Presiden RI Cari Penerus
Sejumlah Presiden RI terdahulu tercatat pernah bermanuver menyiapkan penerus.
Kisah dari era Sukarno Hingga Jokowi
Presiden RI Cari Penerus
Presiden RI Cari PenerusSikap Politik Presiden
Sejumlah Presiden RI terdahulu tercatat pernah bermanuver menyiapkan penerus. Rata-rata tidak secara terang-terangan mengungkap ke publik.
Sukarno
Sukarno Pilih Ahmad Yani
Sukarno berpikir soal sosok penerusnya. Salah satu nama yang direncanakan adalah Jenderal Ahmad Yani. Mantan Wakil Komandan Tjakrabirawa Kolonel Purn Maulwi Saelan berkisah, Ahmad Yani adalah yang paling dekat dengan Bung Karno. Saelan juga menuturkan, Sukarno pernah menyebut kalau Ahmad Yani adalah penggantinya sebagai presiden.
"Bung Karno bicara seperti itu kepada saya. Bung Karno menilai Ahmad Yani adalah sosok penggantinya yang tepat di kemudian hari,"
Wakil Komandan Tjakrabirawa Kolonel Purn Maulwi Saelan
Kesaksian sang pengawal presiden
Bimbang saat Lengser
Soeharto
21 Mei 1998, Soeharto berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Setelah berkuasa lebih dari 32 tahun. Soeharto menyerahkan kursi Presiden kepada BJ Habibie.
Malam sebelumnya atau 20 Mei 1998, Soeharto bimbang menyerahkan negara kepada BJ Habibie. Adik Soeharto, Probosutedjo, yang berada di kediaman Jalan Cendana, malam itu, mengungkapkan, Soeharto pada malam itu terlihat gugup dan bimbang.
Kesaksian Adik Ipar Soeharto
"Pak Harto gugup dan bimbang, apakah Habibie siap dan bisa menerima penyerahan itu," kata Adik Soeharto, Probosutedjo.
Bacharuddin Jusuf Habibie
Terjadi pertemuan di rumah BJ. Habibie untuk menentukan siapa yang akan maju sebagai calon presiden. Habibie menyarankan nama Amien Rais. Namun, Amien tidak memberikan keputusan karena harus bertemu Gus Dur terlebih dahulu.
Semua orang di sana menunjuk Yusril Ihza menjadi calon presiden. Yusril melengkapi berkas dan mendaftar sebagai calon presiden.
Ada dua nama lain yaitu Megawati dan Gus Dur. Namun mereka tidak menyerahkan berkas. Yusril Ihza Mahendra akhirnya memilih mundur sebagai salah satu kandidat calon Presiden.
Abdurrahman Wahid
Jelang Pemilu 2019, dua tokoh yakni Soetrisno Bachir (Ketua Umum Partai Amanat Nasional) dan Yusril Ihza Mahendra (Ketua Majelis Syura Partai Bulan Bintang) menemui Gus Dur. Gus Dur mendukung keduanya.
Soetrisno Bachir atau Yusril?
"Saya cerita pada Gus Dur bahwa saya mau maju sebagai Capres 2009. Pak Dur bilang, ya, bagus. Kalau saya enggak bisa maju, ya, situ yang maju,"
kata Yusril didampingi Gus Dur di kantor PBNU.
Gus Dur juga mengaku mendukung Soetrisno ketika bertemu jelang Pilpres. "Kalau saya enggak jadi calon (presiden), ya, saya dukung," kata Gus Dur ketika ditanya wartawan apakah dirinya akan mendukung Soetrisno untuk maju meraih kursi Presiden.
Megawati Soekarnoputri
Megawati Soekarnoputri tidak menyiapkan penerus.
Setelah mengakhiri tugas Presiden pada 2004, Megawati memutuskan maju lagi pada Pilpres 2024.
Megawati menggandeng Hasyim Muzadi sebagai cawapres.
Susilo Bambang Yudhoyono
SBY mengakhiri dua periode jabatan presidennya pada 2014. Pada Pemilu 2014, ada dua pasangan capres yakni Prabowo Subianto dan Jokowi.
Partai Demokrat tidak menjadi partai yang mengusung salah satu pasangan capres-cawapres.
Sehingga sikap SBY dinilai netral dan tidak melakukan endorse kepada Hatta Rajasa yang merupakan besan. Saat itu, Hatta Rajasa sebagai Cawapres, berpasangan dengan Prabowo.
"(Tahun) 2014, Partai Demokrat sedang susah waktu itu. Kita bolehlah digempur, elektabilitas menurun drastis, saya tetap konsisten. Netral,"
kata Susilo Bambang Yudhoyono
Joko Widodo
Jokowi secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Ganjar Pranowo. Kebersamaan Jokowi-Ganjar sudah ditunjukkan di banyak kesempatan.
Mulai dari blusukan menyapa warga hingga foto bersama di pesawat kepresidenan.
Pengumuman Ganjar Capres di Batu Tulis memperlihatkan dengan jelas sikap Jokowi. Jokowi mengapresiasi keputusan Megawati Soekarnoputri mengusung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden dari PDI Perjuangan.
Jokowi secara terbuka memuji Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
Ganjar dinilai sosok yang dekat dengan rakyat dan sangat ideologis.