Cerita Mantan Vokalis Band Ternama Bandung Buka Usaha Ramen, Nekat Modal Hanya Rp 200 Ribu Kini Sukses Punya Cabang
Usaha ini membuatnya punya banyak waktu bersama keluarga.
Usaha ini membuatnya punya banyak waktu bersama keluarga.
Cerita Mantan Vokalis Band Ternama Bandung Buka Usaha Ramen, Nekat Modal Hanya Rp 200 Ribu Kini Sukses Punya Cabang
Membuka usaha ramen kini dipilih oleh salah seorang mantan vokalis band asal Bandung, Jawa Barat, Donny Supriyadi. Bukan hal mudah baginya untuk memulai hal baru ini. Dengan modal awal yang minim, ia beryakin untuk mengembangkan usahanya hingga kini sukses membuka cabang.
-
Siapa yang memulai usaha Bakso Tusuk Payaman? Awalnya, usaha ini dimulai oleh sang ayah yang menjual salome (cilok) sebagai alternatif setelah tidak lagi mampu berjualan mie ayam karena kecelakaan.
-
Bagaimana Hermanto Tanoko memulai bisnis catnya? Sepeninggal sang ayah, perusahaan cat itu diwariskan kepada Hermanto. Kini, di tangan ayah empat anak itu, perusahaan cat tersebut makin melejit.
-
Bagaimana cara dia memulai usaha roti? “Iseng-iseng cari resep roti di YouTube dan akhirnya setelah enam bulan uji coba barulah menemukan resep paten dan jualan roti,“ katanya lagi.
-
Bagaimana Slamet Sarojo memulai bisnisnya? Perjalanan bisnis Slamet diawali menjadi agen rokok kretek tuton Tapen di Semarang. Pemilik pabrik rokok itu adalah Liem Giat Thiem. Thiem merasa berutang Budi pada Slamet karena pada tahun 1949, berhasil menangkap perampok pabrik rokok miliknya.
-
Kenapa Ratmi memulai usaha keripik bayam? Setelah gempa, kami benar-benar kehilangan segalanya. Suami saya diberhentikan dari pekerjaannya, dan saya bingung harus berbuat apa,' kenang Ratmi dalam tayangan YouTube Lempar Dadu, dikutip Selasa (19/11). Di tengah keterbatasan, Ratmi bangkit dan memulai usaha keripik bayam di Jetis, Bantul, Yogyakarta.
-
Kenapa Risma memilih ramen? Meskipun tempatnya kecil, Risma melihat adanya potensi tempat tersebut, ia pun memutuskan untuk membuka bisnis makanan yang berbeda dari kebanyakan kedai kopi di Yogya. Ramen menjadi pilihannya karena selain nasi, mie sangat digemari banyak orang Indonesia.
Donny menceritakan jika kini hanya ingin fokus menjadi pengusaha agar memiliki waktu yang banyak bersama keluarga.
Ia juga ingin dunia barunya bisa menenangkan dirinya, sehingga bisa dijalankan dengan maksimal.
Bersama brand Ramen Mastato miliknya, Donny kemudian menceritakan pengalaman saat membuka usaha kuliner di kota kembang. Berikut informasi selengkapnya.
Berawal dari jualan bakso
Mengutip kanal YouTube Kisah Juragan, Kamis (30/11), Donny mengaku jika awal membuka usaha kuliner tidak langsung di varian ramen. Namun ia terlebih dahulu berjualan bakso pada paruh tahun 2013.
Modal yang dikeluarkan pun hanya minim yakni Rp200 ribu, dengan model penjualan dari pintu ke pintu sampai teman ke teman.
“Ini tuh awalnya iseng dan cuma punya produk bakso, jualannya dengan cara door to door. Jadi gak punya kedai dulu. Hanya ke yang kenal aja dijualnya, dengan modal paling Rp200 ribu dan nggak tau juga bakal seperti sekarang,” terangnya
Produk baksonya handmade
Sebelum fokus di kuliner ramen, Donny banyak mencoba untuk bekerja mulai dari di restoran cepat saji, lalu membuat usaha fashion dan menjual pakaian lewat distro.
Menurutnya, usaha-usaha tersebut tidak berjalan maksimal, hingga akhirnya ia menemukan jalan untuk fokus di kuliner bakso hingga ramen di Jalan Ternate, Kota Bandung.
“Jadi setelah kerja sama sama saudara itu coba bikin bakso hand made dan enak, akhirnya dikemas terus dijual dan laku,” terang mantan vokalis band metal/punk itu.
Harus siap rugi
Donny mendapat pelajaran banyak saat membuka usaha ramen, yakni harus siap merugi dan jangan berharap untung terus. Ini karena banyak risiko yang akan dihadapi.
Kesiapan itu di antaranya harus bisa beradaptasi dengan kenaikan bahan produksi, harus siap saat jualan sepi serta harus konsisten menjaga kualitas.
“Ya kalau bisa mah jangan ngakalin lah, dan harus siap saat harga bahan naik, terus saat ada waktunya bahan baku tidak ada, ya tetap harus dicari, soalnya nanti kualitasnya menurun dan ditinggal konsumen, biarlah untungnya dikit, yang penting tetap jalan,” katanya
Waktu dengan keluarga adalah kunci semangat
Ia mengaku menikmati momen untuk fokus di kuliner, karena waktunya akan penuh bersama keluarga.
Sepengalamannya saat masih menjadi vokalis band, ia banyak meninggalkan keluarga karena jadwal manggung yang padat. Bahkan Donny kerap keluar kota untuk meramaikan festival musik.
“Saya memilih kuliner karena akan punya banyak waktu bersama keluarga. Kalau waktu sama band kan, tour, manggung, ngeband jadi terlalu banyak waktu yang terbuang lah. Dan kalau kuliner itu kalau untung ya gede banget, kalau rugi ya cukup,” katanya
Punya cabang di Garut
Untuk saat ini ramen miliknya sudah memiliki cabang hingga ke Garut, Jawa Barat.
Cabang ini rupanya dikelola oleh sang anak, dengan pola manajemen yang lebih tertata.
"Untuk cabang ini idenya dari anak saya, dia bikin sistemnya dan timnya ada 5 orang, ada keuangan, promo marketing, produksi, ada pemasaran sama konten," katanya