6 Makanan Penyebab Inflamasi yang Perlu Diwaspadai, Ada Gula hingga Daging Olahan
Merdeka.com - Peradangan atau inflamasi pada tubuh bisa menjadi sesuatu yang baik atau buruk, tergantung pada situasinya.
Di satu sisi, inflamasi merupakan cara alami tubuh untuk melindungi dirinya sendiri saat Anda terluka atau sakit. Ini akan membantu tubuh untuk mempertahankan diri dari penyakit dan merangsang penyembuhan.
Namun di sisi lain, inflamasi kronis yang berkelanjutan dapat berdampak negatif pada jaringan dan organ Anda. Peradangan kronis juga dikaitkan dengan risiko tinggi dari penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas.
-
Makanan apa yang dapat memicu peradangan di usus? Makanan yang memiliki kandungan garam tinggi, seperti makanan olahan, makanan cepat saji, dan makanan asin, dapat menyebabkan dehidrasi pada tubuh serta meningkatkan risiko sembelit.
-
Apa itu peradangan? Peradangan, atau inflamasi, adalah respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Ini merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh, yang bertujuan untuk melindungi tubuh dari kerusakan dan memulai proses penyembuhan.
-
Kapan tubuh mengalami peradangan? Ada dua jenis peradangan: akut dan kronis.
-
Apa saja pemicu alergi makanan? Pemicu umum alergi makanan melibatkan kacang, ikan, susu, telur, dan makanan laut.
-
Gimana rematik bisa muncul karena faktor lingkungan? Paparan terhadap lingkungan tertentu juga dapat memengaruhi kemungkinan seseorang terkena rematik. Misalnya, paparan terhadap bahan kimia tertentu seperti asap rokok, polusi udara, atau zat kimia berbahaya dapat merangsang sistem kekebalan tubuh dan memicu peradangan pada sendi.
-
Bagaimana cara alergi makanan menimbulkan efek? Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang protein dalam makanan sebagai ancaman. Beberapa gejala alergi makanan yang umum melibatkan:Mual dan muntah.Diare atau sembelit.Sakit perut atau kram.Bengkak di wajah atau bagian lain tubuh.Gatal-gatal atau ruam pada kulit.Sesak napas atau mengi.
Peradangan dapat terjadi sebagai respons terhadap banyak pemicu, beberapa di antaranya seperti polusi, cedera, atau penyakit. Namun, ada juga makanan yang dapat memengaruhi inflamasi di tubuh Anda secara signifikan.
Dalam artikel berikut ini, kami akan sampaikan beberapa makanan penyebab inflamasi yang perlu Anda waspadai.
Gula dan sirup jagung fruktosa tinggi
Makanan penyebab inflamasi yang pertama adalah gula. Dikutip dari Healthline, gula meja (sukrosa) dan sirup jagung dengan fruktosa tinggi (HFCS) adalah dua jenis utama gula tambahan dalam makanan Barat.
Gula adalah 50% glukosa dan 50% fruktosa, sedangkan sirup jagung fruktosa tinggi terdiri dari sekitar 45% glukosa dan 55% fruktosa. Salah satu alasan tambahan gula ini berbahaya adalah karena dapat meningkatkan inflamasi, yang menyebabkan penyakit.
Gula juga bisa berbahaya karena memasok fruktosa dalam jumlah berlebih. Meskipun fruktosa dalam jumlah kecil yang ada dalam buah dan sayuran baik-baik saja, tapi mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah besar adalah ide yang buruk.
Asupan fruktosa yang tinggi telah dikaitkan dengan obesitas, resistensi insulin, diabetes, penyakit hati berlemak, kanker, dan penyakit ginjal kronis.
Lemak trans buatan
Makanan penyebab inflamasi yang kedua yaitu lemak trans buatan. Lemak trans buatan merupakan lemak tidak sehat. Lemak ini dibuat dengan menambahkan hidrogen ke lemak tak jenuh, yang berbentuk cair, untuk memberi mereka stabilitas lemak yang lebih padat.
Pada label, lemak trans sering dicantumkan sebagai minyak terhidrogenasi parsial (partially hydrogenated oils). Sebagian besar margarin mengandung lemak trans, dan sering ditambahkan ke makanan olahan untuk memperpanjang umur simpan.
Berbeda dengan lemak trans alami yang ditemukan dalam susu dan daging, lemak trans buatan terbukti menyebabkan inflamasi dan meningkatkan risiko penyakit. Selain menurunkan kolesterol HDL (baik), lemak trans dapat merusak fungsi sel endotel yang melapisi arteri, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Minyak nabati dan biji-bijian
Makanan penyebab inflamasi yang ketiga ada minyak nabati dan biji-bijian. Beberapa ilmuwan percaya bahwa minyak nabati tertentu, seperti minyak kedelai, meningkatkan inflamasi karena kandungan asam lemak omega-6 yang sangat tinggi.
