Mengenal Psikosis Bipolar, Saat Seseorang Sulit Membedakan Realita dan Imajinasi
Psikosis bipolar adalah kondisi di mana seseorang sulit membedakan realita di sekitarnya dengan imajinasi di pikirannya.
Lebih dari separuh orang yang hidup dengan gangguan bipolar akan mengalami setidaknya satu gejala psikosis selama hidup mereka.
Mengenal Psikosis Bipolar, Saat Seseorang Sulit Membedakan Realita dan Imajinasi
Psikosis bipolar adalah hilangnya kontak dengan kenyataan di mana seseorang tersebut tidak dapat membedakan antara yang nyata dan imajinasinya. Gejalanya meliputi delusi (mempercayai sesuatu yang tidak nyata) dan/atau halusinasi (melihat, mendengar, menyentuh, mencium, atau mengecap sesuatu yang tidak nyata). Psikosis biasanya menyertai episode mania ekstrem pada orang dengan gangguan bipolar I (bentuk penyakit yang lebih parah). Meski jarang terjadi, namun kondisi ini juga bisa terjadi pada orang dengan gangguan bipolar II.
-
Apa itu penyakit bipolar? Bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati secara ekstrim meliputi emosi tinggi (mania atau hipomania) dan rendah (depresi).
-
Bagaimana cara mengenali gejala Bipolar? Bipolar adalah gangguan mental yang memengaruhi suasana hati seseorang secara ekstrem. Orang dengan bipolar biasanya mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba, dari bahagia menjadi sangat sedih, atau sebaliknya.
-
Apa itu Bipolar Disorder? Penyakit psikologis bipolar disorder adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan drastis pada suasana hati.
-
Apa yang dimaksud dengan Bipolar Disorder? Itu National Institute of Mental Health menjelaskan gejala utama bipolar disorder sebagai episode suasana hati yang bergantian secara drastis, dari sedih ke bahagia, dan sebaliknya.
-
Apa saja tipe gangguan bipolar? 'Perbedaan utama di antara tipe-tipe ini terletak pada tingkat keparahan dan durasi dari episode suasana hati,' jelasnya, mengacu pada informasi dari laman EMC, Senin (30/9/2024).
-
Bagaimana bipolar memengaruhi kemampuan berpikir? Perubahan suasana hati yang diidap penderita bipolar dapat memengaruhi tidur, energi, aktivitas, penilaian, perilaku, dan kemampuan berpikir jernih.
Psikosis juga merupakan ciri dari jenis penyakit mental lainnya, termasuk skizofrenia dan gangguan skizoafektif. Penyakit fisik tertentu seperti penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, tumor otak, dan stroke juga dapat memicu episode psikotik dan bahkan dapat menjadi gambaran ekstrem dari depresi pascamelahirkan.
Meskipun juga sering disebut "psikotik break", kenyataannya episode psikotik biasanya berkembang perlahan seiring waktu. Beberapa tanda dari psikosis meliputi: • Sering mengkhawatirkan nilai atau kinerja pekerjaan • Mengalami perasaan yang kuat, tidak pantas atau tidak ada perasaan sama sekali • Tidak bisa menjaga kebersihan pribadi • Kerap curiga tanpa alasan terhadap orang lain • Kesulitan untuk berkonsentrasi atau berpikir jernih • Menarik diri dari teman dan keluarga
Gejala Psikosis Bipolar
Delusi Delusi adalah keyakinan yang salah namun dipercaya sebagai sesuatu yang benar. Kondisi ini sebelumnya disebut sebagai gangguan paranoid, dan dicirikan oleh episode yang aneh (sesuatu di luar kemungkinan yang ada) atau non-aneh (sesuatu yang berada dalam kemungkinan yang ada). Halusinasi Halusinasi ditandai dengan sensasi fisik yang tidak nyata. Dalam hal gangguan bipolar, halusinasi dapat disebabkan oleh episode manik ekstrem yang dikombinasikan dengan kurang tidur yang ekstrem.Untuk mendiagnosis psikosis pada gangguan bipolar, dokter akan mengajukan pertanyaan seputar gejala yang dialami. Mereka akan mempelajari lebih lanjut tentang riwayat medis, penyebab stres baru-baru ini yang mungkin dialami, dan obat atau zat apa pun yang digunakan. Karena psikosis juga bisa menjadi gejala dari kondisi lain, dokter akan mengesampingkan penyebab lainnya. Untuk melakukan ini, mereka mungkin melakukan pemeriksaan fisik, memesan tes laboratorium, dan melakukan penilaian psikologis.
Diagnosis Psikosis Bipolar
Penyebab Psikosis Bipolar
Penyebab psikosis bipolar masih belum sepenuhnya diketahui, tetapi diyakini bahwa beberapa faktor berbeda dapat meningkatkan risikonya, termasuk:
• Genetika: Studi menunjukkan bahwa gangguan kesehatan mental tertentu, termasuk gangguan bipolar dan skizofrenia, memiliki hubungan genetik yang sama. Memiliki gangguan bipolar berarti seseorang memiliki risiko lebih tinggi terkena skizofrenia. • Hormon: Psikosis juga dapat dipengaruhi oleh perubahan hormonal, seperti saat pubertas atau setelah melahirkan. • Penggunaan ganja: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan gangguan bipolar yang menggunakan ganja memiliki risiko lebih besar mengalami gejala psikotik. • Stres atau trauma: Satu studi menunjukkan bahwa orang yang mengalami stres traumatis memiliki peningkatan risiko gangguan psikotik dan gangguan bipolar. • Kurang tidur: Masalah dengan tidur dapat memperburuk gejala gangguan bipolar dan dapat berperan dalam memicu timbulnya psikosis.Perawatan untuk Psikosis Bipolar
Perawatan untuk psikosis bipolar biasanya melibatkan:
Pengobatan: Gangguan bipolar sering diobati dengan penstabil suasana hati, antipsikotik, atau antidepresan.
Psikoterapi: Terapi individu, kelompok, atau keluarga juga dapat membantu mengelola gejala kondisi tersebut.
Meskipun tidak ada obat untuk gangguan bipolar, pengobatan dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Menjalankan program pengobatan dapat mengurangi gejala dan mengurangi risiko si penderita untuk mengalami episode psikotik atau suasana hati yang lebih parah di masa depan.