4.150 Pasukan oranye dan Damkar dikerahkan cari buaya perairan DKI
Merdeka.com - Kehadiran buaya yang muncul di Jakarta membuat Pemprov DKI ikut turun tangan. Sekitar empat ribu petugas pasukan oranye UPK Badan Air diturunkan untuk mencari predator yang berkeliaran itu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Isnawa Adji menyampaikan, tidak hanya buaya. Hewan lain seperti ular atau pun biawak yang membahayakan manusia juga akan ditangani untuk dibiarkan hidup jauh dari lingkungan aktivitas warga.
"Intinya kami kan punya 4150 pasukan oranye di kali, sungai, waduk, dan danau ya kan. Selain kami imbau untuk hati-hati karena mereka sering ketemu ular, biawak. Ular kan paling banyak di semak-semak," tutur Isnawa saat dikonfirmasi, Sabtu (30/6/2018).
-
Kenapa warga khawatir tentang buaya? Kalau buaya yang masih kecil itu hidup liar, dikhawatirkan ada induknya yang masih berkeliaran di sekitar sungai Desa Kebonagung.
-
Kenapa buaya itu dievakuasi? Proses evakuasi buaya itu berlangsung menegangkan lantaran hewan buas itu sempat mengamuk saat hendak diamankan.
-
Apa yang dimakan buaya itu? Buaya tersebut sebelumnya memangsa kucing peliharaan yang tidak sengaja masuk ke kandangnya.
-
Dimana buaya paling berbahaya? Spesies yang paling mematikan adalah buaya Nil yang mendiami sekitar sungai Nil.
-
Mengapa ikan tertentu harus dihindari? Meskipun ikan sering dianggap sebagai makanan sehat, beberapa jenis ikan memiliki kadar purin yang tinggi dan dapat memicu serangan asam urat.
-
Apa usulan Bamus Betawi tentang gubernur Jakarta? 'Kita sudah berembuk di dalam internal majelis adat, ada empat usulan itu. Yang pertama tentang susunan pemerintahan. Kita mengusulkan agar gubernur dan wakil gubernur ditunjuk oleh presiden,' kata Oding saat dihubungi merdeka.com, Kamis (7/12).
Menurut Isnawa, pasukan oranye yang turun tidak dimaksudkan melakukan aksi penangkapan yang dinilai berbahaya. Tetap harus berkoordinasi dengan pihak terkait yang terbilang mampu menangani buaya.
"Timnya Pak Bejo Damkar kan lagi turun, tim nya lagi di Grogol melakukan penyisiran. Nah kalau saya mungkin akan kerahkan pasukan oranye untuk mengamati. Jangan sampai fenomena ini ada di Jakarta lagi, tetap harus dicek, diwaspadai kan. Dan saya nanti minta kalau di kali penghubung kan kecil, tapi kalau dia di sungai-sungai yang besar, mereka kerjanya berkelompok. Jangan sendiri," jelas dia.
Ada dugaan bahwa buaya yang muncul di sejumlah wilayah Ibu Kota merupakan peliharaan seseorang. Hanya saja, bisa kemungkinan kabur atau bahkan sengaja dilepaskan.
"Pak Gubernur (Anies Baswedan) juga bilang kan, yang melihara buaya agar lapor. Jangan karena udah nggak bisa kasih makan, karena makannya banyak, terus diceburin aja. Itu kan bahaya," Isnawa menandaskan.
Isnawa mengaku, sejak awal UPK Badan Air terbentuk yakni pada 2013 silam, tidak pernah ada laporan keberadaan buaya di lingkungan warga Ibu Kota.
"Sebenarnya gini, tidak hanya buaya. Sejak empat tahun terakhir, Dinas Lingkungan Hidup kan melakukan pembersihan kali, sungai, waduk, danau, fenomenanya ekosistemnya membaik," tutur Isnawa.
Menurut Isnawa, kondisi lingkungan sungai yang tadinya jorok, kumuh, bau, dan penuh sampah, sekarang menjadi lebih baik dan terpelihara. Bahkan anak-anak pun jadi semakin senang mandi di danau dan banyak warga yang kembali memancing.
"Yang namanya ekosistem kembali pulih, ketemu ular, ikan, kupu-kupu lagi. Di Ciliwung itu satwa-satwa khas Ciliwung seperti kura-kura, bulus, mulai ada lagi. Dulu banyak sampah, tercemar, dia tidak mau keluar," jelas dia.
Meski ekosistem membaik, lanjut Isnawa, buaya yang mendadak muncul itu tidak dapat diprediksi asalnya. Selain dugaan peliharaan warga yang kabur atau sengaja dilepas, bisa juga binatang itu pada dasarnya memiliki tempat tinggal yang memang tersembunyi.
Tidak menutup kemungkinan juga buaya tersebut datang dari rawa. Dia mencari habitat dan lokasi berburu makanan yang lebih baik.
"Mungkin dia ada lubangnya, nggak pernah keluar selama ini, kita nggak tahu juga kan apa keluarnya malam doang. Tapi sejak ekosistem membaik, kok pada keluar. Seperti di Ancol ketemu, di Grogol ketemu. Kalau soal habitatnya menurut saya sih agak susah juga. Harus penelitian ahlinya juga," Isnawa menandaskan.
Reporter: nanda perdana putraSumber: Liputan6.com (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah 5 bulan dirawat dalam kolam krangkeng besi buaya tersebut kemudian dikhawatirkan lepas.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaMenurut dia, buaya merupakan hewan yang berpotensi membunuh manusia sebab termasuk ke dalam hewan buas.
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaApapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaSebelumnya lima ekor di antaranya sempat kabur karena tembok penangkaran yang jebol.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi buaya berukuran cukup besar ini menghebohkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaPara nelayan ramai-ramai menyampaikan keluhan kepada Anies.
Baca Selengkapnya