Fungsi Obat Paracetamol dan Efek Sampingnya bagi Tubuh, Perhatikan Dosisnya
Merdeka.com - Paracetamol atau asetaminofen merupakan salah satu antipiretik dan analgetik yang banyak digunakan seluruh dunia. Paracetamol biasa digunakan untuk mengatasi nyeri ringan dan sedang seperti sakit kepala, mialgia dan nyeri postpartum.
Selain itu, paracetamol menjadi pilihan untuk pasien yang tidak dapat diobati dengan obat anti inflamasi non steroid seperti penderita asma bronkial, penyakit ulkus peptikum, hemofilia, alergi salisilat, perempuan hamil atau menyusui. Paracetamol di Indonesia telah menggantikan penggunaan salisilat sebagai penghilang nyeri.
Maka dari itu, tanpa disadari barangkali kita semua pernah mengonsumsi paracetamol baik sebagai obat demam maupun obat pereda nyeri. Jika dibandingkan dengan obat-obatan lainnya yang memberikan manfaat sama untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri, maka paracetamol bisa dibilang banyak dipilih karena dirasa lebih sedikit menimbulkan efek samping.
-
Mengapa kafein bisa meredakan sakit kepala? Kafein memiliki sifat vasokonstriktif, yang berarti dapat menyempitkan pembuluh darah, membatasi aliran darah, dan dengan demikian meredakan rasa sakit.
-
Minuman apa yang bisa meredakan sakit kepala? Minuman pereda sakit kepala bisa jadi cara alami untuk mengatasi masalah ini.
-
Apa solusi untuk sakit kepala? Pasalnya, bodrex mampu mengatasi sakit kepala secara cepat, bisa diminum sebelum makan, dan tak menyebabkan kantuk.
-
Apa yang membuat kopi dapat meringankan sakit kepala? Kafein yang terkandung dalam kopi memiliki sifat vasokonstriktor, yang berarti dapat mempersempit pembuluh darah dan meredakan nyeri.
-
Apa jenis sakit kepala yang paling umum? Gejala sakit kepala ini paling umum terjadi. Dari laman yang sama disebutkan bahwa 3 dari 4 orang mengalami gejala penyakit ini dengan penyebab yang berbeda.
-
Apa solusi mengatasi sakit kepala akibat cuaca panas? Yuk, cari tahu bersama solusi melawan sakit kepala akibat cuaca panas.
Paracetamol berkerja pada tubuh dengan cara menekan kemampuan tubuh untuk memproduksi zat yang menyebabkan peradangan, yaitu prostaglandin. Pada saat produksi zat tersebut berhasil dikurangi maka tubuh tidak akan merasakan gejala sakit peradangan seperti nyeri dan demam.
Paracetamol tersedia dalam beragam merek. Bukan hanya di apotek, kamu juga bisa membelinya di beberapa minimarket. Umumnya, paracetamol paling banyak dikemas dalam bentuk tablet ukuran 500 mg atau 600 mg. Selain itu, ada juga yang dijual dalam bentuk sirup, drop, infus dan suppositoria.
Sebelum mengonsumsi paracetamol pastikan kamu mengetahui hal-hal mengenai paracetamol. Berikut ini informasi mengenai fungsi obat paracetamol dan efek sampingnya bagi tubuh, perhatikan dosisnya telah dirangkum dari Liputan6.com dan scholar.unand.ac.id.
Fungsi Obat Paracetamol
- Fungsi paracetamol pertama digunakan untuk menurunkan demam pada segala usia. Namun, obat ini sebaiknya digunakan bila suhu tubuh sudah benar-benar tinggi dan membutuhkan terapi obat penurun panas. Menurut rekomendasi WHO, penggunaan obat penurun panas, bila suhu tubuh lebih besar dari 38.5 °C (101,3 °F).
- Fungsi paracetamol berikutnya digunakan secara luas untuk meredakan sakit kepala, sakit gigi dan nyeri ringan lainnya. Pada nyeri yang lebih berat seperti nyeri pasca operasi obat ini biasanya dikombinasikan dengan NSAID atau analgetic opioid.
- Kombinasi paracetamol dengan kafein adalah obat lini pertama pada pengobatan migrain.
- Fungsi paracetamol lainnya bisa dipilih untuk meredakan nyeri pada arthritis ringan, dengan efek yang sebanding dengan aspirin tetapi efek samping yang lebih ringan.
- Obat ini adalah komponen utama pada obat flu dan pilek yang beredar luas di pasaran.
Dosis Aman Mengonsumsi Obat Paracetamol
Setelah mengetahui fungsi paracetamol, ada baiknya kita juga mengetahui dosis yang aman untuk mengonsumsinya. Sama seperti dengan jenis obat lainnya, dosis pemakaian paracetamol diselaraskan berdasarkan usia serta kondisi kesehatan penderitanya.
