Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Resmi Jadi Geopark Nasional, Ini Deretan Fakta Taman Nasional Ujung Kulon

Resmi Jadi Geopark Nasional, Ini Deretan Fakta Taman Nasional Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang dikenal sebagai habitat badak bercula satu atau Rhinoceros sondaicus kini resmi ditetapkan sebagai Geopark Nasional.

Penetapan ini berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri ESDM RI Nomor: 393.K/GL.01/MEM.G/2023 tentang Penetapan Taman Bumi (Geopark) Nasional Ujung Kulon yang dilakukan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif (10/11) lalu.

Selain sebagai rumah yang nyaman bagi hewan langka itu, ternyata TNUK memiliki sejumlah fakta unik yang perlu diketahui. Yuk simak selengkapnya.

Diakui UNESCO

Adapun penetapan ini membuat posisi TNUK diakui keberadaannya oleh United Nations Educational Scientific and Cultural Organization atau UNESCO.

TNUK berada sejajar dengan geopark nasional lainnya yang sudah diakui terlebih dahulu yakni Geopark Batur (2012), Geopark Gunung Sewu (2015), Gunung Rinjani (2018), Geopark Ciletuh (2018), Geopark Belitung (2020), Kaldera Danau Toba (2020), Ijen Geopark, Maros Pangkep Geopark, Merangin Jambi Geopark, dan Raja Ampat Geopark.

Tujuan dari pengembangan kawasan tersebut adalah untuk melaksanakan fungsi konservasi, edukasi, dan ekonomi berkelanjutan.

Angkat Tema Besar “Jejak Tsunami Krakatau”

Angkat Tema Besar “Jejak Tsunami Krakatau”

TNUK sendiri sebenarnya memiliki tema besar kebencanaan yakni Jejak Tsunami Krakatau. Ini terkait letaknya yang tak jauh dari pusat salah satu gunung berapi paling aktif di dunia itu.

Gambar: Liputan6

Sebelum terjadi letusan besar Gunung Api Krakatau pada 1883, wilayah Ujung Kulon adalah kawasan pertanian yang subur. Pasca letusan dengan gelombang Tsunami setinggi 15 meter membuat vegetasi dan dan ekosistem di sana sempat berubah.

Walau demikian, kondisinya bisa segera pulih melalui perkembangbiakan flora dan fauna yang cukup cepat.

Sudah Menjadi Daerah yang Dilindungi sejak Zaman Hindia Belanda

Sebelum ditetapkan sebagai geopark nasional, TNUK rupanya sudah ditetapkan jadi suaka alam yang dilindungi pemerintah sejak zaman kolonial Belanda.

Saat itu penetapannya dimulai pada 1921, di mana Perhimpunan The Netherlands Indies Society for The Protectin of Nature merekomendasikan perlindungan alam terhadap semenanjung Ujung Kulon dan Pulau Panaitan melalui SK Pemerintah Hindia Belanda Nomor: 60 Tanggal 16 November 1921.

Setelahnya penetapan perlindungan terus dilakukan secara berurutan sampai 1992 oleh UNESCO yang menetapkan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Natural World Heritage Site (Situs Warisan Alam Dunia) lewat Surat Keputusan Nomor: SC/Eco/5867.2.409 Tanggal 1 Februari 1992.

Tumbuhan dan Hewan langka

Beberapa tanaman yang tumbuh di Ujung Kulon diketahui merupakan jenis yang langka seperti Batryohora geniculata, Cleidion spiciflorum, Heritiera percoriacea, dan Knema globularia.

Selain itu ada juga yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk bangunan seperti bayur (Pterospemum javanicum), berbagai rotan (Calamus sp), gaharu (Aquilaria malaccensis), pohon cempaka (Michelia campaca) dan pohon jambe (Areca catechu).

Warga setempat juga memanfaatkannya sebagai bahan obat-obatan seperti Anggrek (Dendrobium sp), tangkil (Gnetum gnemon), dan salak (Salacca edulis).

Selain itu, sejumlah hewan juga didapati langka dan dilindungi seperti badak Jawa bercula satu, badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), owa Jawa (Hylobates moloch), surili (Presbytis aigula) dan anjing hutan (Cuon alpinus javanicus) serta masih banyak lainnya.

Banyak Tempat Wisata Menarik

Banyak Tempat Wisata Menarik

Selain wisata biologi, TNUK juga menyuguhkan wisata geografi berupa pantai, perbukitan, sampai daratan dengan berbagai daya tariknya. Beberapa pantai yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya Pantai Pulau Peucang yang berpasir putih.

