Wagub DKI: Warga Asing Perlu Diberi Vaksin
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan Pemprov DKI turut memberi perhatian terhadap warga negara asing untuk melakukan vaksinasi. Hanya saja, keputusan gratis tidaknya masih menunggu kebijakan pemerintah pusat.
"Semua warga Jakarta, bahkan warga asing kan harus kita perhatikan. Harus ada sisi kemanusiaan, masa karena warga asing kita enggak beri vaksin," kata Riza di Balai Kota, Kamis (16/9) malam.
Namun, selagi belum ada kebijakan dari pemerintah pusat, Pemprov DKI mengoptimalkan capaian target vaksinasi terhadap warganya.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Apa yang dilakukan Pemprov DKI untuk menambah RTH? Pemprov DKI kini tengah mencanangkan program “Penataan Kawasan Unggulan“ untuk menambah opsi peningkatan jumlah dan luas RTH di Jakarta.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
Berdasarkan data dari corona.jakarta.go.id yang diakses pada Jumat (17/9) pukul 07.45 WIB, masih ada 3.087.955 warga ber-KTP DKI Jakarta belum mendapatkan vaksin dosis pertama. Sementara target DKI sebanyak 8.941.211 warga.
Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, memilih merek vaksin menjadi pemicu warga menunda melaksanakan vaksinasi.
"Ada juga yang mau menunggu vaksin tertentu, belum vaksin karena dia menunggu vaksin yang dia rasa nyaman," ucap Anies saat menghadiri vaksinasi masal oleh NasDem, Kamis (9/9).
Alasan lain warga ber-KTP Jakarta tercatat masih belum vaksin karena perpindahan domisili.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu berujar, terdapat warga ber-KTP Jakarta menetap di daerah tertentu namun tidak mencabut kependudukan Jakartanya. Sehingga secara sistem, imbuh Anies, warga tersebut masih dianggap belum menerima vaksin.
Untuk itu, ia meminta seluruh RT/RW bergerak aktif memeriksa status vaksinasi warganya dan mendorong agar mendatangi sentra vaksin bagi yang terdeteksi belum mendapatkan vaksin.
"Jadi sekarang itu sedang ada screening Kelurahan RT RW untuk mengecek siapa warga setempat yang belum mendapat vaksin," tandasnya.
Untuk itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menetapkan kebijakan baru terkait vaksinasi Covid-19 yang secara efektif diberlakukan mulai hari ini. Dari kebijakan tersebut berisi seluruh fasilitas kesehatan menyediakan berbagai macam merek vaksin termasuk Moderna dan Pfizer.
"Mulai hari ini, layanan vaksinasi jenis Moderna dan Pfizer tersedia di seluruh faskes dan sentra vaksin di Jakarta," ucap Kepala Dinas Kesehatan Widyastuti, Kamis (16/9).
Widya menerangkan, untuk vaksin merek Moderna, dapat disuntikkan bagi seluruh warga negara Indonesia tanpa dikhususkan KTP Jakarta. Sedangkan, untuk jenis Pfizer, hanya disediakan di rumah sakit milik Kementerian Kesehatan dan fasilitas kesehatan di bawah naungan Kementerian Kesehatan, serta faskes TNI/Polri yang bisa menyuntikkan untuk warga negara Indonesia.
"Faskes di luar itu, hanya bisa menyuntikkan Pfizer bagi WNI ber-KTP DKI Jakarta dan domisili di Jakarta," terangnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan Pemprov DKI turut memberi perhatian terhadap warga negara asing untuk melakukan vaksinasi. Hanya saja, keputusan gratis tidaknya masih menunggu kebijakan pemerintah pusat.
"Semua warga Jakarta, bahkan warga asing kan harus kita perhatikan. Harus ada sisi kemanusiaan, masa karena warga asing kita enggak beri vaksin," kata Riza di Balai Kota, Kamis (16/9) malam.
Namun, selagi belum ada kebijakan dari pemerintah pusat, Pemprov DKI mengoptimalkan capaian target vaksinasi terhadap warganya.
Berdasarkan data dari corona.jakarta.go.id yang diakses pada Jumat (17/9) pukul 07.45 WIB, masih ada 3.087.955 warga ber-KTP DKI Jakarta belum mendapatkan vaksin dosis pertama. Sementara target DKI sebanyak 8.941.211 warga.
Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, memilih merek vaksin menjadi pemicu warga menunda melaksanakan vaksinasi.
"Ada juga yang mau menunggu vaksin tertentu, belum vaksin karena dia menunggu vaksin yang dia rasa nyaman," ucap Anies saat menghadiri vaksinasi masal oleh NasDem, Kamis (9/9).
Alasan lain warga ber-KTP Jakarta tercatat masih belum vaksin karena perpindahan domisili.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu berujar, terdapat warga ber-KTP Jakarta menetap di daerah tertentu namun tidak mencabut kependudukan Jakartanya. Sehingga secara sistem, imbuh Anies, warga tersebut masih dianggap belum menerima vaksin.
Untuk itu, ia meminta seluruh RT/RW bergerak aktif memeriksa status vaksinasi warganya dan mendorong agar mendatangi sentra vaksin bagi yang terdeteksi belum mendapatkan vaksin.
"Jadi sekarang itu sedang ada screening Kelurahan RT RW untuk mengecek siapa warga setempat yang belum mendapat vaksin," tandasnya.
Untuk itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menetapkan kebijakan baru terkait vaksinasi Covid-19 yang secara efektif diberlakukan mulai hari ini. Dari kebijakan tersebut berisi seluruh fasilitas kesehatan menyediakan berbagai macam merek vaksin termasuk Moderna dan Pfizer.
"Mulai hari ini, layanan vaksinasi jenis Moderna dan Pfizer tersedia di seluruh faskes dan sentra vaksin di Jakarta," ucap Kepala Dinas Kesehatan Widyastuti, Kamis (16/9).
Widya menerangkan, untuk vaksin merek Moderna, dapat disuntikkan bagi seluruh warga negara Indonesia tanpa dikhususkan KTP Jakarta. Sedangkan, untuk jenis Pfizer, hanya disediakan di rumah sakit milik Kementerian Kesehatan dan fasilitas kesehatan di bawah naungan Kementerian Kesehatan, serta faskes TNI/Polri yang bisa menyuntikkan untuk warga negara Indonesia.
"Faskes di luar itu, hanya bisa menyuntikkan Pfizer bagi WNI ber-KTP DKI Jakarta dan domisili di Jakarta," terangnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI terus berupaya mempertahankan Jakarta bebas rabies dan mencegah gigitan hewan penular virus rabies (GHPR).
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini merupakan upaya jemput bola agar jangkauan vaksinasi rabies semakin luas.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta jajaran anggota kabinet memastikan harga alkes dan obat-obatan.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca Selengkapnya