Ketika Presiden Soeharto Kaget Di Kamboja Disuguhi Lagu Genjer-Genjer
Lagu rakyat Banyuwangi itu terlarang setelah G30S/PKI. Kok bisa diputar?
Lagu rakyat Banyuwangi itu terlarang setelah Orde Baru. Kok bisa diputar?
Ketika Presiden Soeharto Kaget Di Kamboja Disuguhi Lagu Genjer-Genjer
Lagu Genjer-Genjer dilarang diputar oleh Pemerintah Orde Baru.
Pasca peristiwa G30S, lagu itu dianggap sebagai lagu 'komunis'.
Lagu yang diciptakan seniman Banyuwangi M Arif saat zaman Jepang itu nyaris tak pernah diputar lagi.
-
Siapa yang terkejut dengan makanan Soeharto? Seorang menteri yang datang ke Jalan Cendana pun terkejut disuguhi makanan ala anak kos.
-
Kenapa Presiden Soekarno berpidato di Kotanopan? Pasca Proklamasi Kemerdekaan, kondisi pemerintahan Indonesia masih belum stabil karena banyaknya gejolak dari dalam maupun luar negeri. Akibat gejolak itu, presiden Ir. Soekarno bersama wakilnya Mohammad Hatta serta beberapa tokoh nasionalis lainnya sempat diasingkan ke Pulau Sumatra.
-
Apa yang memicu lengsernya Soeharto? Kondisi ini menjadi momentum semakin masifnya gerakan menuntut Soeharto mundur dari kursi presiden.
-
Di mana Ir. Soekarno diasingkan? Melansir dari situs indonesia.go.id, pada tanggal 6 Februari 1949, Ir. Soekarno, Agus Salim, Mohammad Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo pun diasingkan ke Muntok yaitu Pesanggrahan Menumbing.
-
Mengapa Soeharto merasa tidak percaya diri? Soeharto masih mengingat sosok wanita itu. Tapi dia sempat tidak percaya diri alias tidak pede. “Apa Dia Akan Mau?“ Apa Orang Tuanya Akan Memberikan?“ Mereka orang ningrat, kata Soeharto.
-
Kapan Soeharto lengser dari jabatan presiden? Kamis, 21 Mei 1998, menjadi sejarah untuk Bangsa Indonesia. Presiden Soeharto resmi mengundurkan diri dari kursi presiden setelah berkuasa selama 32 tahun.
Dalam Film Pengkhianatan G30S/PKI, digambarkan para sukarelawan dan pendukung Gerakan 30 September menyanyikan lagu tersebut saat menculik dan menyiksa para Jenderal Angkatan Darat di Lubang Buaya.
Ada Kisah Menarik Soal Presiden Soeharto dan Lagu Genjer-Genjer
Saat baru menjabat sebagai Presiden Kedua Indonesia, Soeharto menggelar kunjungan kenegaraan yang pertama tahun 1968.
Jepang adalah negara pertama yang dikunjungi Soeharto. Negara kedua yang dipilih adalah Kamboja.
Ini diyakini cocok sebagai upaya menepis citra pemerintah baru yang dinilai lebih dekat ke Blok Barat.
Pesawat yang ditumpangi Soeharto dan Ibu Tien mendarat di Phnom Penh, Senin 1 April 1968.
Bunga melati putih di atas karpet merah menyambut presiden baru tersebut.
Tembakan meriam 21 kali menyambut presiden baru tersebut.
Tiba-Tiba Genjer-Genjer Bergema di Stadion
Dalam kunjungan itu, ada satu hal yang unik. Ribuan rakyat menari dan menyanyi menyambut Rombongan Presiden Soeharto di stadion.
Awalnya semua berjalan lancar. Tiba-tiba mereka bernyanyi lagu genjer-genjer dengan bersemangat.
Rupanya pihak Kamboja belum tahu kalau lagu ini menjadi lagu terlarang setelah G30S tahun 1965. Pemerintah Orde Baru
Astaga! Boediardjo, Dubes RI Untuk Kamboja Terkejut Setengah Mati!
Cepat-cepat dia berbisik pada Soeharto.
"Saya yang salah Pak, tidak meneliti lagu-lagu yang dinyanyikan," katanya.
Hal ini ditulis Boediardjo dalam biografinya, Siapa Sudi Saya Dongengi.
Bagaimana Reaksi Soeharto?
Soeharto tampak terkejut, minimal heran. Namun dia hanya tersenyum. Senyum yang misterius seperti biasa.
Kunjungan ke Kamboja berjalan dengan lancar. Soeharto sempat mengunjungi beberapa tempat di negara tersebut.
Pangeran Norodom Sihanouk awalnya sempat khawatir, orang-orang Komunis di Kamboja akan mengganggu acara itu. Namun kekhawatirannya tak terbukti.
Tidak sampai dua bulan kemudian, Boediardjo dipanggil pulang.
Namun rupanya Soeharto tidak marah akan lagu tersebut. Perwira TNI AU ini telah disiapkan jabatan baru di kabinet untuk menjadi menteri penerangan.