Cerita Inspiratif Penjual Cilok di Majalengka, Mampu Beli Hewan Kurban dari Menabung Uang Receh Selama 10 Bulan
Keterbatasan penghasilan bukan halangan bagi seorang penjual cilok di Majalengka. Dia mampu membeli hewan kurban setelah menabung uang receh.
Keterbatasan penghasilan bukan halangan bagi seorang penjual cilok. Dia mampu membeli hewan kurban usai menabung uang receh kurang dari setahun.
Penjual Cilok di Majalengka Beli Hewan Kurban dari Menabung Uang Receh, Begini Ceritanya
Keinginan kuat untuk berbagi sudah dimantapkan Irfan sejak satu tahun lalu. Dia rela menabung sedikit demi sedikit agar bisa beribadah kurban untuk sang anak. Mimpinya kemudian terwujud usai satu ekor kambing dia dapatkan dari hasil keringatnya. Kisahnya lantas menginspirasi lantaran Irfan berusaha keras agar rezekinya bisa sedikit dinikmati oleh mereka yang membutuhkan. Berikut ceritanya.
-
Kenapa Sidik berjualan cilok? Sidik mengungkapkan bahwa ia menjalani pekerjaan ini karena sepi job di dunia hiburan.
-
Bagaimana penjual kambing kurban menarik pembeli? Untuk menarik minat konsumen, sejumlah cara pun dilakukan mulai dari pengiriman ke lokasi pemesan, sampai menggratiskan ongkos kirim dengan minimal pembelian di atas 15 ekor.
-
Kenapa Sidik jualan cilok? 1 Sidik nekat jualan cilok gara-gara lagi sepi job syuting. Biar bisa ngebiayain keluarga, dia rela jualan cilok di pinggir jalan.
-
Kenapa pedagang takjil senang berjualan? Cuan yang dikantongi dari berdagang Takjil menggiurkan lho ..
-
Siapa yang boleh menjual daging kurban? Hukum menjual daging kurban bagi penerima berdasarkan fatwa ulama diperbolehkan.
-
Gimana cara beli kambing kurban? Dalam Islam, seseorang dapat membeli hewan kurban baik secara mandiri maupun dengan melakukan patungan dengan orang lain.
Membeli hewan kurban pakai receh
Siang itu, Irfan datang ke sebuah lapak hewan kurban dengan membawa tas hitam lumayan besar. Dia kemudian menemui sang penjual untuk membeli seekor kambing untuk dikurbankan di hari raya Iduladha. Dengan ramah, pemilik lapak menyambut Irfan dan langsung melakukan transaksi. Puluhan bungkus plastik berisi tumpukan uang receh senilai Rp500 sampai Rp1000 Irfan keluarkan dari dalam tas. Pemilik lapak lantas membantu menghitungnya. Irfan mengaku jika pembelian hewan kurban ini menggunakan uang receh yang sudah dikumpulkannya senilai Rp2,5 juta.
Memilih hewan kurban
Dengan ramah pemilik lapak mempersilahkan penjual makanan itu memilih sendiri hewan kambingnya. Irfan dengan antusias melangkahkan kaki ke salah satu ruang kandang dan menentukan jenis kambing yang cocok. Tak berapa lama, pilihan jatuh ke seekor kambing berwarna putih, bertanduk sedang dengan ukuran cukup besar. Kambing lantas diberikan tali agar tak lepas. “Jadi sayang ngumpulin dari jualan cilok ini sehari Rp10 ribu, ” terang Irfan, dalam liputan di YouTube Fokus Indosiar, dikutip Merdeka.
Sisihkan uang receh dari penghasilan Rp50 ribu per hari.
Irfan mengaku senang bisa membeli satu ekor kambing untuk kurban sang anak. Dia berusaha keras menyisihkan penghasilannya yang hanya Rp50 ribu per hari. Tak ada kata menyerah di benaknya. Berkilo-kilometer dia tempuh sehari-hari demi bisa memenuhi target tabungan untuk membeli hewan kurban. Kini dia patut lega karena bisa berkurban dengan layak di tahun ini. “Selama delapan sampai sepuluh bulan ngumpulin, alhamdulillah tahun ini bisa berkurban untuk anak saya, ” katanya lagi, haru.
Dilayani dengan baik oleh pemilik lapak
Sementara itu pemilik lapak mengantarkan Irfan ke kandang-kandang kambing di tempatnya. Dia melayani Irfan dengan baik, dan tak membeda-bedakan walau membeli menggunakan uang receh. Dengan telaten, pemilik menujuk satu per satu kambing di sana, dengan harga sekitar Rp2 jutaan. Dia ingin Irfan mendapatkan kambing terbaiknya untuk melaksanakan ibadah satu tahun sekali itu. “Saya tentu menerima, apalagi dia seorang penjual yang sampai mengumpulkan uang hampir sepuluh bulanan, ” kata pemilik lapak kambing di Majalengka, Muhammad Ibrohim.
Wujudkan mimpi anak dan istri.
Seekor kambing tersebut langsung diantar ke rumah Irfan di wilayah Desa Heuleut. Rasa bahagia masih terus terpancar dari wajahnya, mengingat berkurban sudah menjadi mimpi dia, sang istri dan anak-anaknya. “Alhamdulillah (senang) penjual bisa menerima uang koin dari hasil jualan cilok saya, ” katanya lagi.