak ada yang merasa iri.
"Mereka mengatakan setiap orang memiliki nasibnya sendiri. Kita sebagai manusia kan sekadar menjalani," tutup Soeharto.