5 Fakta Sesar Opak, Patahan Aktif yang Kerap Jadi Penyebab Gempa di Jogja
Merdeka.com - Sesar Opak merupakan patahan aktif yang membentang di tengah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sesar ini bergerak aktif sehingga kerap kali menjadi penyebab terjadinya gempa yang mengguncang Jogja.
Pada tahun 2006 lalu, gempa besar yang menelan 6000-an jiwa di Yogyakarta dan sekitarnya diduga disebabkan pergerakan pada Sesar Opak. Berikut adalah 5 fakta tentang Sesar Opak yang kerap kali jadi penyebab gempa di Jogja.
Beberapa Kali Memicu Gempa
-
Kapan gempa Jogja yang dipicu Sesar Opak terjadi? Peristiwa gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006 menyisakan pengalaman traumatik bagi sebagian warga Yogyakarta, khususnya mereka yang tinggal di Kabupaten Bantul.
-
Dimana gempa Jogja terjadi? Di sepanjang jalan, banyak bangunan luluh lantak. Bahkan bangunan bertingkat pun banyak yang hancur.
-
Kapan gempa di Sesar Opak terjadi? Berdasarkan catatan BMKG Yogyakarta, pada tahun 2018 terjadi 136 gempa, pada tahun 2019 terjadi 144 gempa, tahun 2020 terjadi 160 kali gempa, tahun 2021 terjadi 282 kali gempa, dan tahun 2022 terjadi 902 kali gempa.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Kapan gempa Jogja terjadi? Delapan belas tahun yang lalu, Jogja luluh lantak akibat gempa berkekuatan 5,9 skala richter yang berlangsung selama 57 detik.
merdeka/istimewa
Sesar Opak beberapa kali menyebabkan gempa bumi di Jogja. Pada Oktober 2019 lalu terdapat 3 kali gempa kecil yang terjadi dalam 4 hari.
Gempa pertama terjadi pada 4 Oktober pukul 18.16 dengan kekuatan 2,0 skala richter. Gempa kedua terjadi pada 6 Oktober pukul 02.09 berkekuatan 2,4 skala richter. Gempa terakhir terjadi pada 7 Oktober pukul 22.36 berkekuatan 2,1 skala richter.
Jejak di Kembangsongo
2020 antaranews.com
Jalur patahan sesar Opak sulit diketahui karena tertimbun tanah. Prasetyadi, dosen Geologi Universitas Pembangunan Nasional (UPN), mengatakan Ia bersama tim penelitiannya menemukan manifestasi sesar opak di Kembangsongo.
"Di Kembangsongo kami menemukan jalur-jalur itu. Orang geologi menemukan batuan yang masih segar. Jadi batuan bnar-benar padat jejak-jejaknya sama dengan arah sesar opak. Tapi agak nyerong sedikit 20 derajat ke utara. Kami menduga jangan-jangan ini jalur sesar Opak," kata Prasetyadi dilansir dari Liputan6.com (29/6/2016).
Melintas di Bawah Candi Prambanan
merdeka/istimewa
Patahan sesar opak diduga melintas di bawah Candi Prambanan. Prasetyadi menjelaskan, setelah ekspresi dan jalur sesar Opak ditemukan, Ia langsung memberi tahu pihak Candi Prambanan bahwa sesar opak melintas di bawah candi tersebut.
Berdasarkan keterangannya, panjang sesar Opak dari Prambanan ke selatan kurang lebih 30-40 kilometer sampai berhenti di Palung Jawa. "Jadi Candi Prambanan berada di atasnya karena dulu ditengarai Sungai Opak itu seperti dibengkokkan," jelas Prasetyadi dikutip dari Liputan6.com.
Bergerak Tegak Lurus
merdeka/istimewa
Menurut Prasetyadi, yang membedakan gempa di Jogja dan gempa di Sumatra adalah intensitasnya. Hal ini disebabkan pergerakan Lempeng Indo-Australia yang bergerak hanya 7 sentimeter per tahun.
"Di Sumatra, intensitas gempa terekam lebih sering, sementara di Jogja intensitas gempanya cenderung rendah," ujar Prasetyadi.
Menurut Prasetyadi, karakteristik pergerakan patahan di Sumatra adalah bergeser. Pergeseran itu menyebabkan sobekan yang senantiasa terganggu. Sementara kalau di Jogja pergerakan patahannya cenderung tegak lurus. Hal itu menyebabkan daerah tempat patahan itu akan naik.
Roo Rise
REUTERS
Roo Rise merupakan tonjolan-tonjolan yang berada di dasar Samudera Hindia. Tonjolan itu dapat dilihat dengan adanya Christmast Island dan pulau-pulau lainnya. Keberadaan tonjolan ini dapat mempengaruhi getaran jika terjadi gempa.
"Semakin dia halus (tidak ada tonjolan) maka tidak ada gaya gesek yang besar. Karena tidak ada gaya gesek yang besar ya tidak ada gempa," ujar Prasetyadi. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di daerah Bantul, ada singkapan pada sebuah bukit yang menjadi bukti keberadaan jalur Sesar Opak
Baca SelengkapnyaSesar Opak membujur dari selatan ke utara melewati sejumlah daerah di DIY. Kawasan yang berada di dekat sesar ini masuk zona merah gempa bumi
Baca SelengkapnyaSatu dari 13 sesar aktif itu di antaranya terjadi di perbatasan wilayah Kabupaten Batang dengan Kota Pekalongan.
Baca SelengkapnyaDalam setahun Daerah Istimewa Yogyakarta diguncang 2.202 gempa
Baca SelengkapnyaPatahan ini membentang dari Pulau Sumatera bagian utara hingga selatan mulai dari Aceh hingga Teluk Semangka di Lampung serta membentuk Pegunungan Barisan.
Baca SelengkapnyaPemicu gempa itu diketahui setelah BMKG kembali melakukan analisis ulang dengan menggunakan data gempa susulan yang lebih banyak.
Baca SelengkapnyaBadan Geologi mengimbau untuk meningkatkan upaya mitigasi dan penataan ruang di kawasan rawan bencana gempa bumi.
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya gempa besar dan tsunami ini sejatinya hampir merata di sepanjang pesisir selatan pulau Sumatera, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara.
Baca SelengkapnyaWarga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berhamburan ke luar rumah karena merasakan gempa berkekuatan 5,8 magnitudo.
Baca SelengkapnyaHasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,9.
Baca SelengkapnyaGempa tersebut bahkan dirasakan masyarakat di Malang, Semarang hingga Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaBPBD Provinsi Jakarta mengungkapkan tiga sumber ancaman gempa di Jakarta
Baca Selengkapnya