Bikin Haru, Kakek Ini Jual Bunga Kertas sampai Beri Diskon karena Belum Laku
Merdeka.com - Hidup bahagia dan santai menikmati hidup di masa tua tentu menjadi keinginan hampir setiap orang. Namun nyatanya, tidak semua orang beruntung dan bisa bersantai dengan tenang di masa tuanya.
Seperti kakek Slamet yang tetap harus bekerja keras untuk membiayai kehidupan sehari-harinya dan istrinya. Setiap hari ia harus berjualan bunga kertas di depan sebuah sekolah dasar.
Bahkan tak jarang, jualannya tidak laku karena kurang peminat. Tak jarang ia hanya membawa pulang beberapa ribu untuk makan. Ia bahkan mengobral dagangannya dengan harapan ada yang membelinya. Cerita kakek ini membuat warganet ikut haru.
-
Bagaimana Pak Kasimin mendapatkan kebutuhan sehari-hari? Sehari-hari ia beraktivitas sebagai pedagang sayuran. Hasil bumi ia cari di hutan dan hasilnya ia jual ke pengepul. Kalau belanja kebutuhan sehari-hari pun ia harus pergi ke perkampungan terdekat.
-
Bagaimana kakek Hamid mendapatkan penghasilan? Dengan mengandalkan diri sendiri yang tak lagi prima, Hamid berjualan kerupuk.
-
Kenapa anak ini harus kerja? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Bagaimana warga Desa Kedung Glatik mencari nafkah? Ia mengatakan, warga setempat menggantungkan perekonomian pada hasil hutan.
-
Bagaimana suami pengangguran ini mendapatkan uang? Fenghua selalu siap membantu suaminya, menyediakan makanan dan membayar biaya kuliah.
-
Bagaimana anak ini mencari uang? Mampu mengumpulkan uang hingga Rp150 ribu untuk digunakan membantu orang tua yang berprofesi sebagai nelayan.
Jual Bunga Kertas
©2023 Merdeka.com/tiktok @sobat.kuliner
Ini potret kakek yang mengaku bernama Slamet itu saat berjualan bunga kertas di depan sebuah sekolah dasar. Ia menaruh bunga-bunganya ke dalam botol plastik yang diisi dengan manik-manik berbagai macam warna.
Dihargai Rp5.000©2023 Merdeka.com/tiktok @sobat.kuliner
Saat ditanya namanya, kakek ini menjawab jika namanya adala Slamet. Kakek Slamet menjual sepaket bunga beserta potnya seharga Rp5.000. Namun ternyata, harga aslinya bukanlah 5000 rupiah.
"Pak Slamet, Pak Slamet. Ini jualnya bukan Rp5.000," ucapnya.
Diobral©2023 Merdeka.com/tiktok @sobat.kuliner
Ternyata, harga asli lima tangkai bunga beserta potnya adalah Rp10.000. Namun karena sangat perlu uang dan jualannya belum juga laku, akhirnya Kakek Slamet memutuskan untuk mengobral dagangannya.
"Rp10.000, ini karena saya ada sangat perlu makanya saya obral. Iya 5.000," ucapnya lagi.
Sebenarnya Rugi©2023 Merdeka.com/tiktok @sobat.kuliner
Saat ditanya apakah tidak rugi, kakek Slamet mengaku rugi. Namun bagaimana lagi, ia memang sedang sangat perlu uang. Jadi ia memilih rugi agar lekas mendapatkan uang.
"Rugi ini. Maaf lagi perlu duit," ucapnya lagi.
Penuturan Pedagang Lain
©2023 Merdeka.com/tiktok @sobat.kuliner
Saat bertanya soal Kakek Slamet pada pedagang lain di sekitarnya, rupanya Pak Slamet sudah lama berdagang. Namun ia sering mengganti jenis jualannya karena sepi peminat.
"Pedagang lama cuman gitu-gitu aja. Gonta-ganti karena kurang peminat kali ya," ucap pedagang kue cubit di seberangnya.
Hanya Dapat 3 sampai Rp6.000©2023 Merdeka.com/tiktok @sobat.kuliner
Menurut pedagang itu, kakek Slamet sering kali hanya membawa pulang uang Rp3.000 sampai Rp6.000 saja. Uang itu bahkan hanya cukup untuk makan sehari itu. Ia juga mengatakan jika kakek Slamet tidak mempunyai anak.
"Kemarin juga ngeluh ya cuman dapat Rp6.000, Rp3.000 ya katanya buat makan aja. Kasihan nggak punya anak," jelasnya lagi.
Istrinya Sakit©2023 Merdeka.com/tiktok @sobat.kuliner
Ia juga menceritakan keadaan istri kakek Slamet yang ternyata juga sedang sakit stroke. Karena mengontrak di lantai tiga, saat akan pergi ke kamar mandi, Kakek Slamet harus membantu istrinya turun.
"Istrinya stroke, ngontrak di lantai 3. Jadi kalau mau ke MCK itu harus dipapah sama dia," ucapnya lagi.
Jualan Tidak Lama©2023 Merdeka.com/tiktok @sobat.kuliner
Karena kondisi istrinya juga, kakek Slamet kadang tidak bisa lama dalam berjualan. Ia terkadang pulang dulu ke rumah menengok istrinya kalau-kalau sang istri membutuhkan sesuatu.
"Ya kadang jualan nggak lama, pulang dulu, takut istrinya pengen buang air besar," tutupnya. (mdk/asr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak kisah pilu seorang kakek penjual tangga bambu keliling yang sudah satu bulan berjualan tak laku.
Baca SelengkapnyaIa hendak menukar beberapa sendok dagangannya dengan sepiring nasi.
Baca SelengkapnyaVideo yang diunggah @sayaphati ini pun viral dan membuat warganet ikut sedih.
Baca SelengkapnyaSimak cerita haru seorang kakek 70 tahun yang menderita stroke rela tetap bekerja demi keluarga.
Baca SelengkapnyaKakek ini diketahui berjualan di sekitar GBLA, Bandung.
Baca SelengkapnyaDiakuinya, sang putra tak mau bekerja hingga masih meminta uang.
Baca SelengkapnyaPerjuangan kakek Jagat penjual mainan keliling ini viral, mengaku sering pulang dengan tangan kosong.
Baca SelengkapnyaMbah Salam mengaku pulang ke Malang dua sampai tiga bulan sekali untuk menengok anak dan cucunya di rumah.
Baca SelengkapnyaMomen haru kakek penjual jagung yang sepi pembeli. Bahagia saat dagangannya dibeli.
Baca SelengkapnyaUntuk mengobati rasa lapar, setiap hari sang kakek makan nasi dengan dicampur air.
Baca SelengkapnyaDagangannya kerap tak laku. Hal ini membuatnya terpaksa harus melewati masa sulitnya di masa tua.
Baca SelengkapnyaKakek ini menghampiri calon pembelinya satu per satu. Namun, tak ada yang membeli.
Baca Selengkapnya