4 Fakta Teror Macan di Gunungkidul, Bikin Resah Warga
Merdeka.com - Pada Minggu (11/12), warga Padukuhan Budegan 2, Kalurahan Piaman, Wonosari digegerkan dengan kemunculan macan di ladang penduduk.
Saat itu salah seorang warga bernama Jupriyanto, hendak merumput di ladang yang berjarak hanya 200 meter dari rumahnya. Saat ia memotong rumput di lokasi, ada satu pohon bergoyang-goyang.
“Sekitar pukul 14.00 WIB, saya lihat pohon akasia yang masih kecil bergoyang-goyang. Saya kira hanya tertiup angin,” kata pria yang biasa dipanggil Jupri itu.
-
Kenapa macan tutul di Condet menyerang warga? Sejak itu diketahui jika macan tutul tersebut mengalami kelaparan, sehingga memangsa ternak dan menyerang warga tersebut.
-
Dimana macan tutul di Condet menyerang warga? Kejadian disebutkan berlangsung pada hari Senin, di sekitar wilayah Pasar Rebo yang tak jauh dari kantor Polsek.
-
Siapa yang menganggap hiu macan sebagai pemangsa terganas? Mengutip dari nationalgeographic, hiu macan merupakan salah satu hiu pemangsa terganas dengan panjang bisa mencapai 4,5 meter dan bobot bisa mencapai 635 kilogram, bahkan hiu ini dapat memangsa seekor sapi laut.
-
Kenapa orang utan raksasa ini muncul di permukiman warga? Kehadiran orang utan di permukiman warga pun sontak memantik beragam spekulasi di tengah masyarakat. Dalam kolom komentar unggahan, tak sedikit yang beranggapan bahwa orang utan tersebut telah kehilangan rumah akibat penebangan hutan secara besar-besaran. Apalagi orang utan merupakan hewan yang banyak menghuni kawasan hutan di kawasan Kalimantan.
-
Kapan macan tutul di Condet menyerang warga? Pagi hari sebelum pukul 09.00 WIB, keheningan warga Condet di bilangan Jakarta Timur tiba-tiba pecah usai seorang warga diserang seekor macan tutul.
-
Dimana kerang macan biasanya ditemukan? Kerang tersebut dapat ditemukan di perairan Indonesia, terutama di wilayah perairan Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.
Usai melihat pohon tersebut bergoyang, Jupri kemudian meneruskan memotong rumput di lokasi. Namun tak lama kemudian ia melihat sesosok hewan mengintip dari balik rerumputan.Jupri baru yakin kalau hewan itu macan saat ia melihat untuk kedua kalinya. Ia kaget dan tak bisa berkata apa-apa. Dengan berhati-hati ia berjalan mundur dan menjauhi ladang tersebut.Berikut selengkapnya:
Keyakinan Warga
©2022 liputan6.com
Kejadian yang menimpa Jupri sebenarnya pernah juga dialami Supinem pada November lalu. Supini masih tinggal satu Padukuhan dengan Jupri. Saat itu ia hendak pergi ke ladang untuk mencari rumput. Sekitar pukul 9 pagi, ia bertemu dengan hewan yang diduga seekor macan sedang berbaring.
“Waktu itu saya melihat macan tersebut sedang berbaring namun kepalanya melongok ke atas dan melihat saya. Jarak antara saya dan macan itu sekitar 15 meter,” kata Supinem dikutip dari Liputan6.com pada Senin (12/12).
Ciri-Ciri Macan
©2022 liputan6.com
Supini mengatakan bahwa macan itu memiliki ciri-ciri yang sama dengan apa yang dilihat Jupri. Warnanya loreng dan kakinya lebar. Dari ciri tersebut ia yakin kalau hewan yang ia lihat itu adalah macan.
“Sudah pasti macan. Kalau hewan lain nggak seperti yang saya lihat. Dari warna sampai mukanya jelas kalau itu macan,” ujar Suminem.
Bikin Resah Warga
©2022 liputan6.com
Salah seorang warga, Isiwi Puji Astuti, mengaku kalau dirinya merasa resah dengan kemunculan hewan buas di ladang. Apalagi sebagian besar warga Budegan 2 menghabiskan waktu di ladang.
Dengan adanya peristiwa tersebut, ia dan warga lain akan lebih waspada di sekitar lokasi yang menjadi jalur hewan tersebut. Selain itu, warga juga akan bekerja sama dengan BPBD UPT Damkar untuk memasang perangkap.
“Warga sekarang ini takut dan resah. Jadi kami akan berjaga mencari dengan membuat kelompok patrol di sekitar wilayah. Selain itu, kami juga akan memasang perangkap ayam sebagai pemancing,” kata Isiwi dikutip dari Liputan6.com.
Spesies Kucing Hutan
©2021 Merdeka.com
Sementara itu KSDA DIY Tugimayanto mengatakan, hewan yang ditemukan di ladang penduduk itu adalah sejenis kucing hutan. Hal itu dibuktikan dengan jejak kaki di beberapa tempat. Bahkan jika dilihat dari ukurannya ia memastikan kalau hewan tersebut bukanlah harimau seperti yang dikabarkan warga sebelumnya. “Untuk jejak kakinya sendiri kurang 8 centi, sehingga ukuran tersebut mengarah pada hewan macan tutul atau macan kumbang. Tapi belum bisa pasti sebab hanya berbekal dari keterangan warga dan jejak kaki yang ditemukan,” kata Tugimayanto dikutip dari Liputan6.com pada Rabu (14/12). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian harimau masuk permukiman di Desa Sodong, Kabupaten Batang membuat resah warga.
Baca SelengkapnyaAsisten wedana dengan kepolisan dari polsek setempat langsung melakukan perburuan ke lapangan dan mencari ke tempat persembunyian macan itu.
Baca SelengkapnyaWarga sekitar mengaku masih menjumpai keberadaan satwa macan di hutan Blora. Apakah itu benar?
Baca SelengkapnyaSebagian besar spesies sanca adalah predator penyergap, yang mana biasanya tidak bergerak dalam posisi menyamarkan diri (kamuflase), dan menyerang mangsa.
Baca SelengkapnyaAwalnya petugas mengamati posisi ular yang berada di dalam kandang ayam tersebut, sebelum ditangkap.
Baca SelengkapnyaPenemuan piton sepanjang 7 meter tersebut baru pertama kali terjadi di kampung mereka.
Baca SelengkapnyaSebelum gajah menyerang, seorang warga melakukan pengusiran terhadap gajah tersebut.
Baca SelengkapnyaKemunculan gajah di Muratara pertama kali dilaporkan warga Kelurahan Karya Makmur.
Baca SelengkapnyaMasuknya dua ekor gajah jantan itu telah dipantau petugas BKSDA. Saat ini kawanan gajah liar masuk permukiman di SP 6.
Baca SelengkapnyaKawanan monyet ini diduga kekurangan makan karena hutan di lereng Gunung Lawu kondisinya memprihatinkan
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca Selengkapnya