Umumnya, kemasan dari obat paracetamol pasti memiliki dosis dan aturan pemakaian yang wajib ditaati oleh pasien atau bisa dengan mengikuti nasehat yang diberikan dokter.
Reuters
Anak dengan Usia di Bawah 2 Bulan
Pertama, untuk anak di usia kurang dari 2 bulan, pemakaian paracetamol harus selalu ditanyakan terlebih dahulu kepada dokter dan terus diawasi. Jadi, jangan sembarangan memberikan obat tersebut untuk anak bayi dengan alasan apa pun karena dapat membahayakan kondisi kesehatannya.
Anak Berusia 2 Bulan - 12 Tahun
Kedua, dosis pada anak berusia 2 bulan hingga 12 tahun ditentukan dengan berat badan anak tersebut. Per kilogram berat badannya, anak hanya boleh mengonsumsi paracetamol dengan takaran 10 sampai 15 mg setiap 6 hingga 8 jam sekali. Artinya, jika bobot anak adalah 20 kg, maka dosis aman pemakaian paracetamol adalah 200 sampai 300 mg.
Dewasa
Terakhir, untuk orang dewasa, dosis penggunaan paracetamol adalah 325 sampai 650 mg dan bisa diminum setiap 4 hingga 6 jam sekali. Paracetamol bisa juga dikonsumsi pada takaran 1.000 mg namun dalam jangka waktu 6 sampai 8 jam sekali. Bentuk tablet yang umumnya berukuran 500 mg tentu memudahkan pasien dewasa untuk mengonsumsi obat tersebut tanpa melebihi dosis.
Efek Samping Obat Paracetamol
Selain fungsi paracetamol yang membantu, dengan dosis yang tidak tepat, dapat menimbulkan efek samping. Bagi sebagian besar orang obat ini bisa ditoleransi dengan catatan memberikan dosis seusai dengan yang dianjurkan.
Namun, saat mengonsumsi paracetamol ada beberapa efek samping yang mungkin akan timbul seperti berikut ini:
- Paracetamol bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaannya melebihi dosis yang dianjurkan. Potensi efek samping ini dapat meningkat pada orang-orang yang mengonsumsi alkohol.
- Efek samping ringan pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada penggunaan dosis yang lebih tinggi, paracetamol diketahui meningkatkan risiko terjadinya pendarahan lambung.
- Efek samping pada ginjal relatif jarang. Walaupun begitu penggunaan paracetamol dalam jangka panjang tetap harus diperhatikan karena obat ini dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal, termasuk gagal ginjal akut.
- Efek samping pada kulit kejadiannya jarang. Pada tahun 2013, FDA (US Food and Drug Administration) memperingatkan kemungkinan terjadinya efek samping pada kulit seperti sindrom stevens-johnson dan nekrolisis epidermal toksik akibat pemakaian paracetamol, meski hal ini sangat jarang namun bisa fatal jika terjadi.
- Beberapa ahli menyarankan untuk menghindari penggunaan obat ini pada penderita asma terutama anak-anak, karena ada kemungkinan terjadinya peningkatan resiko asma atau pun memperburuk penyakit asma yang telah diderita sebelumnya.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perhatikan petunjuk label obat sebelum mengonsumsinya.
Baca SelengkapnyaSejumlah obat sakit kepala tidak memiliki kandungan kafein di dalamnya sehingga bisa dikonsumsi siapa saja.
Baca SelengkapnyaBila sakit kepala ringan menyerang, atasi saja langsung dengan 4 tips mudah ini.
Baca SelengkapnyaAir rebusan dari berbagai tanaman dan rempah-rempah kerap dipilih sebagai solusi alternatif redakan sakit kepala.
Baca SelengkapnyaMinuman-minuman ini mengandung berbagai nutrisi dan senyawa alami yang mampu mengurangi gejala sakit kepala.
Baca SelengkapnyaCaffeine headache adalah kondisi di mana konsumsi kafein dapat menyebabkan atau meredakan sakit kepala.
Baca SelengkapnyaMemperhatikan dosis obat adalah hal penting yang harus dilakukan.
Baca SelengkapnyaKendati mengalami rasa nyeri dan sakit kepala yang tak kunjung hilang, dokter menyarankan untuk membatasi waktu konsumsi obat nyeri.
Baca SelengkapnyaTak boleh sembarangan dalam menentukan dosis obat untuk dikonsumsi, pelajari caranya.
Baca SelengkapnyaAyo cari tahu bersama solusi melawan sakit kepala akibat cuaca panas.
Baca SelengkapnyaDokter Menjawab Keresahan Banyak Orang Apakah Obat Pereda Nyeri, seperti Paracetamol dan Ibuprofen, Bisa Merusak Ginjal? Simak Selengkapnya di Sini.
Baca Selengkapnya10 keperluan medis yang wajib dipunyai saat ada bayi di rumah
Baca Selengkapnya