Sumber Terbesar Polusi Udara di Jakarta Berasal dari Transportasi & Industri
Merdeka.com - Penanggung Jawa Proyek Kualitas Udara dari WRI Indonesia, Muhammad Shidiq menyampaikan, penyumbang polusi udara terbesar di Jakarta adalah transportasi udara dan sektor industri. Polusi yang ditimbulkan pun merupakan partikulat yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron, atau disebut PM2,5.
"PM 2,5 itu sumber terbesarnya paling besar itu dari dua hal; pertama transportasi darat dan juga dari pembakaran industri," ucap Shidiq dalam webinar Implementasi kawasan rendah emisi, Rabu (13/10).
Hasil data yang dimiliki, polusi dari transportasi darat menyumbang sekitar 46 persen, kemudian sektor industri menyumbang polusi udara sekitar 43 persen.
-
Apa yang menyebabkan polusi udara Jakarta? Pasalnya, buruknya kualitas udara di Jakarta juga merupakan hasil tingginya emisi pembuangan dari industri, selain tingginya mobilitas kendaraan di Jakarta.
-
Dimana saja polusi udara terjadi? Fenomena polusi udara telah menjadi ancaman serius bagi kualitas udara di berbagai belahan dunia.
-
Apa polutan utama yang menyebabkan kualitas udara Jakarta tidak sehat? Ukuran polutan utamanya PM2.5 dengan konsentrasi 59.4µg/m³. Data ini tercatat per pukul 08.00 WIB.
-
Apa penyebab utama pencemaran udara di kota besar? Kendaraan bermotor, pabrik, dan pembakaran sampah menghasilkan emisi gas dan partikel yang mencemari udara, menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan pernapasan dan penyakit pernapasan.
-
Di mana polusi udara bisa ditemukan? Polusi udara dapat berasal dari berbagai sumber, seperti asap kendaraan, pabrik, rokok, pembakaran sampah, dan kebakaran hutan.
-
Apa yang menyebabkan Jakarta menjadi kota paling berpolusi? Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 184 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2,5 dan nilai konsentrasi 103 mikrogram per meter kubik.
Shidiq mengatakan PM 2,5 sangat berisiko tinggi bagi kesehatan manusia jika terus menerus terjadi. Untuk itu, Pemprov DKI diharapkan dapat melakukan pengendalian kualitas udara dan memenuhi standar WHO dengan cara mereduksi 30 persen emisi gas rumah kaca.
Pengurangan emisi gas rumah kaca disebut Shidiq juga dapat menjadi mitigasi dampak perubahan iklim. Ia memahami, untuk mencapai kualitas udara sehat di Jakarta sangat sulit. Alasannya, Jakarta merupakan kota pusat aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Mobilitas masyarakat di Jakarta yang tinggi juga akan menimbulkan penggunaan energi dalam transportasi.
"Peningkatan moda transportasi kegiatan industri dan urbanisasi hal ini juga menimbulkan peningkatan emisi," imbuhnya.
Tantangan betikutnya adalah pembangunan ekonomi tanpa memperhatikan aspek berkelanjutan, dan kurangnya partisipasi dan pemahaman masyarakat tentang pencemaran udara dan dampaknya ke kesehatan.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tingginya polusi di Indonesia, khususnya di Jakarta, masih jadi perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaTransportasi menjadi sumber pencemar udara terbesar di Jakarta, khususnya sepeda motor
Baca SelengkapnyaPenggunaan kendaraan bermotor terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaSektor transportasi masih tercatat menempati urutan tertinggi penyumbang polutan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pemerintah akan mencari solusi dari permasalahan kualitas udara di Jakarta.
Baca SelengkapnyaKegiatan industri serta penggunaan kendaraan bermotor menjadi faktor pemicu utama buruknya kualitas udara Jakarta.
Baca SelengkapnyaPolusi udara di Jakarta salah satunya disebabkan emisi karbon kendaraan.
Baca SelengkapnyaMenteri LHK, Siti Nurbaya Bakar mengungkapkan, ada 24,5 juta kendaraan per 2022 di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaKegiatan industri serta penggunaan kendaraan bermotor juga menjadi faktor pemicu utama buruknya kualitas udara Jakarta.
Baca SelengkapnyaTingkat polusi udara di Jakarta kembali berstatus tidak sehat pagi ini.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta perkantoran menerapkan hybrid working, work from office (WFO) dan work from home (WFH).
Baca SelengkapnyaStudi juga menganalisis dampak dari berbagai skenario langkah pengendalian emisi di Provinsi Jakarta yang mencakup lima wilayah administrasi.
Baca Selengkapnya