Dr. Soetardjo Kertohadikusumo, Anggota Volksraad yang Menjabat Gubernur Jawa Barat Pertama
Ia juga merupakan salah satu tokoh dari Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
tokoh![Dr. Soetardjo Kertohadikusumo, Anggota Volksraad yang Menjabat Gubernur Jawa Barat Pertama](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/6/30/1719737247639-bw0nn.jpeg)
Ia juga merupakan salah satu tokoh dari Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
![<b>Dr. Soetardjo Kertohadikusumo, Anggota Volksraad yang Menjabat Gubernur Jawa Barat Pertama</b>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/30/1719736838665-ekrs9f.jpeg)
Dr. Soetardjo Kertohadikusumo, Anggota Volksraad yang Menjabat Gubernur Jawa Barat Pertama
Gubernur menjadi salah satu jabatan penting dalam kepemimpinan suatu provinsi di Indonesia. Dulunya, pejabat gubernur pasca kemerdekaan hanya berjumlah 8 orang untuk 8 provinsi saja.
Setelah Indonesia merdeka, mulai dibentuklah suatu pelaksanaan pembagian daerah yang pada saat itu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menetapkan pembagian daerah menjadi 8 provinsi. (Foto: Wikipedia)
-
Kapan Raden Ario Soerjo menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur? Ario Soerjo atau yang memiliki nama lengkap Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo ini terpilih menjadi Gubernur pertama Jawa Timur mulau tahun 1945 hingga tahun 1948.
-
Kapan Ganjar Pranowo menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah? Sosok Ganjar Pranowo tentunya sudah tak asing lagi bagi khalayak publik. Ya, dirinya merupakan seorang pejabat hebat. Dikethaui, Ganjar merupakan seorang politisi mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode sejak 23 Agustus 2013 – 5 September 2023.
-
Dimana Simpang Jomin yang menjadi titik pertemuan warga dari selatan Jawa Barat, Karawang Kota hingga Jakarta di barat? Simpang Mutiara dan Jomin sudah pasti dilewati. Dua pertemuan jalan ini dulu sering jadi sorotan karena sering menjadi penyebab kemacetan. Di Simpang Mutiara misalnya, para pemudik akan bersinggungan dengan warga lokal yang beraktivitas di Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang. Ini akan menjadi salah satu biang kemacetan sampai beberapa kilometer ke depan.Tak jauh, pemudik juga akan menemui simpang yang penuh kenangan sekaligus menjadi jalur nerakan yakni Simpang Jomin yang menjadi titik pertemuan warga dari selatan Jawa Barat, Karawang Kota hingga Jakarta di barat.
-
Apa yang diresmikan oleh Presiden Jokowi di Gorontalo? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Kapan Soeharto mendapat gelar Jenderal Besar? Presiden Soeharto mendapat anugerah jenderal bintang lima menjelang HUT Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-52, tanggal 5 Oktober 1997.
-
Kenapa sapi Presiden Jokowi di Blora mengamuk? Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang terbentuk atas perundingan PPKI mengenai pemerintahan daerah di Indonesia. Masih bersifat sementara, gubernur Jawa Barat diampu oleh Dr. Soetardjo Kertohadikusumo.
Uniknya, ia bukan asli orang Sunda atau Jawa Barat, melainkan berasal dari Jawa Tengah yang sudah banyak berkecimpung di Volksraad selama hidupnya. Lantas seperti apa sosoknya? Simak informasinya yang dirangkum merdeka.com dari berbagai sumber berikut ini.
Profil Singkat
Dr. Soetardjo Kertohadikusumo adalah Gubernur Jawa Barat pertama. Ia lahir di sebuah desa bernama Kunduran, yang berada di Blora, Jawa Tengah.
Lahir pada 22 Oktober 1892, Soetardjo menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat yang bertempat tinggal di Gedung Sate. Ia juga merupakan salah satu tokoh dari Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Ayahnya merupakan keturunan dari keluarga pemerintahan dari Madura. Sedangkan sang ibunda keturunan langsung dari keluarga pemerintahan Banten.
- Bupati Sukoharjo Ikut Kampanye Ganjar di Jateng, TPN: Tanya Khofifah, Emil Dardak dan Bobby Nasution
- KPK Periksa Bupati Sidoarjo Hari Ini
- Deklarasi Dukungan, Para Dokter Indonesia Titipkan Ini Kepada Prabowo-Gibran
- Berkunjung ke Istana Kepresidenan Cipanas, Dulu Soekarno Rapat Kabinet Penting di Sini
- Hari Ini, Dito Mahendra Hadapi Tuntutan Jaksa Kasus Senjata Ilegal
- Wapres Ma’ruf Amin Luncurkan Rencana Induk Percepatan Pembangunan Papua
Dari Sekolah Hingga Juru Tulis
Melansir dari situs dispusi.jakarta.go.id, Soetardjo sekolah di ELS. Setelah lulus ia melanjutkan ke Opleiding School voor Indlansche Ambtenaren atau OSVIA atau sekolah pamong praja di Magelang.
Setelah menempuh pendidikan formal, Soetardjo sempat bekerja di Huipschriver atau pembantu juru tulis di Rembang pada tahun 1911. Ditahun yang sama ia juga menjadi juru tulis jaksa kemudian mantri kabupaten.
Berkat kariernya di juru tulis yang begitu cemerlang, ia berhasil mendapat kesempatan untuk sekolah di Bestuurschool Batavia antara tahun 1919 dan 1921. Ia juga menulis yang berisikan keluh kesah soal diskriminasi yang dialami oleh pamong praja bumiputera.
Menuju Volksraad
Sebelum dirinya menjadi anggota Volksraad, Soetardjo sempat menjadi patih di Gresik dan terlibat dalam pembentukan Perhimpunan Pegawai Bestuur Bumiputera dan menjadi wakil ketua.
Tahun 1931, ia bergabung dengan Volksraad dan mewakili PPBB dan pemerintahan Jawa Timur. Selama menjadi anggota Volksraad, Soetardjo berhubungan erat dengan para mahasiswa Bestuuracademi.
Ia juga menggagas adanya perubahan hubungan dan tata kerja pamong praja serta mengajukan banyak mosi yang bersifat strategis demi kemajuan rakyatnya.
Gubernur Pertama Jawa Barat
Setelah kemerdekaan dikumandangkan, adanya pembentukan sistem pemerintahan daerah maka Soetardjo ditetapkan menjadi Gubernur Jawa Barat berdasarkan UU No. 1 Tahun 1945.
Melansir dari merdeka.com, Ia penggagas Petisi Sutarjo. Petisi ini diajukan pada 15 Juli 1936, kepada Ratu Wilhelmina serta Staten Generaal (parlemen) Belanda. Petisi ini diajukan karena ketidakpuasan rakyat terhadap kebijakan politik Gubernur Jenderal De Jonge.
Masa Senja
Dr. K.P.H. Soetardjo Kataningprang banyak menggoreskan berbagai macam kebijakan dan juga keluh kesahnya yang dia alami. Sebagai tanda penghormatan atas jasanya, Soetardjo menerima Bintang Mahaputra Kelas IV pada 1962 dan Satyalencana Karya Satya Kelas II pada 1968.
Sebelum wafat, Soetardjo sempat mendapatkan nama ningrat 'Kanjeng Pangerian Hario Soetardjo Kartoningprang dari Sri Paku Alam VII pada tahun 1976.
Soetardjo wafat di Jakarta pada tanggal 20 Desember 1976 di usia 84 tahun. Kini makamnya berada di Astana Bibis Luhur, Surakarta, Jawa Tengah.