Potret Lawas Kunjungan Soeharto ke Belanda Tahun 1970, Kunjungan Pertama Presiden Indonesia ke Belanda
Kunjungan Presiden Soeharto ke Belanda tahun 1970 menjadi sangat bersejarah karena menjadi Presiden Indonesia pertama yang injakkan kaki di Negeri Kincir Angin.
Kunjungan Presiden Soeharto ke Belanda tahun 1970 menjadi sangat bersejarah karena menjadi Presiden Indonesia pertama yang injakkan kaki di Negeri Kincir Angin sejak Indonesia merdeka.
Potret Lawas Kunjungan Soeharto ke Belanda Tahun 1970, Kunjungan Pertama Presiden Indonesia ke Belanda
Tepat 4 September 1970 menjadi saat paling bersejarah dalam hubungan diplomatik Indonesia dan Belanda setelah Presiden Soeharto mendarat di Belanda.
Setibanya Soeharto dan sang Istri, Tien Soeharto di lapangan terbang militer Ijpenburg, mereka langsung disambut oleh Ratu Juliana dan Pangeran Bernhard, berserta jajaran pejabat istana lainnya.
Kedatangan Soeharto ke Belanda bukan tanpa halangan. Bahkan masyarakat di Ijpenberg yang sejatinya hendak menyambut kedatangan jenderal TNI itu sempat diwarnai aksi penyanderaan beberapa hari sebelumnya.
Meski demikian, beberapa dokumentasi kedatangan Soeharto di Belanda menarik untuk diulas.
Berikut informasinya dilansir dari akun Instagram @arsip_indonesia, Selasa (19/9).
Presiden Soeharto menjadi Presiden Indonesia pertama yang mendaratkan kaki di Belanda usai 25 tahun kemerdekaan Indonesia, atau tepatnya pada 4 September 1970. Soeharto didampingi Ibu Negara, Tien Soeharto berangkat dengan Pesawat DC 8 "Pulau Bali" milik Garuda Indonesia.
Soeharto mendarat di lapangan udara militer Ijpenberg. Kedatangannya sudah ditunggu oleh Ratu Juliana dan Pangeran Bernhard, berserta jajaran pejabat istana lainnya yang sudah menanti di lapangan terbang.
Masyarakat setempat yang menunggu di sepanjang jalan Ijpenburg harus gigit jari karena Soeharto harus menggunakan helikopter menuju Istana Huis Ten Bosch. Pihak istana terpaksa mengubah jadwal usai insiden penyanderaan di kediaman Duta Besar RI Taswin Almalik di Den Haag oleh pemuda Ambon yang mengatasnamakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Kunjungan Soeharto sempat terancam gagal usai beberapa pemuda Ambon dari RMS menyandera seluruh orang yang ada di kediaman Taswin Almalik. Para pemuda tersebut memaksa Soeharto segera bertemu Presiden RMS, Johannes Alvarez Manusama. Bila tidak dipenuhi, mereka mengancam akan menembak seluruh sandera.
Hari pertama di Belanda, Soeharto dijamu makan siang oleh pihak kerajaan. Seusai makan siang dilanjutkan dengan pembicaraan antara Soeharto didampingi Menteri Luar Negeri Adam Malik dan Kepala Bappenas Widjojo Nitisastro dengan Ratu Juliana.
Potret Soeharto di kawal oleh Ratu Juliana dan Pangeran Bernhard, setibanya di Istana Huis Ten Bosch.
Ratu Juliana memberikan kenang-kenangan berupa menyerahkan kropak Nagarakertagama karya Empu Prapanca dari abad ke-14. Naskah tersebut sudah tersimpan lama di Leiden dan diperoleh pada akhir abad ke-19 saat melakukan ekspedisi ke Lombok.