Berawal dari Kraton Solo, Begini Sejarah Tradisi Sungkeman dalam Budaya Jawa
Merdeka.com - Setiap Hari Raya Idulfitri tiba, anggota keluarga berkumpul dan mengadakan tradisi sungkeman. Dalam tradisi itu, anggota keluarga yang lebih muda mencium tangan para sesepuh keluarga dan meminta doa. Dalam budaya Jawa, tradisi ini selalu diadakan saat lebaran terutama saat kumpul keluarga besar.
Tradisi ini merupakan tanda bukti yang diberikan seorang anak kepada orang tua sebagai rasa terima kasih atas bimbingan dan pelajaran yang diajarkan sejak kecil hingga dewasa. Tak hanya itu, sungkeman juga dimaknai sebagai wujud penyesalan atau permintaan maaf dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan kepada orang tua.
Lalu bagaimana sejarah dari tradisi sungkeman yang lahir dari perpaduan antara budaya Islam dan Jawa ini?
-
Kenapa tradisi sungkem dilakukan saat Lebaran? Tradisi ini dilakukan dengan cara bersimpuh di hadapan orang yang lebih tua sambil mencium tangannya. Biasanya hal ini dilakukan oleh anak kepada orang tuanya sendiri saat Lebaran tiba.
-
Apa saja kata-kata sungkeman lebaran Bahasa Jawa? Berikut kata-kata sungkeman Lebaran bahasa Jawa yang penuh makna mendalam: Kata-kata Sungkeman Lebaran Bahasa Jawa dan Artinya 'Ngaturaken sembah pangabekti kawula lan nyuwun pangapunten sedaya kalepatan kula sekeluwarga. Mugi linebura ing dinten riyaya punika. Sak lajengipun, kula nywun donga lan pangestu supados menapa ingkang dados gegayuhan kula saged kasembadan.'Artinya:Saya menyampaikan sungkem saya dan memohon permohonan maaf atas semua kesalahan saya sekeluarga. Semoga kesalahan terhapuskan dalam momen hari raya ini. Selanjutnya, saya juga meminta doa dan restu, supaya apa yang jadi harapan dan cita-cita saya bisa terwujud.
-
Apa tradisi sungkem itu? Tradisi ini dilakukan dengan cara bersimpuh di hadapan orang yang lebih tua sambil mencium tangannya. Biasanya hal ini dilakukan oleh anak kepada orang tuanya sendiri saat Lebaran tiba.
-
Apa itu Family Gathering? Family gathering adalah rangkaian kegiatan yang biasanya dibuat oleh perusahaan untuk para karyawan. Tujuan utama dari kegiatan ini ialah membuat semua karyawan berkumpul di luar kantor.
-
Kapan biasanya mengucapkan kata-kata sungkeman lebaran? Kata-kata sungkeman Lebaran bahasa Jawa bisa diucapkan saat halal-bihalal kepada keluarga dan orang-orang terdekat.
-
Di mana tradisi sungkem dilakukan? Diperkirakan Berasal dari Solo Praktik tradisi sungkeman di Solo Dianggap Sebagai Praktik Terselubung Melawan Penjajah
Berawal dari Kraton Solo
©2020 Merdeka.com
Dilansir dari Kronika.id, tradisi sungkeman atau saling memaafkan berasal dari Solo. Menurut penjelasan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger, Pengageng Kasentan Keraton Surakarta, tradisi itu awalnya diterapkan oleh Kadipaten Pura Mangkunegaran. Saat itu, Kanjeng Gusti Pangeran Agung (KGPA) Mangkunegara I berkumpul bersama seluruh punggawanya setelah Salat Ied dan saling memaafkan.
Namun, seiring pergolakan yang terjadi di Nusantara, pihak Keraton jadi tak leluasa menggelar tradisi sungkeman. Penyebabnya tak lain adalah kecurigaan Belanda yang menganggap acara itu sebagai penggalangan massa untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah.
Sungkeman di Era Kemerdekaan
©2020 Merdeka.com/Arie Sunaryo
Pada perayaan Idulfitri tahun 1930, Belanda nyaris menangkap Ir. Soekarno dan dr. Radjiman Widyodiningrat saat prosesi sungkeman di Gedung Habipraya, Singosaren, Keraton Surakarta. Mereka curiga acara itu merupakan pertemuan terselubung untuk melawan penjajah.
Untungnya Pakubuwono yang saat itu berada di lokasi langsung menjawab kalau pertemuan itu bukan aksi penggalangan massa, melainkan tradisi sungkeman dan halal bi halal guna menyambut Idulfitri. Karena peristiwa itulah, tradisi sungkeman menjadi semacam “open house” hingga sekarang.
Bentuk Akulturasi Budaya
©Rumgapres/Abror Rizki
Dr. Umar Khayam, seorang budayawan senior Universitas Gadjah Mada mengatakan tidak ada sejarah yang pasti mengenai kapan tradisi sungkeman ini bermula. Menurutnya, yang diketahui secara pasti adalah tradisi ini merupakan bentuk akulturasi budaya antara Jawa dengan Islam yang pada zaman dulu telah banyak dilakukan para pemuka agama.
Pada waktu itu para ulama menjalankan tradisi ini agar tujuan dari puasa Ramadan tercapai, yaitu dosa-dosa yang melekat pada diri manusia berguguran. Oleh karena itulah dalam tradisi ini orang-orang saling meminta maaf dan memaafkan.
Tradisi sungkeman kemudian meluas di kalangan masyarakat Indonesia. Mulai sejak itulah sungkeman menjadi sebuah kebudayaan baru di kalangan masyarakat Nusantara sebagaimana meluasnya ajaran Islam pada saat itu.
Tata Cara Sungkeman
©2013 Merdeka.com
Biasanya, sungkeman dilakukan dengan cara membungkukkan badan atau berjongkok sambil mencium kedua tangan orang yang lebih tua. Setelah itu barulah seseorang yang membungkukkan badan itu mengucapkan permohonan maaf hingga doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT oleh orang yang lebih tua itu.
Selain memohon maaf, tata cara ini menyimbolkan bentuk penghormatan pada manusia lainnya, khususnya orang tua, yang telah memberikan sekaligus mengajarkan berbagai hikmah dalam kehidupan. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kumpulan kata-kata yang bisa diucapkan saat sungkeman dalam bahasa Jawa.
Baca SelengkapnyaJadi kebiasaan sehari-hari, sejak kapan orang Indonesia mulai sering cium tangan?
Baca SelengkapnyaKata-kata sungkeman Lebaran bahasa Jawa bisa diucapkan saat halal-bihalal kepada keluarga dan orang-orang terdekat.
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, ia baru melaksanakan ruwatan dua anak laki-lakinya.
Baca SelengkapnyaTradisi syawalan di Pulau Jawa telah berlangsung lintas generasi.
Baca SelengkapnyaTradisi Nyepuh jadi cara warga di Ciamis untuk menyambut bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar setiap perayaan Hari Raya Karo yang jatuh pada tanggal 15 bulan Karo dalam kalender Saka.
Baca SelengkapnyaSuasana guyub rukun terasa saat masyarakat Bonokeling merayakan perlon besar.
Baca SelengkapnyaKenalan lebih dekat dengan tradisi Papajar untuk menyambut bulan suci Ramadan ala masyarakat Sunda.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaDi balik pelaksanaannya, tradisi Nyadran memiliki nilai-nilai sosial budaya yang terkandung di dalamnya.
Baca Selengkapnya