Banjir Jakarta Bukan Hanya Karena Faktor Alam
Merdeka.com - Banjir melanda beberapa wilayah di Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi atau Jabodetabek. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menuturkan, cuaca yang ekstrem yakni curah hujan tinggi membuat debit air meningkat. Namun, penyebab banjir Jakarta bukan hanya karena faktor alam.
Terdapat beberapa faktor lain. Seperti besarnya limpahan air dari daerah hulu, berkurangnya waduk dan danau tempat penyimpanan air banjir, permasalahan menyempit dan mendangkalnya sungai akibat sedimentasi dan penuhnya sampah, rendaman rob akibat permukaan laut pasang, hingga faktor penurunan tanah atau ground subsidence.
"Ini meningkatkan risiko genangan air," jelas Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal melalui keterangan tertulisnya, Jumat (3/1).
-
Apa penyebab utama banjir? Banjir terjadi karena berbagai penyebab utama, termasuk hujan lebat, pencairan salju, badai, dan kenaikan permukaan air laut.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Faktor-faktor tersebut tidak lepas dari perilaku hidup manusia. Terutama kerusakan lingkungan di daerah hulu dan luapan sampah di aliran sungai. Kendati begitu, Herizal mengakui faktor cuaca atau alam lebih dominan menyumbang banjir di Jakarta.
"Curah hujan ekstrem paling dominan sebagai penyebab banjir di Jakarta," jelas dia.
Tetap Waspada
BMKG juga mengimbau agar semua pihak dan masyarakat tetap waspada terhadap peluang curah hujan tinggi yang masih mungkin mengingat puncak musim hujan diprakirakan akan terjadi pada bulan Februari hingga Maret. Selain juga masih terdapat peluang fenomena gelombang atmosfer ekuator atau Madden-Julian Oscillation (MJO).
"Dan seruak dingin yang dapat terjadi sebagai variabilitas iklim di musim hujan kali ini," ucap dia.
BMKG mendefinisikan puncak musim hujan sebagai periode dimana akumulasi curah hujan mencapai jumlah tertinggi pada suatu dasarian untuk tiap zona musim.
Oleh karenanya, pemerintah dan masyarakat diharapkan terus meningkatkan kesadarannya terhadap lingkungan dan semua persoalan yang menjadi penyebab banjir Jakarta, dan secara umum terhadap risiko bencana terkait iklim dan cuaca (hidrometeorologi) di masa mendatang.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir merupakan bencana alam yang dapat menimbulkan dampak negatif yang luas dan serius bagi lingkungan, masyarakat, dan perekonomian.
Baca SelengkapnyaBanjir menjadi bencana alam yang sering terjadi di kota metropolitan Jakarta. Ternyata, banjir Jakarta telah terjadi sejak lama.
Baca SelengkapnyaBanjir adalah salah satu bencana alam yang paling umum dan merusak di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaMemahami fakta-fakta penting tentang banjir adalah langkah awal yang penting dalam upaya pencegahan dan mitigasi.
Baca SelengkapnyaFenomena ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan seringkali tanpa peringatan, menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur dan lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaKondisi kali Ciliwung di musim kemarau saat ini sedang surut dan menghitam dengan banyak tumpukan sampah.
Baca SelengkapnyaPenampakan perumahan warga yang terletak di sekitar kawasan Kampung Aquarium lebih rendah dari pada air laut.
Baca SelengkapnyaAda pula genangan yang terjadi karena disebabkan oleh banjir pesisir atau Rob
Baca SelengkapnyaKebutuhan air di Jakarta mencapai sekitar 30.000 liter per detik, sedangkan jumlah debit air yang tersedia hanya berada di bawah 20.000 liter per detik.
Baca SelengkapnyaKetinggian air yang menggenang sejumlah wilayah tersebut bervariasi.
Baca SelengkapnyaJakarta Macet Parah Jelang Tengah Malam, Ternyata Penyebabnya Karena Hal Ini
Baca Selengkapnya