Faktanya, ahli kesehatan merekomendasikan makan lebih banyak makanan kaya omega-3, seperti ikan berlemak, untuk meningkatkan rasio omega-6 dan omega-3 Anda dan menuai manfaat anti-inflamasi dari omega-3.
Namun, bukti bahwa asupan asam lemak omega-6 yang tinggi meningkatkan peradangan pada manusia saat ini masih terbatas. Studi terkontrol menunjukkan bahwa asam linoleat, asam omega-6 makanan yang paling umum, tidak memengaruhi penanda inflamasi.
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan sebelum kesimpulan dapat dibuat.
Karbohidrat olahan
Makanan penyebab inflamasi yang keempat adalah karbohidrat olahan. Mengonsumsi karbohidrat olahan dinilai dapat memicu peradangan. Karbohidrat olahan telah kehilangan sebagian besar seratnya. Serat ini berguna untuk meningkatkan rasa kenyang, meningkatkan kontrol gula darah, dan memberi makan bakteri menguntungkan di usus.
Peneliti menyebutkan bahwa karbohidrat olahan dalam makanan modern dapat mendorong pertumbuhan bakteri usus inflamasi yang dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit radang usus. Karbohidrat olahan memiliki indeks glikemik (GI) yang lebih tinggi daripada yang tidak diproses. Makanan GI tinggi juga dapat meningkatkan gula darah lebih cepat daripada makanan dengan GI rendah.
Dalam studi terkontrol, pria muda yang sehat yang mengonsumsi 50 gram karbohidrat olahan dalam bentuk roti putih mengalami kadar gula darah yang lebih tinggi dan peningkatan kadar penanda inflamasi tertentu.
Karbohidrat olahan biasa ditemukan dalam permen, roti, pasta, kue kering, beberapa sereal, biskuit, kue, minuman ringan bergula, dan semua makanan olahan yang mengandung tambahan gula atau tepung.
Alkohol
Makanan penyebab inflamasi yang kelima yaitu alkohol. Konsumsi alkohol, apalagi yang berlebihan dapat menyebabkan masalah pada kesehatan. Dalam sebuah penelitian, kadar CRP (C-reactive protein) penanda inflamasi meningkat pada orang yang mengonsumsi alkohol. Semakin banyak alkohol d konsumsi, semakin tinggi kadar CRP mereka.
Orang yang banyak minum dapat mengalami masalah dengan racun bakteri yang keluar dari usus besar dan masuk ke dalam tubuh. Kondisi ini — sering disebut “usus bocor” — dapat memicu peradangan luas yang menyebabkan kerusakan organ.
Untuk menghindari masalah kesehatan terkait alkohol, segera hentikan kebiasaan Anda untuk meminumnya.
Daging olahan
Makanan penyebab inflamasi yang terakhir yakni daging olahan. Mengonsumsi daging olahan dikaitkan dengan risiko penyakit jantung, diabetes, serta kanker perut dan usus besar yang tinggi.
Jenis daging olahan yang biasa ditemui antara lain adalah sosis, bacon, ham, dan daging asap. Daging olahan mengandung lebih banyak produk akhir glikasi lanjutan (AGEs) daripada kebanyakan daging lainnya.
AGEs terbentuk dengan memasak daging dan beberapa makanan lain pada suhu tinggi. Mereka diketahui dapat menyebabkan inflamasi. Dari semua penyakit yang terkait dengan konsumsi daging olahan, kanker usus besar adalah yang paling kuat. (mdk/ank)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan mengetahui jenis-jenis makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi makanan tersebut.
Baca SelengkapnyaPemicu pembengkakan kelenjar getah bening bisa berasal dari berbagai faktor, termasuk makanan yang kita konsumsi.
Baca SelengkapnyaGorengan mengandung banyak zat yang tidak baik untuk tubuh. Zat-zat ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2
Baca SelengkapnyaAlergi adalah sebutan untuk kondisi ketika seseorang mengalami reaksi abnormal terhadap sesuatu.
Baca SelengkapnyaKadar kolestero yang terlalu tinggi bisa meningkatkan resiko berbagai macam penyakit. Berikut beberapa makanan yang perlu diminimalisir konsumsinya.
Baca SelengkapnyaAnda perlu membatasi dan menghindari makanan enak ini agar tidak berbahaya bagi tubuh
Baca SelengkapnyaBeberapa makanan, terutama yang tinggi lemak dan rendah serat, telah terbukti meningkatkan risiko kanker usus besar.
Baca SelengkapnyaMakanan berlemak sangat membahayakan tubuh, berikut ini adalah 7 bahaya makanan berlemak yang wajib diketahui.
Baca SelengkapnyaKonsumsi terlalu banyak gorengan merupakan pola makan tidak sehat yang bisa berdampak buruk pada kesehatan kita.
Baca SelengkapnyaAda beberapa makanan yang dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga sebaiknya dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi.
Baca SelengkapnyaMasalah kesehatan yang dapat muncul akibat terlalu banyak mengkonsumsi daging.
Baca SelengkapnyaMakanan dan minuman yang bisa memicu naiknya tekanan darah atau hipertensi.
Baca Selengkapnya