Istri Ganjar Blusukan ke Cengkareng, Berbagi Tips Pencegahan Stunting ke Warga
Atiqoh blusukan dengan mengecek kesehatan warga sekitar Jalan Amd, RT 12 RW 13, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.
Atiqoh blusukan dengan mengecek kesehatan warga sekitar Jalan Amd, RT 12 RW 13, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.
Istri Ganjar Blusukan ke Cengkareng, Berbagi Tips Pencegahan Stunting ke Warga
Siti Atiqoh, istri calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo blusukan ke Jalan Amd, RT 12 RW 13, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Atiqoh blusukan dengan mengecek kesehatan warga sekitar Jalan Amd, RT 12 RW 13, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.
Atiqoh berharap pengecekan kesehatan warga ini bisa menjadi deteksi awal pencegahan stunting. Dengan diagnosis awal itu menurut Atiqoh, ke depan penanganan terhadap warga yang kurang sehat lebih mudah.
"Tadi saya tanya ke petugas kesehatan, ke dokter dan perawatnya itu kebanyakan yang dikeluhkan adalah hipertensi. Tentu ini diperlukan pola makan yang sehat, yang berimbang, mengurangi garam-garam, kemudian kolesterol," kata Aqtiqoh kepada wartawan, Rabu (13/12).
Atiqoh mengatakan, pola makan yang sehat itu sangat diperlukan apalagi bagi lansia.
Selain tekanan darah, menurut Atiqoh, keluhan warga lain yakni pegal-pegal dan kurang istirahat.
Dalam kesempatan itu, Atiqoh juga memberikan pemahaman pencegahan stunting dimulai dari tingkat keluarga.
"Kegiatan yang lain tadi juga ada edukasi, agar perempuan itu benar-benar berdaya salah satunya dari sisi kesehatan. Karena kalau kesehatannya mereka terjamin, kesehatannya mereka terjaga, mereka akan menjadi ibu-ibu yang produktif juga," ujar Atiqoh.
Atiqoh menjelaskan, pencegahan stunting itu dapat dilakukan mulai dari calon ibu terutama para ibu muda. Sebab dikatakan Atiqoh, apabila calon ibu itu tidak sehat, berimbas terhadap calon anak tersebut.
Menurut Atiqoh, pencegan stunting bisa diawali dengan mengecek berat badan lahir bayi. Berat badan bayi di bawah 2,3 kilogram harus mulai diwaspadai para orang tua.
Asupan makanan dan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dari enam bulan pertama bayi lahir juga perlu diperhatikan.
"Dan kolostrum itu benar-benar dikonsumsi oleh anak. Karena itu sumber gizi yang utama agar anak itu imunitasnya terbentuk," kata Atiqoh.
Selanjutnya untuk usia krusial pencegahan stunting menurut Atiqoh, mulai dari usia emas bayi atau 1.000 hari kehidupan pertama.
Atiqoh mengatakan, apabila terjadi stunting pada usia tersebut yang bisa dilakukan hanya mencegah kerusakan lebih lanjut. Sementara untuk usia anak sekolah itu sudah terlambat.
"Jadi itu paling untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Karena kalau stunting, ini stunting ya bukan kan ada kurang gizi, ada rawan gizi, ada stunting. Kalau sudah terjadi kasus stunting itu berarti tidak refersible. Jadi benar-benar harus menjaga di 1000 hari pertama," kata Atiqoh.
Selain itu, Atiqoh menambahkan, stunting bukan hanya karena asupan gizi kurang, melainkan juga termasuk sanitasi atau gaya hidup yang bersih. Terkait sanitasi yang buruk, kemudian infeksi berulang yang akan berpengaruh terhadap pencernaan.
"Misalnya kalau anak itu bulak balik kena diare. Meskipun asupan gizinya cukup, tetapi kan tidak terserap dengan baik oleh tubuh," tambah Atiqoh.
Tak hanya itu, menurut Atiqoh, untuk mencegah stunting juga dengan cara membawa bayi secara rutin ke posyandu atau ke poliklinik. Karena, hal ini juga untuk mengetahui tumbuh kembang anak tersebut.
Atiqoh mengatakan, kalau data mengenai bayi itu jelas, bisa langsung untuk bisa dilakukan untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
"Karena sebetulnya kalau masalah stunting itu ini kan kekurangan gizi kronis, jadi bukan sehari-dua hari, tetapi jangka waktunya cukup panjang. Sehingga kalau misalnya ada data, itu treatment akan lebih jelas. Oh ini harus waspada nih, ini hijau, ini kuning," papar Atiqoh.