Sejarah Patung Selamat Datang, Ikon Jakarta yang Kini Terhalang Revitalisasi Halte
Merdeka.com - Halte Transjakarta Tosari sedang direvitalisasi saat ini. Halte akan didesain lebih futuristik berbentuk kapal. Sayangnya, pembangunan halte harus berdampak pada bangunan sekitar. Tinggi bangunan dianggap menghalangi pandangan mata ke arah Patung Selamat Datang yang berlokasi di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Padahal, Patung Selamat Datang menjadi ikon Jakarta.
Sangat disayangkan, landmark Jakarta itu tidak lagi bisa terlihat dari berbagai sudut pandang mereka yang melintas di kawasan tersebut.
Lalu bagai sejarah berdirinya Patung Selamat Datang tersebut?
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Apa yang menarik dari wisata di Jakarta? Bagi introvert yang tinggal di Jakarta, ada banyak tempat wisata unik yang cocok jadi tempat healing untuk kalian.
-
Dimana kemacetan semakin parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
-
Kenapa kemacetan Jakarta makin parah? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Kenapa permukiman di Jakarta Timur ditinggalkan? Dari penelusuran yang dilakukan, permukiman ini ditinggalkan penduduknya karena terlalu sering terkena banjir besar.
-
Kenapa kemacetan di Jakarta semakin parah? Indeks kemacetan DKI Jakarta naik dari peringkat ke-46 menjadi posisi ke-29 kota termacet di dunia. Berdasarkan riset TomTom InterInternational.
Monumen Selamat Datang adalah warisan budaya nasional yang tervisualisasi oleh sepasang manusia sedang melambaikan tangan dan menggenggam bunga. Patung ini berdiri tegak di atas penyangga di tengah kolam Bundaran HI. Sekilas, patung ini tampak menyapa siapa saja yang sedang melewatinya dari arah tugu Monumen Nasional (Monas).
Patung kembar ini dibangun dengan latar belakang sejarah yang unik. Mulai dari karakteristik bangunan, perancang bangunan, hingga tim pembuatan patung yang dikerjakan oleh pematung asal kota Yogyakarta.
Dirangkum merdeka.com dari berbagai sumber, berikut sejarah Patung Selamat Datang di Jakarta.
Sejarah Patung Selamat Datang
Monumen Selamat Datang yang berada di tengah Bundaran HI menjadi salah satu ikon populer yang ada di Indonesia. Mulanya, pembangunan patung ini dilakukan menjelang perhelatan acara Asian Games IV pada tahun 1962. Saat itu, Indonesia terpilih sebagai tuan rumah untuk pesta olahraga terbesar di Asia.
Hal itu membuat Presiden Soekarno yang saat itu masih menjabat, ingin membuat monumen sebagai simbol penyambutan para tamu-tamu negara termasuk kontingen atlet dari berbagai negara yang datang untuk kompetisi Asian Games.
Maka, patung kembar ini dibangun sebagai simbol penyambutan.
Berada di Jantung Ibu Kota
Pembangunan Patung Selamat Datang yang terletak di tengah Bundaran HI berlokasikan di jantung Ibu Kota. Pasalnya, lokasi ini mempertemukan Jalan Jenderal Sudirman dengan Jalan MH Thamrin.
Selain itu, lokasi monumen yang berada di tengah Bundaran HI pun menjadi pusat perhatian di kawasan yang ramai dikunjungi masyarakat.
Tidak hanya itu, patung ini dibangun cukup tinggi dengan patung sepasang laki-laki dan perempuan menggenggam bunga dan melambaikan tangan mengarah ke utara, yaitu arah pelabuhan.
Awal Rancangan oleh Henk Ngantung
Presiden Soekarno merupakan sosok di balik rencana pembuatan patung selamat datang ini. Dari ide Presiden Soekarno, kemudian terjadilah rancangan awal monumen yang dikerjakan oleh Henk Ngantung. Di mana saat itu, Henk Ngantung merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Monumen ini dirancang dengan patung setinggi 5 meter, terdari kepala hingga kaki patung. Sedangkan tinggi patung secara keseluruhan, yaitu dari kaki hingga tangan yang melambai sekitar 7 meter.
Ukuran patung inipun dinilai proporsional dan terlihat cocok diletakkan di tengah Bundaran HI dan dilihat dari arah jauh.
Edhi Sunarso Sebagai Pimpinan Tim Pematung
Meskipun rancangan awal dibuat oleh Henk Ngantung, namun patung ini dibuat oleh tim pematung yang berasal dari Karangwuni, Kecamatan Wates, Kulon Progo, Yogyakarta. Mereka adalah tim pematung Keluarga Arca yang dipimpin oleh Edhi Sunarso.
Pembuatan patung ini memakan waktu kurang lebih 1 tahun. Saat proses pembuatan, Presiden Soekarno sempat mengunjungi sanggar Edhi Sunarso didampingi oleh Duta Besar Amerika Serikat, Howard P. Jones, beserta para menteri.
Setelah selesai dirampungkan, Monumen Selamat Datang ini akhirnya diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1962.
Edhi Suwarno Wafat Pada 2016
Patung Selamat Datang memang masih berdiri dan menjadi ikon Kota Jakarta, juga Indonesia. Namun pembuat patung ini telah meninggal dunia pada 4 Januari 2016. Edhi Suwarno, tidak lain adalah pimpinan tim pematung Keluarga Arca wafat pukul 22.53 WIB, setelah dirawat di ICU Jogja International Hospital.
Berdasarkan keterangan dari Sari Prasetya Angkasa, yakni putri bungsu Edhi, bahwa sebelumnya Edhi dirawat sejak 3 Desember karena keluhan sesak napas. Pria kelahiran Salatiga, Jawa Tengah, 2 Juli 1932 meninggal dunia pada umur 83 tahun. Edi meninggalkan 4 orang anak dan 11 cucu.
Sebelum wafat, Sari mengungkapkan bahwa Edhi berpesan untuk menjaga galeri yang baru saja diresmikan pada September 2016 lalu. Selain itu, Edhi juga berharap galeri seni yang dirintisnya bisa memberikan banyak manfaat untuk banyak orang, termasuk bermanfaat di dunia seni.
Reporter Magang: Syifa Annisa Yaniar
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunawan telah bekerja sebagai penjual di Blok M sejak tahun 2015, awalnya di lantai atas sebelum lantai itu ditutup.
Baca SelengkapnyaAda ratusan bendera parpol terpasang di pembatas plastik jalur sepeda (stick cone) di Jalan Rasuna Said.
Baca SelengkapnyaJakarta kian mempesona. Setiap tahunnya banyak proyek baru yang membuat Jakarta kian metropolitan meski nantinya tak lagi menjadi ibu kota.
Baca SelengkapnyaTugu yang dibangun sejak 1969 itu bakal 'pindahan'. Terimbas proyek PT MRT Jakarta (Perseroda) jalur MRT Fase 2A Bundaran HI-Kota.
Baca SelengkapnyaPatung ini juga menggambarkan semangat melalui sikap tangan yang menunjuk ke depan, mengarah ke utara, tepatnya ke Bandar Udara Internasional Kemayoran.
Baca SelengkapnyaBanyak tanaman layu, daun-daunnya rusak, dan bahkan ada yang patah.
Baca Selengkapnya