Kemudian untuk wisata keluarga adalah Desa Wisata Tamanjaya dengan daya tariknya Kampung Nelayan Cibanua, Curug Paniis, sumber air panas Cibiuk, dan Curug Cikacang. Agar semakin nyaman, terdapat sejumlah fasilitas akomodasi yang disiapkan seperti penginapan Sundajaya, penyewaan perahu sampai sentra souvenir patung badak.

“Dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan kawasan Geopark Ujung Kulon, telah ditetapkan beberapa destinasi penting.
Di antaranya, Pantai Carita, Masjid Al Khusaeni, Lembur Mangrove Patikang, Pulau Liwungan, Sungai Cigenter, dan Mercusuar Tanjung Layar," kata Plt Kepala Dinas ESDM Banten, Deri Dariawan seperti dilansir dari Liputan6.

Menjelajahi Kekayaan Alam di Geopark Meratus, dari Hutan Hujan hingga Mata Air Panas Non Vulkanik
Menjelajahi Kekayaan Alam di Geopark Meratus, dari Hutan Hujan hingga Mata Air Panas Non Vulkanik

Geopark Meratus disebut menyimpan banyak keajaiban alam.

Baca Selengkapnya
Sejarah Terbentuknya Geopark Dieng, Terdiri dari Tiga Episode Letusan
Sejarah Terbentuknya Geopark Dieng, Terdiri dari Tiga Episode Letusan

Keanekaragaman geologi Dieng dibentuk oleh sebuah proses alam yang cukup lama.

Baca Selengkapnya
Berada di 14 Kabupaten dan 2 Kota, Ini Pesona Taman Nasional Kerinci Seblat
Berada di 14 Kabupaten dan 2 Kota, Ini Pesona Taman Nasional Kerinci Seblat

Taman Nasional ini memiliki potensi alam yang begitu besar hingga menjadikan tempat ini diakui sebagai warisan dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Temuan Batu Kuno Ungkap Nenek Moyang Kita Sudah Mengarungi Lautan Jauh Lebih Lama dari Dugaan Sebelumnya
Temuan Batu Kuno Ungkap Nenek Moyang Kita Sudah Mengarungi Lautan Jauh Lebih Lama dari Dugaan Sebelumnya

Arkeolog menemukan bukti nenek moyang manusia sudah mengarungi lautan sekitar 130.000 tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Penyebab 'Lautan' Pasir Gunung Bromo
Penjelasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Penyebab 'Lautan' Pasir Gunung Bromo

Pengunjung diimbau selalu waspada dan berhati-hati terutama saat terjadi hujan deras karena lautan pasir biasa terbawa saat hujan turun.

Baca Selengkapnya
4 Fakta Taman Nasional Baluran Tutup Sebulan Penuh, Buka Kembali 16 Februari 2024
4 Fakta Taman Nasional Baluran Tutup Sebulan Penuh, Buka Kembali 16 Februari 2024

pihak pengelola Balai Taman Nasional Baluran mengambil kebijakan untuk menutup sementara destinasi wisata ini selama sebulan.

Baca Selengkapnya
5 Fakta Pulau Sempu Malang, Pantai Kecil di Tengah Hutan yang Terlarang bagi Wisatawan
5 Fakta Pulau Sempu Malang, Pantai Kecil di Tengah Hutan yang Terlarang bagi Wisatawan

Siapapun yang nekat wisata bisa dipenjara 10 tahun dan denda hingga Rp200 juta

Baca Selengkapnya
Fakta Menarik Prasasti Rukam, Berisi tentang Peristiwa Meletusnya Gunung Api di Era Mataram Kuno
Fakta Menarik Prasasti Rukam, Berisi tentang Peristiwa Meletusnya Gunung Api di Era Mataram Kuno

Prasasti ini sering dikaitkan dengan penemuan situs kampung kuno di Liyangan

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Bentang Alam Kabupaten Gunungkidul, Dulunya Hamparan Lautan yang Kini Jadi Deretan Pegunungan
Fakta Unik Bentang Alam Kabupaten Gunungkidul, Dulunya Hamparan Lautan yang Kini Jadi Deretan Pegunungan

Tak jarang di Gunungkidul terdapat bukit yang tersusun dari batu karang seperti yang berada di lautan.

Baca Selengkapnya