Macet Jakarta Peringkat 29 Dunia, Pengaturan Jam Kerja jadi Solusi Tepat?
Merdeka.com - Kemacetan Jakarta berada di posisi 29 dari 389 kota di dunia berdasarkan data Tomtom Traffic Index. Padahal sebelumnya, Jakarta masih berada di posisi 46.
Pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Ellen Sophie Wulan Tangkudung menilai pengaturan jam pulang kerja lebih awal selama Bulan Ramadan memang cukup membantu mengurangi volume kendaraan di ruas jalanan Jakarta. Tetapi, solusi itu hanya bersifat sementara.
"Sejak pekan pertama Ramadan, bisa diamati kemacetan terjadi sebelum waktu berbuka puasa. Hal itu terjadi sebagian besar karena range waktu yang sempit antara jam pulang pulang kerja dan waktu berbuka puasa," kata Ellen saat dihubungi Antara pada Kamis, (6/4). Demikian dikutip dari Antara.
-
Bagaimana kemacetan di Jakarta berkurang? Sehingga, Latif mengatakan kemacetan yang kerap terjadi setiap jam pulang kerja akan berkurang mulai besok.
-
Bagaimana cara mengatasi kemacetan di Jakarta? Diperlukan langkah khusus untuk membatasi penggunaan kendaraan pribadi serta menarik minat masyarakat menggunakan transportasi umum yang memadai.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta berkurang? Karena, fenomena kemacetan saat jam pulang kerja terjadi karena aktivitas kegiatan menjelang buka puasa.
-
Apa yang dilakukan untuk kurangi macet di Jakarta? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji rencana perubahan jam kerja di DKI Jakarta yakni masuk pada jam 08.00 WIB dan 10.00 WIB dengan harapan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen.
-
Bagaimana Heru ingin mengatasi kemacetan di Jakarta? “Bagaimana solusinya, ada yang masuk jam 8, ada yang masuk jam 10, ini tergantung Bapak Ibu sekalian. Mari memberikan masukan, khususnya asosiasi atau pemilik gedung-gedung, pengelola, maupun Kementerian untuk bisa berdiskusi,“ kata Heru.
-
Bagaimana cara LRT Jakarta Fase 1B mengurangi kemacetan? 'Kami berharap pembangunan LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai menjadi solusi kemacetan dan meningkatkan penggunaan transportasi publik, sehingga mengurangi kemacetan di Kota Jakarta,' kata dia.
Ellen mengatakan, tingkat kemacetan di wilayah perkantoran memang bisa dikurangi jika perusahaan melakukan perubahan jam kerja pegawai. Misalnya dengan waktu pulang yang lebih cepat agar para pegawai bisa berbuka puasa di rumah.
"Beberapa kantor menyiasatinya dengan menggeser pola jam kerja,misalnya pulang jam tiga sore. Menurut saya solusi yang dibuat oleh kantor-kantor yang menggeser jam pulang kantornya lebih awal sudah efektif."
Kendati demikian, menggeser jam pulang kerja hanya menjadi solusi sementara saja. Karena kemacetan sebenarnya bisa dikurangi secara lebih masif apabila masyarakat beralih ke angkutan umum.
"Namun ada satu solusi klasik yang masih relevan, yakni menggunakan angkutan umum. Pada momen Bulan Ramadhan seperti ini, kereta dan TransJakarta bisa menjadi solusi kemacetan yang efektif," tutup Ellen.
Sebelumnya, Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya menyebutkan kemacetan selama Ramadan khususnya menjelang waktu berbuka puasa di DKI Jakarta masih relatif normal.
"Masih normal. Karena kan aktivitas saja. Bukan karena ada hambatan. Bukan karena, misalnya yang menghalangi tidak ada," Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman.
Latif menjelaskan pihaknya telah berusaha untuk mengantisipasi kemacetan yang terjadi di sejumlah wilayah Jakarta dengan melakukan pengaturan lalu lintas di titik-titik rawan pada jam macet menjelang buka puasa.
"Ya tentu (antisipasi), kita menggelar personel lebih awal. Sudah kita jalankan," katanya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai penerapan ganjil-genap 24 jam tidak efektif untuk menekan polusi udara di DKI.
Baca SelengkapnyaMacet di Jakarta semakin parah. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengungkap peringkat kemacetan di Jakarta mengalami kenaikan yakni menjadi urutan ke 29 di dunia dari sebelumnya berada di posisi 46.
Baca SelengkapnyaDirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, bila melihat dari indeks kemacetan, untuk kondisi ideal di Jabodetabek berada pada angka 35 persen.
Baca SelengkapnyaKondisi ini berakibat pada mengepulnya polusi di langit ibu kota.
Baca Selengkapnya"Kami dan Pemda belum menemukan formula yang tepat bagaimana mengatasi kemacetan," kata Karyoto
Baca SelengkapnyaSegala upaya dilakukan untuk menekan kemacetan Jakarta yang semakin hari kian parah.
Baca SelengkapnyaHeru Budi mengatakan, lalu lintas di Jakarta pada pagi hari seperti air bah. Kondisi ini perlu dievaluasi bersama.
Baca SelengkapnyaSeharusnya, Pemprov DKI mengatasi persoalan ini dari hulu atau penyebab polusi udara itu sendiri.
Baca SelengkapnyaKata Jokowi Jakarta telah memiliki sejumlah transportasi massal tapi masih aja macet
Baca Selengkapnya