Ahok akui pernah korupsi
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mencoba satu persatu permainan antikorupsi, yang disediakan KPK di Balai Kota DKI Jakarta. Sebelumnya, Ahok lebih dulu membuka seminar 'Saya Perempuan Antikorupsi' (SPAK) yang diselenggarakan oleh Pemprov DKI, KPK, dan Australian Aid.
Saat mencoba permainan 'arisan perempuan antikorupsi', Ahok yang awalnya hanya diminta untuk mengocok sebuah botol minum berisi kertas layaknya arisan, tiba-tiba ditanya oleh sang pemandu permainan, apakah pernah melakukan tindakan korupsi atau tidak.
Ahok pun tertawa mendengar pertanyaan itu. Dirinya terlihat berpikir dan mengingat-ingat, hingga akhirnya menjawab pertanyaan tersebut dengan tegas.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Kasus korupsi apa yang dilakukan menteri Jokowi? Mantan Menpora Imam Nahrawi Terbukti menerima suap penyaluran pembiayaan dengan skema bantuan pemerintah melalui Kemenpora pada KONI Tahun Anggaran (TA) 2018
"Saya pernah korupsi waktu. Korupsi makan juga," jawab Ahok sambil tersenyum, Selasa (15/9).
"Kalau korupsi dana pemerintah, Pak?" tanya perempuan pemandu permainan itu lagi.
"Nah, kalau itu saya tidak punya nyali," ujar Ahok dengan tertawa.
"Kalau begitu, jawaban Bapak dapat penilaian baik," ujar pemandu permainan tersebut, kemudian memberikan kartu warna hijau yang bertuliskan 'Baik' kepada Ahok.
Ahok juga berujar, saat ini masih banyak perempuan yang kurang teliti dalam menerima hadiah atau pemberian rekanan suaminya. Hingga mereka terjebak, dan tanpa sadar menerima pemberian yang merupakan bentuk gratifikasi bagi kapasitas jabatan suaminya tersebut.
"Dari hal-hal seperti inilah saya berharap, bahwa ibu-ibu nantinya bisa mengerti, mana yang boleh dan mana yang enggak boleh. Misalnya, boleh enggak (diterima) jika ada yang mengantar makanan ke rumah?" ujar Ahok.
"Karena kita di Indonesia ini lucu, katanya kalau mau dapat proyek, baik-baikin bininya (si pemilik proyek). Karena itu nanti juga akan berpengaruh besar ke suaminya," pungkasnya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya.
Baca SelengkapnyaAhok meminta pandangan Todung agar generasi muda tidak mudah tergoda untuk melakukan korupsi
Baca SelengkapnyaKomisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut KPK memegang banyak kasus korupsi di PT Pertamina.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur DKI Basuki T Purnama bercerita saat ditahan kasus penistaan agama.
Baca SelengkapnyaSyafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaAhok berandai jika ditawari dan berkesempatan menempati jabatan di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, penertiban jukir liar di Jakarta sulit dilakukan karena adanya pihak lain yang terlibat.
Baca SelengkapnyaAda asumsi Ahok turut berkontribusi atas pendirian PSI.
Baca SelengkapnyaDi hadapan para pendukung Ganjar-Mahfud di Eropa, Ahok justru menegaskan melawan balik
Baca SelengkapnyaPria yang menghabiskan masa kecil di Belitung ini pegang pesan sang ayah. Kini punya jabatan mentereng.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyinggung mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam menata kota.
Baca SelengkapnyaAhok diangkat sebagai Komisaris Utama Pertamina oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir pada 25 November 2019.
Baca Selengkapnya