Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Ranger Malaysia Rela Tukar Jam Tangan dengan Pisau Komando Kopassus

Kisah Ranger Malaysia Rela Tukar Jam Tangan dengan Pisau Komando Kopassus pisau komandokopassus. ©2022 tkardinpisau.co.id

Merdeka.com - Pemerintah Indonesia di era Orde Lama pernah mendukung perlawanan rakyat Serawak dalam konfrontasi dengan Malaysia. Pasukan elite TNI dikirim untuk melatih dan membantu Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku).

Mereka menghadapi pasukan Malaysia yang didukung oleh Tentara Inggris. Dalam konflik tertutup ini, Inggris sampai menurunkan pasukan elite SAS. Di tengah belantara Kalimantan, saling sergap antara dua pasukan ini terjadi.

Namun, angin politik berubah. Saat Orde Lama tumbang, pemerintahan Orde Baru menghentikan konflik tersebut. Mereka membuka hubungan diplomatik dengan Malaysia.

Indonesia juga mengimbau para gerilyawan PGRS agar menghentikan perlawanan dan menyerahkan senjata. Namun imbauan itu tak ditanggapi. Hanya 99 orang yang menyerah, sementara 739 orang masuk hutan dan meneruskan perjuangan mereka.

Dulu kawan, sekarang lawan. Dulu guru dan murid, kini harus berhadapan di medan tempur. Begitulah sejarah mencatat konflik bersenjata di Kalimantan Utara ini.

Kemampuan para gerilyawan PGRS terbilang cukup tangguh karena dilatih dengan baik oleh pasukan TNI. Salah satu aksi mereka menyerang Pangkalan Udara AURI di Sangau Ledo. Pasukan ini berhasil merebut 133 pucuk senjata, dua senapan mesin berat dan berpeti-peti amunisi.

Operasi Besar-Besaran

Menanggapi hal ini, pemerintah Indonesia dan Malaysia menggelar operasi militer besar-besaran, mengejar sisa-sisa gerilyawan PGRS/Paraku. Bulan Maret 1969, Mabes ABRI mengirimkan Detasemen Tempur 13/RPKAD ke Kalimantan untuk menumpas para gerilyawan ini.

Sementara Malaysia mengirimkan satuan Ranger untuk membantu tugas pasukan baret merah Indonesia.

Nama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), yang kini bernama Kopassus, rupanya sudah lama disegani oleh para Ranger Malaysia. Mereka merasa senang kini bisa bermitra dengan RPKAD. Apalagi setelah mendengar semasa konflik bagaimana RPKAD dan SAS kerap 'kucing-kucingan'hingga terlibat kontak senjata.

Rela Tukar Jam dengan Pisau Komando

pisau komandonbspkopassus

Kapten Inf Soegito, Komandan Denpur 13/RPKAD menulis Ranger Malaysia sangat mengagumi pasukan RPKAD. Mereka rela menukar arloji mereka dengan pisau komamdo RPKAD untuk kenang-kenangan.

"Beberapa anggota Ranger Malaysia yang begitu kagum dengan RPKAD bahkan rela menukar jam tangannya dengan pisau komando RPKAD," kenang Soegito.

Kisah ini dituliskan Beny Adrian dalam buku Letjen (Purn) Soegito, Bakti Seorang Prajurit Stoottroepen tahun 2015.

Jam tangan pada saat itu barang yang terbilang cukup mewah di dalam negeri. Apalagi penghasilan anggota TNI saat itu juga tidak besar. Sekadar cukup untuk hidup.

Packration Vs Beras dan Ikan Asin

Pengalaman lain yang menarik adalah soal logistik. Para anggota RPKAD juga senang bermitra dengan tentara Malaysia.

Saat itu logistik tentara Malaysia sudah cukup modern. Mereka dibekali dengan packration atau ransum yang dikemas khusus dan berisi aneka makanan.

"Satu paket berisi macam-macam makanan dan minuman seperti susu, coklat, teh beras dan dendeng. Dua paket ini bisa untuk bekal lima hari," kata Soegito.

Kemewahan ini berbalik dengan logisik RPKAD yang hanya mengandalkan beras dan ikan asin. Hal ini membuat para anggota TNI sering putar otak untuk menambah gizi mereka.

"Karena itu packration sering menjadi incaran anggota Denpur pada saat diadakan pengamanan atau patroli bersama dengan tentara Malaysia," kata Soegito. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Ungkap Jumlah Gaji Pertamanya jadi Perwira, Cuma Cukup buat Beli Satu Stel Pakaian
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Ungkap Jumlah Gaji Pertamanya jadi Perwira, Cuma Cukup buat Beli Satu Stel Pakaian

Laksamana Yudo Margono mengungkapkan gaji pertamanya saat menjadi prajurit TNI, hanya bisa dipakai untuk beli satu setel baju dan celana.

