Makna Syair Turi Putih yang Jadi Media Dakwah Sunan Giri, Mengenai Kehidupan dan Kematian
Syair Turi Putih memiliki makna mendalam yaitu mengingatkan kita mengenai kehidupan dan kematian.
Syair Turi Putih memiliki makna mendalam yaitu mengingatkan kita mengenai kehidupan dan kematian.
Makna Syair Turi Putih yang Jadi Media Dakwah Sunan Giri, Mengenai Kehidupan dan Kematian
Asal Mula Syair Turi Putih
Melansir dari laman jurnal walisongo.ac.id (Psikologi Kematian Perspektif Islam Jawa Tembang Turi Putih Karya Sunan Kalijaga, Sholahudin) tembang Turi Putih ini berasal dari daerah Jawa Tengah, masyarakatJawa meyakini bahwa tembang ini menjadi peninggalan Walisongo yaitu Sunan Giri dan Sunan Kalijaga. Meskipun begitu, hingga sekarang masih belum ditemukan bukti valid mengenai siapa pencipta dari tembang tersebut. Akan tetapi, tembang ini memang sudah diyakini menjadi ciptaan salah satu Walisongo sebagai penyebar agama Islam di Jawa.
-
Bagaimana Sunan Kalijaga berdakwah dengan lagu Lir Ilir? Sunan Kalijaga menggunakan lagu Lir Ilir sebagai media dakwahnya dengan cara menyelipkan ajaran Islam dalam lirik lagu yang berbahasa Jawa.
-
Kenapa Sunan Kalijaga membuat lagu Lir Ilir? Disebutkan bahwa Sunan Kalijaga menggunakan lagu Lir Ilir sebagai media dakwah agama Islam.
-
Apa itu Tari Piriang Suluah? Tari Piriang Suluah ini bukanlah tarian biasa. Kesenian ini menggambarkan kehidupan para petani dan juga gerakannya terinsipirasi dari aktivitas ketika bercocok tanam.
-
Kenapa Sunan Giri ciptakan lagu Cublak-cublak Suweng? Pada masa itu Sunan Giri melakukan dakwahIslam di Indonesia khususnya pulau Jawa melalui jalur kebudayaan.
-
Siapa Wali Songo? Wali Songo adalah sebutan bagi sembilan orang wali yang berperan dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
-
Bagaimana Sunan Muria berdakwah? Cara berdakwah Sunan Muria banyak mengambil cara melalui tradisi keagamaan lama, media seni seperti pertunjukan wayang, dan pengembangan tradisi keagamaan baru yang menjadi ciri khasnya.
Penamaan syair Turi-turi Putih juga diambil dari salah satu tumbuhan yang bernama turi putih, dimana kata “turi” itu adalah jenis bunga berwarna putih yang bisa digunakan sebagai sayuran maupun lalapan dengan rasanya yang pahit.
Melansir dari laman darulfalah.sch.id, selain itu arti kata lain dari "turi" itu adalah “tak aturi” atau memberitahu sedangkan “putih” itu kain kafan yang berwarna putih polos. Turi Putih ini konon dikarang oleh Kanjeng Sunan Giri yang memiliki kaitannya dengan kematian. Sehingga Turi Putih bisa diberi makan sebagai pengingat bahwa semua manusia akhirnya akan mati juga.
Syair dari Turi Putih
Melansir dari laman jurnal uii.ac.id (Estetika Dakwah dalam Lagu Jawa-by.Raden Wijaya Mojokerto) berikut syair lagu dari Turi Putih. Turi-turi putih di tandur neng kebun agung Turi-turi putih di tandur neng kebun agung Cleret tibo nyemplung, mbok kiro kembange opo Mbok kiro-mbok kiro kembange opo Kembang-kembang melati Kembang melati wangi ambune
Ayo seneng melu ngaji Supoyo slamet dunyo akhirate Mbok kiro-mbok kiro kembange opo Kembang-kembang tomat Kembange tomat sak arat-arat Ayo bareng moco sholawat Supoyo slamet dunyo akhirat Mbok kiro-mbok kiro kembange opo Tekane akhir zaman Srengengene ora metu songko wetan Akeh wong doh nagku iman Nangeng ora nglakoni perintahe pengeran Mbok kiro-mbok kiro kembange opoFakta Lagu Turi Putih
Meski lagu turi putih diatas merupakan lagu turi putih versi kesekian. Fakta bahwa lagu turi putih memiliki bermacam versi saat ini hingga ada yang diselipi bait selawat. Akan tetapi lagu turi putih tetap sama pada lirik di bait pertama.
Makna Syair Turi Putih
Pada lagu turi putih di atas terdapat nilai dakwah mengenai akidah dan kehidupan.
Melansir dari laman jurnal uii.ac.id (Estetika Dakwah dalam Lagu Jawa- by.Raden Wijaya Mojokerto), berikut nilai dakwahnya beserta maknanya.
Turi-turi putih ditandur neng kebun agung Turi-turi putih ditandur neng kebun agung Cleret tibo nyemplung, mbok kiro kembange opo Mbok kiro-mbok kiro kembange opo Menurut Gus Khoirur Anwar bahwa bait tersebut berarti bahwa pada akhirnya manusia akan kembali ke dalam tanah hanya dengan memakai kain kafan polos, sehingga pada hakikatnya tidak ada yang perlu untuk disombongkan selama di dunia.
Ayo seneng melu ngaji Supoyo slamet dunyo akhirate Pada bait tersebut sudah jelas bahwa kita sebagai manusia sebaiknya tetap semangat dalam mengaji, agar bisa selamat di dunia dan di akhirat.