Presiden Soeharto Ungkap Cara Pilih Wapres era Orde Baru, Beda Dengan Pilpres Sekarang
Apakah ada lobi-lobi partai seperti sekarang? Atau dipilih sendiri? ini kata Soeharto.
Di era Orbe, Capresnya pasti Soeharto. Lalu bagaimana cara memilih wakil presiden?
Presiden Soeharto Ungkap Cara Pilih Wapres era Orde Baru, Beda Dengan Pilpres Sekarang
Di Era Orde Baru, belum dikenal pemilihan presiden secara langsung di Indonesia seperti saat ini.
Presiden dipilih melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Selama Orde Baru, Soeharto selalu menjadi calon tunggal untuk presiden.
-
Bagaimana Soekarno memilih menteri? Pemilihan menteri yang dilakukan oleh Soekarno didasarkan pada penilaiannya terhadap kinerja rekan-rekannya selama di badan pembentukan pemerintahan, serta disesuaikan dengan keahlian mereka di bidang masing-masing.
-
Kenapa Presiden Soeharto mengeluarkan pernyataan kontroversial di Pekanbaru? Pidato Kontroversi Sebuah pernyataan yang disampaikan Presiden Soeharto di Pekanbaru, Riau itu bukanlah pernyataan satu-satunya. Namun, Ia kembali mengulang pernyataan tersebut pada saat peringatan Hari Jadi Kopassus.Lantas, pernyataan tersebut membuat banyak pihak yang merasa kecewa dan mengundang kritik serta cemooh dari kaum intelektual maupun tokoh militer saat itu.
-
Kenapa Sukarno tunjuk Soeharto untuk pidato radio? Menganggapi Soeharto yang sakit hati, akhirnya Bung Karno berusaha menengahi dan menanyakan bagaimana solusinya. Kendati uring-uringan, Soeharto tetap menawarkan solusi.'Satu-satunya cara, ialah dengan pidato radio kepada rakyat bahwa saya diberi tugas bertanggungjawab mengenai pemulihan keamanan dan ketertiban oleh Bapak Presiden,' ujar Soeharto.
-
Siapa yang menggantikan Soeharto? Dia kemudian digantikan BJ Habibie sebagai Presiden ketiga RI.
-
Bagaimana cara memilih capres dan cawapres? Untuk dapat berpartisipasi dalam pemilu Presiden 2024, setiap warga negara Indonesia harus memenuhi syarat-syarat berikut ini: Genap berumur 17 tahun atau lebih pada hari pemungutan suara, sudah kawin, atau sudah pernah kawin; Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibuktikan dengan KTP-el;Berdomisili di luar negeri yang dibuktikan dengan KTP-el, paspor dan atau surat perjalanan laksana paspor;Dalam hal pemilih belum mempunyai KTP-el sebagaimana dimaksud dalam huruf c dan d, dapat menggunakan kartu keluarga;Tidak sedang menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia atau anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Kapan Soeharto lengser dari jabatan presiden? Kamis, 21 Mei 1998, menjadi sejarah untuk Bangsa Indonesia. Presiden Soeharto resmi mengundurkan diri dari kursi presiden setelah berkuasa selama 32 tahun.
Jika Presiden sudah pasti Soeharto? Lalu bagaimana cara memilih wakil presiden?
Presiden Soeharto Mengungkap Bagaimana Caranya Memilih Wapres
Jauh sebelum sidang umum MPR tahun 1983, Soeharto sudah melemparkan isu soal pemilihan ini kepada TNI (ABRI saat itu) dan Golkar selaku pemenang Pemilu.
Namun peranan Partai Politik, hanya sekadar memberi saran, tidak dominan seperti dalam Pilpres kali ini dalam memutuskan calon.
Tidak ada pula yang namanya koalisi antar parpol dalam pemilihan capres.
Dari Golkar dan militer, muncul usulan beberapa nama.
Di tahun 1983, misalnya muncul nama-nama seperti Jenderal M Jusuf, Jenderal Panggabean, Amirmachmud, Umar Wirahadikusumah, Adam Malik, dan lain-lain.
Presiden Soeharto Menunjuk Panitia Lima
Menurut Soeharto, tim ini yang akan memberikan penilaian akhir dari nama-nama yang muncul untuk menjadi wakil presiden Soeharto.
"Saya tidak sendiri memilih wakil presiden," kata Soeharto.
Tahun 1983, berdasarkan berbagai pertimbangan, pilihan jatuh pada Jenderal (Purn) Umar Wirahadikusumah.
Umar dilantik menggantikan Adam Malik sebagai wakil presiden.
Umar Wirahadikusumah memiliki hubungan cukup dekat dengan Soeharto.
Umar menjabat Panglima Kodam di Jakarta saat G30S/PKI meletus.
Dukungan Umar membuat Soeharto bisa menumpas gerakan tersebut dan akhirnya membubarkan PKI.
Karir Umar Melejit di Era Orde Baru
Dari Panglima Kodam, lalu menjadi Panglima Kostrad. Kemudian menjadi Kepala Staf Angkatan Darat.
Umar juga sempat menjadi Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) setelah pensiun dari militer.
Puncaknya saat Umar Wirahadikusumah dilantik menjadi wakil Presiden mendampingi Soeharto yang akan memasuki masa jabatan empat periode.
Soeharto mengaku bisa bekerja sama dengan baik bersama Umar sebagai wakil presiden. Intinya adalah tahu kewajiban masing-masing.
"Kerja sama dengan Pak Umar terasa lancar. Lagipula saya tidak mengajukan persyaratan yang sulit," kata Soeharto.