Baca Selengkapnya
Potret Seragam TNI di Zaman Awal Kemerdekaan, Banyak yang Masih Pakai Sisa Jepang dan Belanda
Potret Seragam TNI di Zaman Awal Kemerdekaan, Banyak yang Masih Pakai Sisa Jepang dan Belanda

Berikut ini adalah penampakan seragam TNI di awal kemerdekaan Indonesia, sangat sederhana dan banyak yang memakai seragam sisa peninggalan Jepang dan Belanda.

Baca Selengkapnya
⁠Miris Jelang Ulang Tahun TNI Ke-79, Momen Prajurit TNI di Monas Buka Isi Dompet Tinggal Rp2 Ribu
⁠Miris Jelang Ulang Tahun TNI Ke-79, Momen Prajurit TNI di Monas Buka Isi Dompet Tinggal Rp2 Ribu

Seorang prajurit TNI membuka dompetnya di monas dan hanya ada uang Rp2 ribu.

Baca Selengkapnya
Istri Polisi Arogan & Suka Pamer Harta Perlu Main ke Rumah Jenderal Soekanto & Ibu Lena Mokoginta
Istri Polisi Arogan & Suka Pamer Harta Perlu Main ke Rumah Jenderal Soekanto & Ibu Lena Mokoginta

Kasus istri polisi pamer harta di media sosial kembali viral. Lupa dengan teladan pendiri Bhayangkari.

Baca Selengkapnya
Jawaban Prajurit ini Bikin Jenderal TNI Garuk Kepala, Antara Jujur Atau Polos
Jawaban Prajurit ini Bikin Jenderal TNI Garuk Kepala, Antara Jujur Atau Polos

Mayjen TNI Imam Santoso dibuat ngakak oleh prajuritnya yang polos saat diwawancarai olehnya. Sang jenderal bintang dua itu sampai garuk kepala dibuatnya.

Baca Selengkapnya
Pengalaman Hidup Panglima TNI Jenderal Agus, Pangkat Kapten Sepeda Pinjam Tak Mampu Beli
Pengalaman Hidup Panglima TNI Jenderal Agus, Pangkat Kapten Sepeda Pinjam Tak Mampu Beli

Berikut kisah pengalaman hidup Panglima TNI sempat pinjam sepeda karena tidak mampu beli.

Baca Selengkapnya
⁠Senyum-senyum Sambil Ngemut Ceker Ayam, Momen Prajurit Kopassus Makan Mi Ayam di Papua Satu Porsi Rp60 ribu Plus Es Teh Manis
⁠Senyum-senyum Sambil Ngemut Ceker Ayam, Momen Prajurit Kopassus Makan Mi Ayam di Papua Satu Porsi Rp60 ribu Plus Es Teh Manis

Prajurit Kopassus senyum-senyum makan mi ayam mahal di Papua seharga Rp60 ribu.

Baca Selengkapnya
Cerita Eks Panglima TNI Dibalik Dibuatnya Ransum TNI, Makanan Prajurit di Medan Tempur
Cerita Eks Panglima TNI Dibalik Dibuatnya Ransum TNI, Makanan Prajurit di Medan Tempur

Ransum tentara adalah makanan kemasan yang disiapkan untuk prajurit militer di area pertempuran.

Baca Selengkapnya
Ijazah SMA Sampai Ditahan Karena Nunggak, Siapa Sangka Jadi Jenderal Korps Baret Merah
Ijazah SMA Sampai Ditahan Karena Nunggak, Siapa Sangka Jadi Jenderal Korps Baret Merah

Dalam pikiran pemuda sederhana ini, menjadi prajurit TNI adalah cara gratis mengubah nasib.

Baca Selengkapnya
Tidak Gengsi, Cerita Kopral Ridwan Jualan Gorengan Modal Rp200 Ribu Menjadi Rp6 Juta
Tidak Gengsi, Cerita Kopral Ridwan Jualan Gorengan Modal Rp200 Ribu Menjadi Rp6 Juta

Kisah seorang TNI AD berpangkat kopral dua menjadi perhatian publik. Pasalnya ia tidak gengsi berjualan gorengan pinggir jalan.

Baca Selengkapnya
Gaji Dua Digit di Jepang, Pria Ini Rela Jadi Tukang Bangunan di Kampung Halamannya 'Susah Untuk Berkembang'
Gaji Dua Digit di Jepang, Pria Ini Rela Jadi Tukang Bangunan di Kampung Halamannya 'Susah Untuk Berkembang'

Keluh kesah pria eks TKI Jepang yang kini rela bekerja di kampung halaman sebagai tukang bangunan.

Baca Selengkapnya
Bikin Dompet Menyala, Persit Ini Kaget Harga Bakso Mahal Banget di Wamena
Bikin Dompet Menyala, Persit Ini Kaget Harga Bakso Mahal Banget di Wamena

Wanita yang pernah bekerja di stasiun TV ini, membagikan momen Ketika belanja dan makan bakso di Kota Wamena.

Baca Selengkapnya